26 salah satu faktor yang mempengaruhi Disiplin Kerja karena merupakan keadaan
fisik dan nonfisik yang bersentuhan langsung atau tidak langsung dengan pegawai Dinas Pariwisata DIY. Selanjutnya kenyaman dan kondusif suasana
Lingkungan Kerja menentukan betah atau tidak Pegawai untuk Disiplin selama menjalankan pekerjaan.
2. Lingkungan Kerja a.
Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja menurut Wursanto 2009 dibedakan menjadi dua macam, yaitu kondisi Lingkungan Kerja yang menyangkut segi fisik, dan
kondisi Linkungan Kerja yang me nyangkut segi psikis”. Kondisi Lingkungan
Kerja yang menyangkut segi fisik adalah segala sesuatu yang menyangkut segi fisik dari Lingkungan Kerja. Sedangkan Lingkungan Kerja non fisik atau
psikis merupakan Lingkungan Kerja yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera, seperti warna, bau, suara, dan rasa.
Nitisemito 2002 menyatakan bahwa Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Sedarmayanti 2009 Lingkungan Kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar
tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Lingkungan Kerja adalah segala sesuatu disekitar pekerja baik fisik maupun
27 nonfisik yang dapat mempengaruhi pekerja baik secara langsung ataupun
tidak langsung.
b. Indikator-indikator Lingkungan Kerja
Penelitian ini menggunakan Indikator Nitisemito 2002 karena sesuai dengan kondisi Dinas Pariwisata DIY. Indikator Lingkungan Kerja tersebut
menyatakan bahwa Lingkungan Kerja diukur dengan : 1 Suasana kerja
Setiap pegawai selalu menginginkan suasana kerja yang
menyenangkan, nyaman, dan aman. Suasana kerja yang nyaman meliputi cahaya atau penerangan yang jelas, suara yang tidak bising dan tenang,
keamanan di dalam bekerja. Besarnya kompensasi yang diberikan perusahaan tidak akan berpengaruh secara optimal jika suasana kerja
kurang kondusif. 2 Hubungan dengan rekan kerja
Setiap pegawai selalu bekerjasama dengan rekan dalam kelompok atau Departemennya. Hubungan antara rekan harus baik agar terjalin
kerjasama untuk mencapai tujuan pekerjaan. 3 Hubungan antara pimpinan dan bawahan
Dalam Lingkungan Kerja hubungan dengan pimpinan berbeda dengan rekan kerja yang mempunyai jabatan yang sama. Hubungan
dengan pimpinan harus baik agar instruksi yang disampaikan oleh pimpinan dapat tersalurkan dengan baik.
28 4 Tersedianya Fasilitas kerja
Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk mendukung kelancaran kerja lengkap. Tersedianya fasilitas yang lengkap
dan memadai, walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang proses kelancaran dalam bekerja.
c. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Sedarmayanti 2009 faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Lingkungan Kerja antara lain:
1 Penerangan Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna
mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: cahaya yang berasal dari
sinar matahari dan cahaya buatan berupa lampu. 2 Temperatur
Menurut Newstrom 2007, bekerja pada suhu yang panas atau dingin dapat menimbulkan penurunan kinerja. Secara umum, kondisi
yang panas dan lembab cenderung meningkatkan penggunaan tenaga fisik yang lebih berat, sehingga pekerja akan merasa sangat letih dan
kinerjanya akan menurun.
3. Gaya Kepemimpinan a.
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Menurut James 1996 mengatakan bahwa Gaya Kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
29 mengarahkan dan mempengaruhi pegawai. Menurut Flippo dalam Setiawan
2009 Gaya Kepemimpinan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Samsudin 2009 mengemukakan bahwa Gaya Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan
dan menggerakkan orang lain agar mau bekerjasama sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Siagian 2002 Gaya Kepemimpinan adalah Kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan
kerja, untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya, untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan
sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Dari Pendapat yang dikemukakan
ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Gaya Kepemimpinan adalah pola perilaku yang diterapkan oleh seorang pemimpin
untuk mempengaruhi bawahan untuk bertindak sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
b. Indikator-Indikator Gaya Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan ditandai dengan beberapa indikator yang dikemukakan oleh Likert dalam Handoko 2003 yaitu:
1. Keputusan Menurut Newstrom 2007 memberikan definisi pengertian
keputusan sebagai hasil pemecahan dari pimpinan terhadap suatu masalah yang dihadapi dengan tegas.
30 2. Cara pandang
Menurut Charon dalam Mulyana 2001 adalah kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai dan perangkat gagasan yang
mempengaruhi persepsi seseorang sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam situasi tertentu.
3. Mengkomunikasikan tujuan Menurut Ida2003 tujuan merupakan bagian dari fungsi planning
atau perencanaan dan merupakan langkah awal fungsi manajemen. Mengkomunikasikan tujuan adalah cara menyampaikan tujuan oleh
pimpinan pada bawahan dengan cara langsung ataupun tidak langsung. 4. Penghargaan.
Sirait 2006 mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis reward atau insentif, yaitu financial incentive, non-financial incentive, dan social
incentive. a. Insentif Finansial
Intensif Finansial Financial Incentive adalah berupa bonus, komisi, atau pembayaran yang ditangguhkan.
b. Insentif Non-Finansial Insentif
Non-FinansialNon-Financial Incentive
adalah berbentuk tersedianya hiburan, pendidikan dan latihan, penghargaan
berupa pujian atau pengakuan atas hasil kerja yang baik, terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan.