Menurut Buck, John D. 1982 enzim oksidase memegang peranan penting dalam transport elektron selama respirasi aerobik. Enzim oksidase dihasilkan oleh
bakteri aerob, fakultatif anaerob, dan mikroaerofilik. Mikroorganisme ini menggunakan oksigen, sebagai akseptor elektron terakhir selama penguraian
karbohidrat untuk menghasilkan energi. Kemampuan bakteri memproduksi sitokrom oksidase dapat diketahui dari reaksi yang ditimbulkan setelah pemberian reagen
oksidase pada koloni bakteri. Reagen yang digunakan adalah tetramethyl-D-
phenylenediamine dihydrocloride. Reagen akan mendonorkan elektron terhadap enzim ini sehingga akan teroksidasi membentuk senyawa yang berwarna biru
kehitaman. Positif tertunda warna biru muncul antara 10-60 detik setelah ditetesi menandakan bahwa bakteri uji memiliki sedikit enzim. Tidak adanya perubahan
warna mengindikasikan bahwa uji yang dilakukan negatif. Jika warna berubah menjadi biru marun maka hasil uji positif, sedangkan bila tidak terjadi perubahan
maka hasil uji negatif. Hasil uji positif tertunda jika warna biru muncul antara 10-60 detik setelah ditetesi.
4. Uji Antagonis Pseudomonad fluoresen Terhadap Pertumbuhan Bakteri R.
solanacearum
Dari hasil uji antagonis Pseudomonad fluoresen isolat Pf-122 terhadap
pertumbuhan R. solanacearum diperoleh hasil adanya zona penghambatan berupa area yang transparan di sekitar inokulum, seperti terlihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Zona Hambatan Pf-122 Terhadap Pertumbuhan R. solanacearum Adanya zona berbentuk lingkaran di sekitar titik Pf-122 yang berwarna bening
membuktikan bahwa Pseudomonad fluoresen isolat Pf-122 dapat menghambat pertumbuhan bakteri R. solanacearum. Disekitar inokulum Pseudomonad fluoresen
isolat Pf-122 bakteri R. solanacearum tidak dapat tumbuh atau terhambat pertumbuhanya kemungkinan dikarenakan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-122
mengeluarkan senyawa antibiotik di area sekitarnya sehingga pertumbuhan bakteri R. solanacearum terhambat. Menurut peneliti sebelumnya Arwiyanto 1997 bahwa
proses antibiosis atau proses penghambatan Pseudomonad fluoresen terhadap R. solanacearum karena senyawa penghambat.
Hasil pada pengamatan zona hambat uji antagonis Pseudomonad fluoresen isolat Pf-142 terhadap pertumbuhan R. solanacearum terlihat seperti pada Gambar 12.
Gambar 12. Zona Hambatan Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-142 Terhadap
Pertumbuhan Bakteri R. solanacearum Besar zona hambat Pseudomonad fluoresen isolat Pf-142 terhadap pertumbuhan
bakteri R. solanacearum mungkin sedikit berbeda terhadap uji isolat Pf-122. Disamping zona yang terbentuk lebih kecil, warna transparan yang terbentuk dari zona
penghambatan terlihat lebih terang dan jelas serta luas zona yang terbentuk lebih kecil dibandingkan dengan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-122. Hal ini mungkin
disebabkan sifat penghambatan yang dilakukan Pf-142 berbeda dengan Pf-122, kemungkinan makin besar zona hambatan yang dibentuk, makin tinggi pula
kemampuan Pseudomonad fluoresen dalam mengendalikan pertumbuhan bakteri R. solanacearum.
Hasil pengamatan terhadap besar zona hambat bakteri Pseudomonad fluoresen terhadap pertumbuhan R. solanacearum dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Zona Hambatan Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-122 dan Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-142 Terhadap Pertumbuhan Bakteri
R. solanacearum
Pf-122 Pf-142
Ulangan Ulangan
I II III I II III
Diamater zona mm
20 21 20 16 17 17
Rata-rata 20
17
Dari Tabel 1. Terlihat bahwa Pf-122 adalah sebesar 20 mm, sedangkan besarnya zona hambat oleh Pf-142 adalah sebesar 17 mm. Sesuai ketentuan
pengukuran kekuatan antibiotik menurut metode Davis Stout 1978 dalam Rachdiati, 2000 apabila daerah hambatan 10 mm – 20 mm adalah tergolong kuat, sedangkan
hambatan 20 mm atau lebih adalah tergolong sangat kuat. Jadi kekuatan antibiotik Pf- 122 adalah tergolong sangat kuat, sedangkan zona hambat oleh Pf-142 adalah
tergolong kuat.
5. Uji Mekanisme Penghambatan Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-122 dan