Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain yang menempati daerah yang cukup luas.Ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup beraneka ragam flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Dinas Kehutanan Indonesia pada tahun 1950 pernah merilis peta hutan. Peta yang memberikan informasi bahwa dulunya sekitar 84 persen 84 luas daratan Indonesia atau sekitar 162.290.000 hektar tertutup hutan primer dan sekunder, termasuk seluruh tipe perkebunan. Dalam peta hutan pada tahun 1950 juga menyebutkan luas hutan per pulau secara berturut-turut sebagai berikut: Kalimantan memiliki areal hutan seluas 51.000.000 hektar, Irian Jaya seluas 17.700.000 hektar, Sumatera seluas 37.370.000 hektar, Sulawesi seluas 17.050.000 hektar, Maluku seluas 7.300.000 hektar, Jawa seluas 5.070.000 hektar dan terakhir Bali dan Nusa Tenggara Barat serta Nusa Tenggara Timur seluas 3.400.000 hektar. Namun Luas hutan Indonesia terus menciut, sebagaimana Departemen Kehutanan mengeluarkan data luas penetapan kawasan hutan secara berturut-turut sebagai berikut: Tahun 1950 terdapat kawasan hutan seluas 162,2 juta hektar, pada tahun 1992 terdapat kawasan hutan seluas 118,7 juta hektar, tahun 2003 terdapat kawasan hutan seluas 110,0 juta hektar, dan pada tahun 2005 terdapat kawasan hutan seluas 93,92 juta hektar. Perincian kawasan hutan Indonesia yang mencapai 93,92 juta hektar pada 2005 itu sebagai berikut: 1. Hutan tetap : 88,27 juta ha. 2. Hutan konservasi : 15,37 juta ha. 3. Hutan lindung : 22,10 juta ha. 4. Hutan produksi terbatas : 18,18 juta ha. 5. Hutan produksi tetap : 20,62 juta ha. 6. Hutan produksi yang dapat dikonversi : 10,69 juta ha. 7. Areal Penggunaan Lain non-kawasan hutan : 7,96 juta ha. diakses 13 Oktober 2011http:id.wikipedia.orgwikiHutan. Penulis: Raay_boyz Menurut Dinas Perhutani Bandung Selatan ada 7 fungsi hutan yang sangat membantu kebutuhan dasar basic needs kehidupan manusia, yaitu : 1. Hidrologis, maksudnya adalah hutan merupakan tempat penyimpanan air dan tempat menyerapnya air hujan maupun embun yang pada akhirnya akan mengalirkannya ke sungai-sungai melalui mata air-mata air yang ada di hutan. Dengan adanya hutan, air hujan yang berlimpah dapat diserap dan disimpan di dalam tanah dan tidak terbuang percuma. 2. Keberadaan hutan sangat berperan melindungi tanah dari erosi dan longsor. 3. Hutan merupakan tempat memasaknya makanan bagi tanaman- tanaman, dimana di dalam hutan ini terjadi daur unsur hara nutrien, makanan bagi tanaman dan melalui aliran permukaan tanahnya dapat mengalirkan makanannya ke area sekitarnya. 4. Fungsi penting hutan lainnya adalah sebagai pengatur iklim, melalui kumpulan pohon-pohonnya dapat memproduksi Oksigen O2 yang diperlukan bagi kehidupan manusia dan dapat pula menjadi penyerap karbondioksida CO2 sisa hasil kegiatan manusia, atau menjadi paru-paru wilayah setempat bahkan jika dikumpulkan areal hutan yang ada di daerah tropis ini, dapat menjadi paru-paru dunia. Siklus yang terjadi di hutan, dapat mempengaruhi iklim suatu wilayah. 5. Fungsi hutan yang lain adalah sebagai area yang memproduksi embrio-embrio flora dan fauna yang bakal menambah keanekaragaman hayati. fungsi hutan ini dapat mempertahankan kondisi ketahanan ekosistem disatu wilayah. 