PERILAKU KEKERASAN Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penanganan dan Penanggulangan Perilaku Bullying di Beberapa Sekolah Dasar di Kota Salatiga T1 312012025 BAB II

meniru semua yang dirasa merupakan hal yang baru dia lihat. Selain itu karakter seorang anak akan menginginkan kepuasan dalam hal yang dia tiru. Dengan demikian perlu adanya pihak yang mengontrol pola perilaku anak tersebut. Oleh karena itu dengan adanya suatu perilaku kekerasan yang menimpa setiap anak di Indonesia maka perlu adanya tindakan untuk meminimalisir adanya kekerasan terhadap anak yang berfungsi untuk menjamin hak-hak setiap anak di Indonesia. Karena pada dasarnya setiap anak memiliki hak-hak yang harus dijamin oleh negara sebagaimana yang telah tercantum dalam konvensi hak anak yang disetujui oleh majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB pada tanggal 20 November 1989 pada pasal 16 ayat 1 dan 2 bahwa: 1“Tidak seorang anakpun akan mengalami gangguan tanpa alasan dan secara tidak sah terhadap kehidupan pribadinya, keluarga, rumah atau surat menyurat ataupun serangan tidak sah terhadap harga diri dan reputasinya”. Sedangkan pada pasal 2 bahwa: 2”Anak mempunyai hak akan perlindungan hukum terhad ap gangguan atau serangan semacam itu”. 13 Dengan demikian setiap anak dari berbagai macam latar belakang dan suku budaya akan tetap memiliki hak-hak tersebut karena hak-hak anak melekat sejak dalam kandungan seorang ibu tanpa pandang bulu dengan kata lain disamaratakan untuk mencapai keadilan bersama.

5. PERILAKU KEKERASAN

13 http:www.unicef.orgmagicmediadocumentsCRC_bahasa_indonesia_version.pdf. Diakses pada 9 Mei 2016 pukul 09:15. Pada dasarnya setiap manusia telah diberikan akal dan pikiran masing-masing oleh Tuhan dengan tujuan agar manusia dapat berfikir secara rasional. Sehingga manusia dapat berinteraksi dengan orang lain dengan melakukan hal-hal yang mempunyai tujuan dan maksud tertentu. Maka dari itu dengan adanya interaksi yang dilakukan oleh manusia secara terus menerus baik itu secara berkelompok maupun secara antar individu dapat dikatakan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Interaksi yang dilakukan manusia dalam hidup bermasyarakat akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan baru yang akan mempengaruhi pola pikir setiap manusia. Sehingga pola pikir setiap manusia akan berbeda satu sama lain sesuai tujuan dan maksud terntentu yang ingin dicapai. Interaksi yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari segala permasalahan yang menyebabkan adanya suatu benturan antar pihak. Dengan adanya benturan tersebut maka seseorang akan melakukan berbagai cara untuk dapat mencapai apa yang dia tuju dengan melakukan kontak langsung yang biasa disebut perilaku kekerasan. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 15a UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak mengenai pengertian kekerasan bahwa: “Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, danatau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum ”. Perilaku kekerasan dapat dilakukan oleh individu maupun kelompok yang pada hakikatnya memiliki alasan tertentu. Perilaku kekerasan yang terjadi akan menyebabkan kesengsaraan oleh orang lain yang menimpanya. Dengan demikian seseorang yang menjadi korban dari perilaku kekerasan dapat dikatakan telah dirugikan hak asasi manusianya karena pada dasarnya setiap manusia memiliki hak-hak sebagaimana yang telah diatur di dalam ketentuan Pasal 28I ayat 1 Undang Undang Dasar 1945 selanjutnya disebut UUD 1945 bahwa setiap orang memiliki: “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun”. Pada dasarnya perilaku kekerasan dapat terjadi kapanpun dan dimanapun yang mana dibagi menjadi dua jenis yaitu kekerasan fisik dan kekerasan psikis atau kekerasan batin. Dalam perkembangan saat ini berbagai macam cara yang dilakukan oleh setiap orang dalam melakukan interaksi dengan orang lain, salah satunya adalah dalam melakukan kekerasan. Dahulu sering dapat dilihat bahwa setiap perilaku kekerasan hanya terlihat dari kasat mata dengan kontak fisik saja, namun pada saat ini perilaku kekerasan telah berkembang hingga mengarah pada kekerasan batin atau psikis yang sering disebut perilaku Bullying. Bullying merupakan sebuah situasi di mana terjadinya penyalahgunaan kekuatankekuasaan yang dilakukan oleh seseorangkelompok. 14 Dengan adanya perilaku Bullying maka setiap orang diharapkan memiliki kekuatan fisik dan kekuatan batin juga, karena perilaku Bullying mengarah pada kontak batin seseorang. Dengan demikian seseorang akan memiliki kekuatan mental yang berbeda-beda dalam membela dirinya agar tidak terjadi suatu tekanan batin atau depresi. 14 Yayasan semai jiwa amini sejiwa, BULLYING, PT Grasindo, Jakarta, 2008, hlm. 2. Pada dasarnya perilaku Bullying memiliki 3 tiga jenis yaitu Bullying fisik, Bullying verbal Bullying mentalpsikologi. Perilaku Bullying secara fisik memiliki berbagai wujud yaitu : a. Menampar; b. Menimpuk; c. menginjak kaki; d. menjegal; e. meludah; f. memalak; g. melempar dengan barang; h. menghukum dengan berlari keliling lapangan; i. menghukum dengan cara push up; j. menolak. Sedangkan wujud dari perilaku Bullying secara verbal diantaranya : a. memaki; b. menghina; c. menjuluki; d. meneriaki; e. mempermalukan di depan umum; f. menuduh; g. menyoraki; h. menebar gossip; i. memfitnah; j. menolak. Perilaku Bullying yang terakhir adalah perilaku Bullying mentalpsikologis yang memiliki wujud yaitu: a. mendiamkan; b. mengucilkan; c. mempermalukan; d. meneror lewat pesan pendek telepon genggam atau e-mail; e. memandang yang merendahkan; f. memeloroti; g. mencibir. 15 15 Ibid, hlm. 2. Dengan berbagai macam perilaku Bullying yang terjadi di lingkungan masyarakat maka perilaku Bullying ini merupakan suatu perilaku yang tidak pantas dilakukan dan dilarang oleh ketentuan hukum di Indonesia. pada dasarnya Indonesia merupakan negara hukum yang sangat berpegang teguh pada hak asasi manusia untuk mencapai keadilan. Maka dari itu setiap perilaku kekerasan yang terjadi di Indonesia baik itu secara fisik maupun batin merupakan perilaku yang bertentangan dengan ketentuan hukum di Indonesia. Perilaku kekerasan dapat terjadi bagi siapapun tanpa pandang bulu karena manusia merupakan makhluk sosial yang mana akan memiliki hubungan timbal balik dengan orang lain. Maka dari itu perilaku kekerasan dapat terjadi pada siapapun baik itu dilakukan oleh orang dewasa maupun anak-anak sekalipun. B. HASIL PENELITIAN

1. Tugas dan Wewenang Dinas Pendidikan kota Salatiga

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tindakan Kepolisian di Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Tawuran di Salatiga: Studi di Satuan Binmas Polres Salatiga T1 312015705 BAB II

0 0 63

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penanganan dan Penanggulangan Perilaku Bullying di Beberapa Sekolah Dasar di Kota Salatiga T1 312012025 BAB I

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penanganan dan Penanggulangan Perilaku Bullying di Beberapa Sekolah Dasar di Kota Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku Bullying Remaja Siswa Kelas VIII di Sekolah SMP Negeri 08 Salatiga T1 132008604 BAB II

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Guru B di Salatiga T1 152008006 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Kepandaian Putri di Salatiga Tahun 1953-1962 T1 152009006 BAB II

0 0 10

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Minum Minuman Beralkohol Dikalangan Mahasiswa Halmahera Utara di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB II

0 0 15

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kebijakan Pemerintah Kota Salatiga terhadap Keberadaan Pasar Tiban di Jalan Lingkar Salatiga T1 BAB II

1 5 60

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengelolaan Parkir di Salatiga T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Media Beauty Vlogger terhadap Perilaku Konsumtif Siswi SMP di Kota Salatiga T1 BAB II

3 60 8