3.7.7 Pembuatan larutan uji vitamin C
Larutan induk dipipet sebanyak 0,05 ml; 0,1 ml; 0,2 ml; 0,4 ml ke dalam labu ukur 25 ml untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 1 ppm, 2
ppm, 4 ppm, 8 ppm, kedalam masing-masing labu ukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 40 ppm lalu volumenya dicukupkan
dengan metanol sampai garis tanda. Diamkan selama 60 menit, lalu diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-visibel.
3.7.8 Penentuan persen peredaman
Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH peredaman warna ungu DPPH akibat adanya penambahan larutan uji.
Nilai serapan larutan DPPH sebelum dan sesudah penambahan larutan uji tersebut dihitung sebagai persen peredaman.
Peredaman=
A kontrol − A sampel
A kontrol
x 100
Keterangan : A
kontrol
= Absorbansi tidak mengandung sampel A
sampel
= Absorbansi sampel
3.7.9 Penentuan nilai IC
50
Nilai IC
50
merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji
µgml yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50 mampu meredam proses oksidasi sebesar 50. Nilai 0 berarti tidak mempunyai
aktivitas antioksidan, sedangkan nilai 100 berarti peredaman total dan pengujian perlu dilanjutkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat batas
konsentrasi aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dengan konsentrasi ekstrak
µgml sebagai absis sumbu X dan
Universitas Sumatera Utara
nilai peredaman antioksidan sebagai ordinatnya sumbu Y. Hasil perhitungan aktivitas antioksidan ESA dapat dilihat pada Lampiran 10,
halaman 62-77. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat
kuat jika nilai IC
50
kurang dari 50 µgml, kuat untuk IC
50
bernilai 50-100 µgml,
sedang jika IC
50
bernilai 100-150 µgml dan lemah jika IC
50
bernilai 151-200 µgml Mardawati dkk., 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor menunjukkan bahwa
sampel herba selada air termasuk suku Brassiccaceae, jenis Nasturtium officinale
W.T. Aiton.
4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia 4.2.1 Pemeriksaan makroskopik
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia selada air adalah berdaun majemuk gasal dengan warna hijau tua, anak daun berjumlah rata-rata 5 lembar,
anak daun di ujung umumnya berbentuk jorong melebar sampai bundar dan pangkal berbentuk bundar. Panjang helaian daun di ujung 2,5 cm dan lebar 1,5
cm. Batang daun dan tangkai daun berwarna hijau muda dengan panjang batang 48 cm.
4.2.2 Pemeriksaan mikroskopik
Hasil pemeriksaan mikroskopik simplisia selada air menunjukkan adanya stomata tipe anisositik, jaringan mesofil berupa bunga karang dan
berkas pembuluh dengan penebalan spiral.
4.2.3 Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia
Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia selada air terlihat pada Tabel 4.1 di bawah ini
Universitas Sumatera Utara