Metode Analisa Data METODE PENELITIAN

Setelah diketahui nilai rho ρ maka untuk memberi interpretasi seberapa kuat hubungan antara variabel X, dengan variabel Y, maka digunakan pedoman interpretasi koefisien, yaitu: Tabel 3.5 Tabel Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Sugiono, 1997:149 Menurut Sugiono, 1997:220 untuk mengetahui tingkat signifikan, maka harga dari Rank Spearman untuk n ≤ 30 langsung dikonsultasikan dengan tabel nilai-nilai Rho Spearman. Ketentuan dari pengujian hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1. Ho : ρ = 0 tidak ada hubungan anatara variabel X yaitu motivasi dengan variabel Y yaitu kinerja 2. Ho : ρ ≠ 0 ada hubungan antara variabel X yaitu motivasi dengan variabel Y yaitu kinerja Selanjutnya untuk mengetahui tingkat signifikansi dengan kriteria keputusan adalah sebagai berikut: 1. Jika t hitung t tabel, maka ada hubungan yang signifikan antara variabel X yaitu motivasi, dengan variabel Y yaitu kinerja sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. 2. Jika t hitung t tabel, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X yaitu motivasi, dengan variabel Y yaitu kinerja sehingga Ha ditolak dan Ho diterima. Selanjutnya harga t hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel distribusi untuk taraf signifikan 5.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kantor Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur 4.1.1 Sejarah Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur Dinas Tenaga Kerja merupakan organisasi yang mempunyai tugas menangani masalah ketenagakerjaan. Sejalan dengan pertumbuhan organisasi pemerintah Republik Indonesia, organisasi Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur mengalami banyak perubahan. Pertama, Departemen Tenaga Kerja. Berdiri pada awal pemerintah RI, bertugas untuk menangani masalah perburuhan berada di bawah kendali Departemen Sosial CQ Bagian Perburuhan yang kemudian pada tanggal 1 Juli 1974 status organisasinya ditingkatkan menjadi jawatan perburuhan, ditetapkan dengan adanya maklumat Presiden No.7 Tahun 1947. berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan dan Sosial No.1 Tahun 1948 tanggal 29 Juli 1948 tentang struktur Organisasi Jawatan Perburuhan pada Kementrian Perburuhan dan Sosial. Pada tanggal 19 Desember 1948 Kementrian Perburuhan dan Urusan Sosial di perluas tugas dan fungsinya menjadi Kementrian Perburuhan, Sosial, Pembangunan, Pemuda dan Keamanan dan pada tanggal 20 Desember 1950 menjadi Kementrian Perburuhan dan Kementrian Sosial. Tata sususnan Organisasi Kementrian ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perburuhan PMP No. 19 Tahun 1951, kemudian struktur organisasi kementrian perburuhan diatur menjadi PMP No.70 Tahun 1954 dan diubah dengan PMP No.77 tahun 1954 juncto PMP No.79 Tahun 1954 dimana kementrian dan perburuhan terdiri dari Direktorat Hubungan dan Pengawasan serta Direktorat Tenaga Kerja. Untuk tingkat kantor daerah struktur organisasinya adalah sesuai dengan PMP No. 74 Tahun 1954 dan telah diubah dengan PMP No.78 Tahun 1954 juncto PMP No.103 tanggal 3 November 1955 tentang susunan vertikal jawatan penempatan tenaga di daerah-daerah. PMP No. 1 tanggal 25 April 1957 tentang pembentukan dewan-dewan pertimbangan penempatan tenaga daerah pada Kantor Penempatan Tenaga Daerah. Berdasarkan Keputusan Presiden Kabinet Ampera No. 75KEP111966 tanggal 3 November 1966 tentang struktur organisai dan pembagian tugas departemen-departemen. Jawatan pembantu menteri di lingkungan Departemen Tenaga Kerja dihapuskan digantikan dengan seorang Sekretaris Jendral sebagai unsur pembantu Menteri Bidang Pembinaan Umum Administrasi. Selanjutnya diusulkan pergantian nama dari Kementrian Perburuhan menjadi Departemen Tenaga Kerja dengan maksud untuk memberikan citra bahwa Departemen Tenaga Kerja di bentuk untuk mengatasi masalah perburuhan dan menghilangkan konotasi politik. Departemen Tenaga Kerja diperluas menjadi Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi, sehingga ruang lingkupnya tidak hanya mencakup masalah ketenagakerjaan tetapi juga mencakup masalah ketransmigrasian dan perkoperasian. Susunan organisasi dan tata kerja