6. Fungsi Hutan berikutnya adalah mampu memberikan sumbangan alam yang cukup besar bagi devisa negara, terutama dibidang industri, selain kayu hutan juga menghasilkan bahan-bahan lain seperti damar, kayu putih, rotan serta tanaman-tanaman obat. 7. Hutan juga mampu memberikan devisa bagi kegiatan turisme, yaitu sebagai penambah estetika alam bagi bentang alam yang kita miliki. http:www.kphbandungselatan.perumperhutani.comindex.php?option=com_ contentview=articleid=141:fungsi-hutancatid=45:suara- hutanItemid=246 diakses 15 Feb 2013 pukul 16:54 Penulis: Jester Dari jenisnya hutan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah : 1. Hutan dibedakan menurut asalnya Menurut asalnya hutan dibedakan menjadi 2 yaitu : a Hutan Primer b Hutan Sekunder 2. Hutan berdasarkan susunan jenis tanamannya Berdasarkan susunan jenis tanamannya hutan dibedakan menjadi 2 yaitu : a Hutan Sejenis b Hutan Campuran 3. Hutan berdasarkan letak geografisnya 4. Hutan berdasarkan Pembuatannya 5. Hutan berdasarkan jenis pohon yang dominan 6. Hutan berdasarkan pengelolaannya Hutan produksi adalah hutan yang dikelola untuk menghasilkan kayu ataupun hasil hutan bukan kayu, salah satu hutan produksi adalah Hutan Tanaman Industri atau yang selanjutnya disebut HTI. HTI adalah sebidang luas daerah yang sengaja ditanami dengan tanaman industri terutama kayu dengan tipe sejenis dengan tujuan menjadi sebuah hutan yang secara khusus dapat dieksploitasi untuk kebutuhan industri pulp tanpa membebani hutan alami.Hasil hutan tanaman industri berupa kayu bahan baku pulp dan kertas. Pembangunan HTI mempunyai 3 tiga sasaran utama yang dapat dicapai yakni sasaran ekonomi, ekologi dan sosial. Berdasarkan sasarannya, maka pembangunan HTI tentunya akan memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat disekitar kawasan HTI. Dalam mewujudkan pembangunan HTI maka banyak pihak yang terlibat, salah satunya masyarakat yang berada dikawasan hutan tersebut. Dengan adanya pembangunan HTI maka secara langsung masyarakat disekitar kawasan HTI tersebut tentu akan terkena pengaruh atau dampaknya baik dari segi sosial maupun ekonomi. Pengusahaan HTI ini diatur dalam Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1990 tentang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri HPHTI yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara BUMN dan pihak swasta. Gambaran ini dapat dilihat dengan maraknya industri-industri bubur kertas pulp yang notabene bahan bakunya dari kayu. Hal tersebut telah mampu menarik banyak investor karena memiliki nilai ekonomi benefit yang tinggi sehingga pengelolaannya dilakukan oleh swasta pengusaha, pemerintah hanya sebagai regulator Dinas Perhutani.Tujuan pengusahaan HTI adalah menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah dan devisa, meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan hidup, serta memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha PP Nomor 7 1990, pasal 2. Menurut sejarah, Industri pulp dan kertas pertama kali di Indonesia adalah N.V. Papier Fabriek Padalarang yang didirikan pada tahun 1923, selanjutnya pada tahun 1939 N.V. Papier Fabriek Padalarang mendirikan anak perusahaan yaitu pabrik kertas Letjes. Setelah itu Pemerintah mendirikan pabrik kertas Siantar di Sumatera Utara dan pabrik kertas Martapura di Kalimantan, pada tahun 1961 di pulau jawa didirikan PN Kertas Blabak, kemudian diikuti dengan didirikannya Perum Kertas Gowa pada tahun 1967 di pulau Sulawesi dan PN Kertas Basuki Rahmat di Pulau Jawa pada tahun 