Bakteri Agensia Hayati Actinomycetes Uji antagonisme Actinomycetes Wajak W dan Actinomycetes Pare 8 P

Sifat penghambatan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-122 terhadap R. solanacearum adalah bersifat bakteriostatik, yang dimungkinkan dalam menghambat pertumbuhan bakteri R. solanacearum tidak dapat membunuh, tetapi hanya menghambat pertumbuhan R. solanacearum saja dalam kurun waktu tertentu, sehingga hasilnya kurang maksimal. Sedangkan sifat penghambatan Pseudomonad fluoresen isolat Pf-142 terhadap R. solanacearum adalah bersifat bakterisida, yang mungkin dalam mempengaruhi pertumbuhan bakteri R. solanacearum adalah bersifat membunuh, sehingga pertumbuhan bakteri R. solanacearum tidak muncul lagi. Menurut Wuryandari dkk 2007 berpendapat bahwa Isolat Pseudomonad fluoresen yang mempunyai kemampuan menghambat dengan mekanisme penghambatan bakterisida kemungkinan akan lebih berpotensi sebagai agensia hayati dari pada yang bersifat yang bersifat bakteriostatik.

6. Bakteri Agensia Hayati Actinomycetes

Isolat Actinomycetes diperoleh dari koleksi peneliti sebelumnya oleh Ir. Trimujoko MP. Isolat Actinomycetes diremajakan kembali pada media PDA. Diinkubasikan pada suhu ruang selama satu minggu, atau selama pertumbuhan koloni memenuhi cawan petri. Gambar koloni Actinomycetes yang didapatkan seperti terlihat pada Gambar 15 dan Gambar 16. Gambar 15. Koloni Bakteri Actinomycetes Wajak Gambar 16. Koloni Bakteri Actinomycetes Pare 8

7. Uji antagonisme Actinomycetes Wajak W dan Actinomycetes Pare 8 P

Terhadap R. solanacearum. Pengujian antagonis Actinomycetes tidak terdapat adanya zona penghambatan atau R. solanacearum tumbuh menyeluruh di sekitar antibiotika, sehingga dapat disimpulkan antibiotika Actinomycetes tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri R. solanacearum secara in vitro. Hasil pengujian seperti terlihat pada Gambar 17 dan 18. Gambar 17. R. solanacearum Tumbuh Merata di Sekitar Antibiotik Actinomycetes Wajak Gambar 18. R. solanacearum Tumbuh Merata di Sekitar Antibiotik Actinomycetes Pare 8 Uji antagonisme Actinomycetes terhadap R. solanacearum tidak menghasilkan zona hambatan sama sekali. Hal ini dimungkinkan sifat dan senyawa antibiotika yang dikeluarkan dari agensia hayati antara Pseudomonad fluoresen dengan agensia hayati Actinomycetes adalah berbeda, dari hasil penelitian sebelumnya Stolp Godkari, 1991. Menurut pendapat Baker dan Cook 1974 Pseudomonad fluoresen dapat menghasilkan senyawa diantaranya : HCN, monoacetyl phloroglucinol, siderofor, puoluserin, asam salisilat yang dapat menghambat pertumbuhan R. solanacearum, sedangkan Actinomycetes tidak dapat menghasilkan senyawa-senyawa tersebut tetapi dapat menghasilkan enzim chitinase yang fungsinya untuk merusak dinding sel jamur. Sehingga dari kemungkinan-kemungkinan ini agensia hayati Actinomycetes tidak dapat mengendalikan pertumbuhan R. solanacearum.

8. Uji Kompatibilitas Antara Pseudomonad fluoresen Dengan Actinomycetes