3.3 Pembuatan Pereaksi 3.3.1 Besi III klorida 1bv
Sebanyak 1 g besi III klorida dilarutkan dalam air suling sampai 100 ml Depkes, 1995.
3.3.2 Larutan asam klorida 2N
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dengan air suling sampai 100 ml Depkes, 1995.
3.3.3 Timbal II asetat 0,4 M
Timbal II asetat sebanyak 15,7 g dilarutkan dalam air suling bebas CO
2
hingga 100 ml Depkes, 1995.
3.3.4 Pereaksi Mayer
Sebanyak 1,4 g raksa II klorida, kemudian dilarutkan dalam air suling hingga 60 ml. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu
dilarutkan dalam air suling. Kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 ml Depkes, 1995.
3.3.5 Pereaksi Mollish
Sebanyak 3 g α-naftol dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga
100 ml Depkes, 1995.
3.3.6 Pereaksi Dragendorff
Sebanyak 0,8 g bismuth nitrat dilarutkan dalam asam nitrat pekat 20 ml kemudian dicampurkan dengan larutan kalium iodida sebanyak 27,2 g dalam
50 ml air suling. Campuran didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan jernih diambil dan diencerkan dengan air suling secukupnya hingga 100 ml
Depkes, 1995.
Universitas Sumatera Utara
3.3.7 Larutan kloralhidrat
Sebanyak 50 g kristal kloralhidrat ditimbang lalu dilarutkan dalam 20 ml air suling Depkes, 1995.
3.3.8 Larutan pereaksi asam sulfat 2 N
Sebanyak 5,5 ml asam sulfat pekat diencerkan dengan air suling hingga diperoleh 100 ml.
3.3.9 Pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida dilarutkan dalam air suling secukupnya kemudian ditambahkan 2 g iodida sedikit demi sedikit lalu dicukupkan dengan
air suling Depkes, 1995. 3.3.10 Pereaksi Liebermann-Burchard
Campur secara perlahan 5 ml asam asetat anhidrat dengan 5 ml asam sulfat pekat tambahkan etanol hingga 50 ml Merck, 1978.
3.3.11 Larutan pereaksi DPPH 0,5mM konsentrasi 200 ppm
Sebanyak 19,7 mg DPPH ditimbang, kemudian dilarutkan dalam metanol hingga volume 100 ml.
3.4 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia 3.4.1 Pemeriksaan makroskopik