1971. sumber: APKI sejarah-industri-pulp-dan-kertas diakses 30 Mei 2012 Penulis: Tirtomulyadi Sulistyo Semenjak didirikannya industri pulp dan kertas pada tahun 1923 Sampai saat ini industri pulp dan kertas di indonesia terus mengalami perkembangan, sekitar 80 industri pulp dan kertas yang tersebar di wilayah Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut: N o Nama Perusahaan Lokasi 1 PT. Indah Kiat Pulp Paper http:panjiva.comPT-Indah-Kiat-Pulp-And-Paper-Tbk1224618 diakses 30 Mei 2012 Riaudan Serang,Banten 2 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia http:daftarperusahaanindonesia.com200902pabrik-kertas-tjiwi-kimia-tbk-pt-2 diakses 30 Mei 2012 Jakarta,dan Sidoarjo, Jawa Timur 3 PT.PindoDeliPulpandPapersMills http:pindodelipaper.indonetwork.co.idprofilept-pindo-deli-pulp-paper-mills.htm diakses 30 Mei 2012 Kerawang,Jaw a Barat 4 PT. Lontar Papyrus Pulp Paper Industry http:www.yellowpages.co.idlontar-papyrus-pulp-paper-industry-ptkertas-pulp- pabrik-perlengkapan-pasokan760032header diakses 30 Mei 2012 Jambi 5 PT. The Univenus http:www.paperworld.comfirmeninfo.php?sprache=ukmenue=10keyfirma=26 33337 diakses 30 Mei 2012 Tangerang 6 PT. Ekamas Fortuna http:www Pt-Ekamas-Fortuna-Industrial-Paper diakses 30 Mei 2012 Malang, Jawa Timur 7 PT. Purinusa Ekapersada http:www.yellowpages.co.idpurinusa-eka-persada-ptkertas- produsen141994header diakses 30 Mei 2012 Menteng, Jakarta 8 PT. Musi Hutan Persada MHP http:daftarperusahaanindonesia.com200902musi-hutan-persada-palembang- branch-pt diakses 30 Mei 2012 Palembang, Sumatera Selatan 9 PT. Tanjung Enim Lestari http:fsp2ki.blog.com20090529sp-pt-tanjungenim-lestari diakses 30 Mei 2012 MuaraEnim, Sumatera Selatan 10 PT. Kiani Kertas http:www.kiani.comindex_I.htm diakses 30 Mei 2012 Mangkajang- Berau, Kalimantan Timur 11 PT. Intiguna Primatama http:panjiva.comPT-Intiguna-Primatama4163403 diakses 30 Mei 2012 Riau 12 PT. Surabaya Agung http:www.suryakertas.comindex.php diakses 30 Mei 2012 Gresik, Jawa Timur 13 PT. Wirajaya http:www. wira-jaya-foam_tangerang_4112725.htm diakses 30 Mei 2012 Tangerang, Banten 14 PT. Garuda Kalimantan Lestari http:www.pulpmillwatch.orgcountriesindonesia diakses 30 Mei 2012 Kabupaten BaritoKuala, Kalimantan Selatan 15 PT. Kaltim Prima Pulp Paper http:www.pulpmillwatch.orgcountriesindonesia diakses 30 Mei 2012 Kapuas, Kalimantan Tengah 16 PT. Perusahaan Kertas Leces http:alamatkantorperusahaan.com0207 diakses 30 Mei 2012 Jakarta 17 PT. Kertas Padalarang http:www.kertas-padalarang.co.idindex.php?page=Kontak diakses 30 Mei 2012 Bandung, Jawa Barat 18 PT. Kertas Kraft Aceh http:www profilept-kertas-kraft-aceh-persero.htm diakses 30 Mei 2012 Lhokseumawe , NAD 19 PT. Riau Andalan Pulp and Paper RAPP http:daftarperusahaanindonesia.com200902riau-andalan-pulp-paper diakses 30 Mei 2012 Riau 20 PT. Toba Pulp Lestari TPL http:www.scribd.comdoc54991538Alamat-Pulp-Paper-Indonesia diakses 30 Mei 2012 Toba Samosir, Sumatera Utara PT. Toba Pulp Lestari,Tbk yang berlokasi di desa Sosor Ladang, Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir yang berjarak kira-kira 220 Km dari sebelah selatan kota Medan merupakan salah satu Industri Pulp milik swasta yang turut mendukung program Pemerintah dalam meningkatkan ekspor non migas. Berdirinya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk yang dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama, Tbk