Uji Mekanisme Penghambatan Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-122 dan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Zona Hambatan Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-122 dan Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-142 Terhadap Pertumbuhan Bakteri R. solanacearum Pf-122 Pf-142 Ulangan Ulangan I II III I II III Diamater zona mm 20 21 20 16 17 17 Rata-rata 20 17 Dari Tabel 1. Terlihat bahwa Pf-122 adalah sebesar 20 mm, sedangkan besarnya zona hambat oleh Pf-142 adalah sebesar 17 mm. Sesuai ketentuan pengukuran kekuatan antibiotik menurut metode Davis Stout 1978 dalam Rachdiati, 2000 apabila daerah hambatan 10 mm – 20 mm adalah tergolong kuat, sedangkan hambatan 20 mm atau lebih adalah tergolong sangat kuat. Jadi kekuatan antibiotik Pf- 122 adalah tergolong sangat kuat, sedangkan zona hambat oleh Pf-142 adalah tergolong kuat.

5. Uji Mekanisme Penghambatan Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-122 dan

Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-142 Terhadap R. solanacearum. Hasil uji mekanisme penghambatan menunjukkan bahwa masih ada pertumbuhan bakteri R. solanacearum pada media YPGA dari uji penghambatan oleh Pseudomonad fluoresen isolat Pf-122, sedangkan pada uji mekanisme Pseudomonad fluoresen isolat Pf-142 tidak ada pertumbuhan R. solanacearum sama sekali. Hasil pengamatan uji mekanisme terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Koloni Pada Uji Mekanisme Pseudomonad fluoresen Isolat Pf-122 dan Pseudomonad fluoresen Isolat Pf- 142 Terhadap Pertumbuhan R. solanacearum Pf-122 Pf-142 Ulangan Ulangan Hari ke- I II III I II III 1 - - - - - - 2 - - - - - - 3 - - - - - - 4 - - 1 - - - 5 1 - 1 - - - 6 1 1 2 - - - 7 2 1 2 - - - 8 2 2 2 - - - 9 2 2 2 - - - 10 2 2 3 - - - Rata-rata 2 - Mekanisme Bakteriostatik Bakterisida Hasil uji mekanisme penghambatan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-122 terhadap pertumbuhan R. solanacearum adalah bersifat bakteriostatik atau bersifat menghambat karena masih ada pertumbuhan inokulum bakteri R. solanacearum Tabel 2, hal itu terlihat setelah bakteri digoreskan pada media YPGA pada cawan petri setelah 10 hari ternyata masih terdapat pertumbuhan R. solanacearum. Dari hasil uji mekanisme penghambatan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-122 terhadap pertumbuhan R. solanacearum seperti Gambar 13. a b Gambar 13. Koloni R. solanacearuma Perbesaran Koloni R. solanacearumb Pada uji mekanisme penghambatan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-142 terhadap pertumbuhan R. solanacearum adalah bersifat bakterisida atau bersifat membunuh, karena setelah diamati selama 10 hari tidak ada pertumbuhan inokulum bakteri R. solanacearum sama sekali Tabel 2 pada media YPGA di cawan petri. Hal ini kemungkinan antibiotik yang dikeluarkan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-142 adalah sangat kuat sehingga bakteri R. solanacearum tidak dapat tumbuh lagi atau mati. Hal ini sesuai dengan pendapat peneliti sebelumnya oleh Wuryandari dkk 2007, hal tersebut terlihat dengan melakukan streak kembali di media YPGA pada cawan petri setelah menunggu 1-10 hari ternyata tidak ada pertumbuahan R. solanacearum seperti trelihat pada Gambar 14. Gambar 14. Tidak Adanya Pertumbuhan bakteri R. solanacearum Pada Uji Mekanisme Penghambatan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-142 Terhadap Pertumbuhan R. Solanacearum Sifat penghambatan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-122 terhadap R. solanacearum adalah bersifat bakteriostatik, yang dimungkinkan dalam menghambat pertumbuhan bakteri R. solanacearum tidak dapat membunuh, tetapi hanya menghambat pertumbuhan R. solanacearum saja dalam kurun waktu tertentu, sehingga hasilnya kurang maksimal. Sedangkan sifat penghambatan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-142 terhadap R. solanacearum adalah bersifat bakterisida, yang mungkin dalam mempengaruhi pertumbuhan bakteri R. solanacearum adalah bersifat membunuh, sehingga pertumbuhan bakteri R. solanacearum tidak muncul lagi. Menurut Wuryandari dkk 2007 berpendapat bahwa Isolat Pseudomonad fluoresen yang mempunyai kemampuan menghambat dengan mekanisme penghambatan bakterisida kemungkinan akan lebih berpotensi sebagai agensia hayati dari pada yang bersifat yang bersifat bakteriostatik.

6. Bakteri Agensia Hayati Actinomycetes