Uji Gram Pada Bakteri R. solanacearum Uji Katalase Pada Bakteri R. solanacearum Uji Oksidase Pada Bakteri R. solanacearum

2. Hasil Isolasi Bakteri R. solanacearum

Hasil isolasi bakteri dari akar dan batang tanaman tomat yang menunjukkan gejala layu R. solanacearum pada media YPGA dalam cawan petri yang ditumbuhkan selama 48 jam terlihat seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Koloni Bakteri R. solanacearum di Media YPGA Pada Cawan Petri Pada gambar diatas Gambar 3 terlihat bahwa R. solanacearum mempuyai ciri sebagai berikut: koloni R. solanacearum berwarna putih susu kotor, koloni berbentuk fluidal dan tidak beraturan, apabila dihadapkan lampu tidak tembus cahaya, kenampakan koloni selalu kelihatan basah, dan berlendir. Ciri-ciri tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wuryandari Arwiyanto 1999 yang menyatakan bahwa bakteri R. solanacearum memiliki ciri berwarna putih, fluidal dan berbentuk tidak teratur bila ditumbuhkan pada media YPGA.

a. Uji Gram Pada Bakteri R. solanacearum

Uji Gram dengan KOH 3 pada gelas objek ternyata membentuk benang berlendir, hal ini membuktikan bahwa bakteri R. solanacearum bersifat Gram negatif. Pengujian sesuai dengan hasil penelitian Wuryandari Arwiyanto 1999, yaitu bakteri R. solanacearum adalah bersifat Gram negatif seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Bakteri R. solanacearum berlendir pada Hasil Uji Gram Menurut peneliti Buck, John D. 1982 bakteri R. solanacearum bisa berlendir pada uji Gram dikarenakan gram + memiliki dinding sel yang tebal dan lemak yang tipis sedangkan gram - berlemak tebal dan berdinding sel tipis yang berada di ruang periplasma. KOH akan masuk ke dalam lemak bilayer lipid ini dan membuat sel gram - pecah. Pecahnya sel melepaskan materi genetik DNA yang merupakan substansi melimpah di dalam sel bakteri. Molekul DNA sangat panjang bersifat menyerupai lendir, getah atau dapat berarti lengket yang memberikan hasil seperti lendir saat diangkat dengan jarum inokulum.

b. Uji Katalase Pada Bakteri R. solanacearum

Pada uji katalase dengan H 2 O 2 5 , ternyata terdapat gelembung-gelembung kecil setelah menunggu ±60 detik, hal ini membuktikan bahwa bakteri R. solanacearum ini bersifat katalase positif. Pengujian di atas sesuai dengan pendapat peneliti sebelumnya oleh Wuryandari Arwiyanto 1999 yang menyatakan bahwa bakteri R. solanacearum adalah bersifat katalase positif. Hasil pengujian seperti terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Gelembung-Gelembung Kecil Hasil Uji Katalase Pada Bakteri R. solanacearum Menurut Austin B. 1988 berpendapat bahwa terjadinya gelembung- gelembung kecil karena adanya pemecahan H 2 O 2 hidrogen peroksida oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri. Komponen H 2 O 2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri.

c. Uji Oksidase Pada Bakteri R. solanacearum

Pada uji Oksidase pada permukaan kertas Kovac’s, setelah menunggu 10-60 detik ternyata warna yang telah digoreskan berubah warna menjadi biru keunguan, maka sifat dari bakteri ini adalah bersifat oksidase positif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wuryandari Arwiyanto 1999 yaitu bakteri R. solanacearum adalah bersifat oksidase positif seperti terlihat pada Gambar 6. Gambar 6. Warna Keunguan pada Hasil Uji Kovac’s Oksidase Pada Bakteri R.solanacearum. Enzim oksidase dihasilkan oleh bakteri aerob, fakultatif anaerob, dan mikroaerofilik. Mikroorganisme ini menggunakan oksigen, sebagai akseptor elektron terakhir selama penguraian karbohidrat untuk menghasilkan energi. Kemampuan bakteri memproduksi sitokrom oksidase dapat diketahui dari reaksi yang ditimbulkan setelah pemberian reagen oksidase pada koloni bakteri. Reagen yang digunakan adalah tetramethyl-D-phenylenediamine dihydrocloride. Reagen akan mendonorkan elektron terhadap enzim ini sehingga akan teroksidasi membentuk senyawa yang berwarna biru kehitaman. Positif tertunda warna biru muncul antara 10-60 detik setelah ditetesi menandakan bahwa bakteri uji memiliki sedikit enzim. Tidak adanya perubahan warna mengindikasikan bahwa uji yang dilakukan negatif. Jika warna berubah menjadi biru keunguan maka hasil uji positif, sedangkan bila tidak terjadi perubahan maka hasil uji negatif Buck, John D. 1982.

3. Bakteri Agensia Hayati Pseudomonad fluoresen