adalah demi pemenuhan kebutuhan akan kertas dan rayon dalam negeri yang sebelumnya masih diimpor dari berbagai negara. Sebagai sebuah pabrik pulp dengan proses kraft bahan baku yang digunakan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah Eucalyptus yang merupakan hasil Hutan Tanaman Industri HTI yang membutuhkan waktu tumbuh sekitar 4-5 tahun. PT. Toba Pulp Lestari PT.TPL mempunyai hutan tanaman industri HTI pohon ekaliptus seluas 150.000 hektar dengan hutan cadangan seluas 100.000 hektar dan keseluruhan hutan ini tersebar dibeberapa daerah kabupaten seperti di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, Kabupaten Dairi serta Kabupaten Simalungun. http:anekaplanta.wordpress.com20071225pt-toba-pulp-lestari-wajah-baru-indorayon , diakses tanggal 30 November 2011 Penulis: Erixon Ambarita Melalui observasi awal dan pra survei yang dilakukan peneliti di desa Tapian Nauli III, Kecamatan Sipahutar yang terletak di Kabupaten Tapanuli Utara, PT. Toba Pulp Lestari PT. TPL juga memiliki Hutan Tanaman Industri HTI. Hutan Tanaman Industri HTI di daerah ini merupakan konversi dari hutan reboisasi dinas perhutani yang pada awalnya merupakan tanah ulayat masyarakat yang diserahkan kepada negara. Penyerahan tanah ulayat dari masyarakat kepada negara untuk kepentingan reboisasi ini terjadi dalam 4 kali tahapan penyerahan yaitu : 1. Pada surat penyerahan tanah Tanggal 6 Februari 1975 tanah perladangan yang dinamakan Sibongbong di siharbangan seluas 500 Ha. 2. Tanggal 19 Agustus 1975, tanah Panontoran di Siharbangan seluas 1.000 Ha. 3. Tanggal 22 Mei 1976 tanah di Sibongbong daerah Siharbangan seluas 800 Ha. 4. Tanggal 16 Januari 1979 tanah di Siharbangan seluas 1.145 Ha. Sumber: Arsip Desa Tapian Nauli III tahun 2012 Pada tahun 1992 tanah tersebut telah mengalami pengalihan fungsi dan penguasaan yaitu dari pemerintah kepada PT. Toba Pulp Lestari dengan bukti yaitu PT. Toba Pulp Lestari mendapat izin dengan SK HPHTI No.493KTS-II 1992 untuk membangun Hutan tanaman industri ekaliptus guna kepentingan ekonomi perusahaan tersebut. dengan SK HPHTI tersebut PT. Toba Pulp Lestari menebang dan memanen semua tanaman pinus hasil reboisasi kemudian secara berkelanjutan menanam tanaman ekaliptus untuk dipanen setiap 4-5 tahun sekali hingga saat ini. Lahan merupakan aset yang sangat penting bagi masyarakat desa Tapian Nauli III, hal ini dikarenakan lahan merupakan salah satu sumber harapan untuk bertahan hidup bagi masyarakat pedesaan. Dengan demikian, lahan sering kali dijadikan indikator tingkat kesejahteraan masyarakat desa. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa luas pemilikan lahan berkorelasi positif dengan pendapatan rumah tangga Wiradi dan Manning, 1984. Dari hasil observasi dan wawancara pada pra survei peneliti dengan penduduk desa Tapian Nauli III, kondisi hutan di desa Tapian Nauli III mengalami 3 kali pergantian fungsi yaitu hutan ulayat, hutan reboisasi dan kemudian berganti menjadi hutan tanaman industri. Ketika hutan masih menjadi hutan ulayat, masyarakat memanfaatkan hutan ini menjadi lahan pencaharian yaitu tempat mencari hasil hutan seperti hewan buruan, rotan damar dan kemenyan haminjon, namun ditahun 1975 seperti yang dipaparkan di atas sebagian besar hutan mengalami peralihan fungsi yaitu menjadi hutan reboisasi yang ditanami pinus oleh dinas perhutani. Setelah menjadi hutan reboisasi, masyarakat