Uji Pengaruh Kombinasi Antara Pseudomonad fluoresen dan Analisa Data Gejala Penyakit Layu R. solanacearum Pada Tanaman Tomat di Lapang

kemudian zona hambatan yang terbentuk diukur. Pada tahap kedua, langkah di atas dibalik. Isolat pseudomonad fluoresen ditumbuhkan dengan cara dititik pada permukaan media King’s B dalam cawan petri dengan jarak proporsional. Setelah masa inkubasi selama 48 jam pada suhu 30 C cawan petri dibalik dan pada tutupnya dituangi dengan 1 ml kloroform. Dua jam kemudian cawan petri dibalik kembali pada posisi semula. Pada permukaan medium tersebut dituangkan suspensi Actinomycetes 0,2 ml suspensi air steril dalam 4 ml 0,6 agar air pada suhu 45 C. Biakan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 30 C kemudian zona hambatan yang terbentuk diukur. Isolat Actinomycetes yang kompatibel dengan pseudomonad fluoresen dicatat dan disimpan.

6. Uji Pengaruh Kombinasi Antara Pseudomonad fluoresen dan

Actinomycetes yang Kompatibel Terhadap Pertumbuhan R. solanacearum Medium YPGA dituang ke cawan petri setelah dingin 0,2 ml suspensi bakteri R. solanacearum dituangkan ke cawan petri. Selanjutnya campuran suspensi Actinomycetes dan Pseudomonad fluoresen yang kompatibel yaitu berupa bulatan kertas yang telah direndam suspensi kedua bakteri tersebut ditaruh diatas permukaan R. solanacearum dalam cawan petri yang diletakkan di tengah medium. Biakan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 30 C kemudian zona hambatan yang terbentuk diukur. Strain yang mampu menghambat diuji sebanyak dua kali lagi dengan medium dan metode yang sama. Strain-strain yang konsisten menghambat pertumbuhan R. solanacearum secara in vitro kemudian disimpan.

7. Analisa Data

Data hasil percobaan dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam sesuai dengan rancangan yang digunaan yaitu Rancangan Acak Lengkap. Pengaruh kombinasi diuji dengan uji F. Perlakuan dinyatakan berbeda nyata apabila F hitung lebih besar dari pada F tabel zona atau wilayah penghambatan panjang diameter. Apabila Semakin panjang diameter yang dibentuk, maka terbukti bahwa Pseudomonad fluoresen dan Actinomycetes kemampuanya semakin tinggi dalam menghambat pertumbuhan R. solanacearum. Apabila semakin kecil, pendek ataupun bahkan tidak adanya diameter pada zona yang dibentuk oleh Actinomyctes dan Pseudomonad fluoresen maka tingkat antibiotiknya dalam menghambat pertumbuhan R. solanacearum semakin rendah. Kekuatan antibiotik dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain berbeda-beda. Ketentuan pengukuran kekuatan antibiotik menurut metode Davis Stout 1978 dalam Rachdiati, 2000, ialah sebagai berikut: 1. Daerah hambatan 20 mm atau lebih : sangat kuat 2. Daerah hambatan 10 mm – 20 mm : kuat 3. Daerah hambatan 5 mm – 10 mm : sedang 4. Daerah hambatan ≤ 5 mm : lemah IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gejala Penyakit Layu R. solanacearum Pada Tanaman Tomat di Lapang

Gejala penyakit layu pada tanaman tomat di lapang, tampak atau terlihat daun muda pada pucuk dan daun tua menjadi layu, serta bagian bawah menguning tetapi daun bagian atas dan batangnya tetap berwarna hijau. Pengamatan gejala layu ini sesuai dengan hasil penelitian Rukmana 1997 yang menyatakan bahwa adanya daun muda pada pucuk dan daun tua tanaman akan menjadi layu, daun bagian bawah menguning merupakan ciri khas gejala penyakit layu bakteri. Gejala penyakit layu R. solanacearum pada tanaman tomat terlihat seperti pada Gambar 1. Gambar 1. Daun Layu agak Menguning Pada Tanaman Tomat Gejala Penyakit Layu Bakteri R. solanacearum. Pengamatan pada gejala bagian dalam dilakukan pemotongan tanaman tomat membujur pada bagian akar atau batang bagian bawah setelah ditunggu ±5 menit keluar massa bakteri berwarna putih susu kotor. Perlakuan ini sesuai dengan pendapat peneliti sebelumnya oleh Wuryandari 2007, yaitu pada serangan lanjut bila batang atau akar tanaman tomat dipotong dan ditekan akan keluar massa bakteri berwarna putih kotor. Apabila dilihat dari morfologi akar tanaman tomat yang sudah terserang penyakit layu R. solanacearum sangat berbeda dengan akar tanaman yang sehat, seperti terlihat pada Gambar 2. a b Gambar 2. Akar Tanaman Tomat yang Terserang Bakteri R. solanacearum Warnanya Kehitam-hitaman a dan Tidak Terserang Layu Baktaeri R. solanacearum Warnanya Putih Bersih tanaman sehat b Batang dan akar tanaman tomat yang terserang penyakit layu R. solanacearum kelihatan berwarna coklat kehitaman-hitaman, permukaan kulitnya basah, pada permukaan kulit yang parah keluar massa bakteri serta permukaan kulit pada akarnya sebagian mengelupas. Apabila dilihat dari morfologi pada batang tanaman tomat yang sehat akan tetap terlihat hijau, tidak lembab, serta pada akar warnanya putih dan kelihatan segar, serta setelah dilakukan pemotongan membujur pada tanaman tomat yang sehat pada bagian akar atau batang dan menunggu ±5 menit tidak keluar massa bakteri berwarna putih susu kotor melainkan batang atau akar tanaman tersebut akan mengering.

2. Hasil Isolasi Bakteri R. solanacearum