Hubungan Motivasi dengan Kinerja Kepegawaian Kerangka Berpikir

kemampuan yang dimilikinya untuk menghasilkan kinerja yang mendukung tujuan dari badan usaha tersebut.

2.4 Kerangka Berpikir

Motivasi kerja memberikan kontribusi positif terhadap kinerja pegawai. Pegawai yang memiliki pendorong dalam bekerja akan termotivasi untuk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya yang akhirnya akan berdampak pada membaiknya kinerja pegawai. Pendapat Nimron 1996:46 yang merupakan keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil tertentu berupa produktivitas, kehadiran, atau perilaku kerja kreatifnya terhadap kinerja pegawai dijelaskan pada gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Motivasi Kerja X Kinerja Pegawai Y Sumber : Nimron 1999:46 Keterangan: X = variabel bebas Y = variabel terikat = hubungan Motivasi kinerja yang ada pada diri pegawai atau motivasi kerja pegawai yang dibangun dan diupayakan peningkatannya oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur akan mampu berpotensi meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur.

2.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir penelitian di atas maka dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut: “Diduga terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai di Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Timur”.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini mengoperasikan 2 macam variabel, yaitu variabel motivasi kerja dan variabel semangat kerja pegawai, beserta sub variabel dan indikator masing-masing. Adapun penjelasan definisi operasional dari varibel X dan variabel Y, sebagai berikut:

3.1.1 Definisi Operasional

1. Motivasi kerja X sebagai variabel bebas Independen Variabel independen X adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain dalam penelitian. Dalam penelitian ini motivasi kerja merupakan variabel independen. Motivasi kerja X adalah keseluruhan aktivitas pemberian dorongan atau usaha menggerakkan anggota organisasi dari atasan kepada bawahan, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga bawahan mau bekerja dengan memberi yang terbaik dari dirinya, baik wantu, tenaga, maupun keahliannya demi tercapainya tujuan organisasi. Dengan sub organisasi begai berikut: a. Faktor Dari Dalam Yaitu faktor-faktor yang berperan sebagai motivator atau dari dalam terhadap pegawai, yakni yang mampu memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja dengan baik. Indikatornya, antara lain: