Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

29 c. Taktil Kemampuan taktil subjek dirangsang dengan kegiatan ketika subjek belajar mengenali huruf dengan menggunakan huruf timbul, auditori subjek terangsang ketika mengamati huruf timbul dengan cara meraba. Subjek meraba huruf timbul untuk mengenali bentuk-bentuk dari tiap-tiap huruf yang dipelajari.

E. Kerangka Pikir

Anak tunanetra low vision merupakan anak yang mengalami keterbatasan pada kemampuan penglihatannya namun masih mampu memfungsikan sisa penglihatan yang dimiliki. Sisa penglihatan yang masih dimiliki anak tunanetra low vision memberikan peluang baginya untuk mempermudah dalam memperoleh informasi dan pengetahuan, salah satu caranya dengan membaca tulisan awas. Oleh karena itu bagi siswa tunanetra low vision yang masih duduk di kelas rendah lebih baik diajarkan membaca permulaan tulisan awas agar dapat lebih bermanfaat dalam kehidupan. Dalam mengajarkan membaca permulaan tulisan awas bagi siswa tunanetra low vision dapat diberikan dengan metode yang tepat untuk membuat anak tertarik mengikuti pembelajaran membaca. Metode multisensori merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca permulaan pada anak tunanetra low vision. Metode multisensori adalah suatu metode yang memfungsikan seluruh indera sensori, seperti visual, auditori, kinestetik, dan taktil untuk menerima informasi dari lingkungan dalam proses belajar. Diharapkan metode 30 multisensori yang diterapkan pada pembelajaran membaca permulaan tulisan awas efektif dalam meningkatkan kemampuan anak tunanetra low vision dalam membaca permulaan tulisan awas. Dari uraian di atas, dibuat bagan kerangka pikir sebagai berikut: Gambar 1. Keranga Pikir Penelitian F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan, hipotesis dalam penelitian ini, yaitu : “Metode multisensori efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan tulisan awas anak low vision ”. Anak Tunanetra Low vision Kemampuan membaca permulaan tulisan awas rendah di bawah KKM Penerapan metode multisensori dalam membaca permulaan tulisan awas huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana Kemampuan membaca permulaan tulisan awas meningkat 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuantreatment dalam penerapan penggunaan metode multisensori terhadap kemampuan membaca permulaan tulisan awas pada siswa tunanetra low vision kelas 1 SDLB di SDLB A Yaketunis. Pendekatan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Single Subject Research SSR. Zainal Arifin 2010: 75 mengemukakan eksperimen subjek-tunggal adalah suatu eksperimen di mana subjek atau partisipasinya bersifat tunggal, bisa satu orang, dua orang atau lebih. Hasil eksperimen disajikan dan dianalisis berdasarkan subjek secara individual. Prinsip dasar eksperimen subjek tunggal adalah meneliti individu dalam dua kondisi, yaitu tanpa perlakuan dan dengan perlakuan. Pengaruh terhadap variabel akibat diukur dalam kedua kondisi tersebut. Hamid Darmadi 2011: 208-209 mengemukakan desain eksperimen subjek-tunggal juga sering disebut desain eksperimen kasus tunggal adalah desain yang dapat dipakai apabila ukuran sampel adalah satu. Desain subjek tunggal biasanya digunakan pada penyelidikan perubahan tingkah laku dari seseorang yang timbul sebagai akibat beberapa intervensi, atau treatment.