tidak lagi mengandalkan hutan sebagai salah- satu sumber ekonomi. Masyarakat lebih menggiatkan pertanian dan perkebunan sebagai sumber pemenuhan ekonomi rumah tangga. Kemudian pada tahun 1992 hutan mengalami peralihan fungsi lagi yaitu dari hutan reboisasi menjadi hutan tanaman industri, tepatnya HTI milik PT. Toba Pulp Lestari. Adaptasi sosial merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri dalam lingkungan sosial untuk memenuhi syarat-syarat dasar agar tetap dapat melangsungkan kehidupan. Menurut Soerjono Soekanto Soekanto, 2000: 10-11 memberikan beberapa batasan pengertian dari adaptasi sosial, yakni: 1 Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan. 2 Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan. 3 Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. 4 Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan. 5 Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem. 6 Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah. Sesuai dari penjabaran tentang adaptasi sosial di atas, maka dari hasil observasi awal peneliti dapat digambarkan ada pergeseran pola-pola didalam lingkungan desa Tapian Nauli III. Diantaranya dari segi pekerjaan yaitu dari petani menjadi wiraswasta dan karyawan serta kontraktor mitra usaha PT. Toba Pulp Lestari. Bergesernya pekerjaan ini merupakan adaptasi masyarakat terhadap perubahan lingkungan yang ada disekitar mereka, tepatnya perubahan fungsi hutan dimana dulunya lingkungan mereka adalah hutan reboisasi yang berubah fungsi menjadi hutan tanaman industri yang menyediakan peluang kerja baru. Adaptasi yang dilakukan masyarakat pada akhirnya berpengaruh juga dengan bergesernya penilaian masyarakat terhadap nilai kepemilikan lahan, status tenaga kerja, pendapatan, nilai sosial, status sosial dan interaksi sosial di dalam masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana adaptasi masyarakat terhadap perubahan fungsi hutan di desa Tapian Nauli III, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Studi Perspektif Masyarakat untuk Program Restorasi Ekosistem Hutan Mangrove (Studi Kasus Masyarakat Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara)

1 55 78

Pemetaan Potensi Simpanan Karbon Hutan Tanaman Industri Tegakan Eucalyptus spp. Studi Kasus di HTI PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Aek Nauli

0 51 96

Pengaruh Keberadaan PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Terhadap Perekonomian Masyarakat dan Lingkungan di Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir

0 26 88

Sikap Petani Terhadap Program CD (Community Development) PT.TPL (Toba Pulp Lestari) Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus: Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 34 74

Analisis Kandungan Kimia Sludge dari Industri Pulp PT. Toba Pulp Lestari Tbk

4 43 51

Pengaruh PT.Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea

0 54 114

Kajian kualitas tapak hutan tanaman industri hibrid Eucalyptus urograndis sebagai bahan baku industri pulp dalam pengelolaan hutan lestari (Studi Kasus di PT Toba Pulp Lestari, Simalungun, Sumatera Utara )

0 22 484

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERTANIAN KOPI DI DESA TAPIAN NAULI II KECAMATAN SIPAHUTAR KABUPATEN TAPANULI UTARA.

0 3 19

TANGGAPAN WARGA MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI DESA TAPIAN NAULI II KECAMATAN SIPAHUTAR KABUPATEN TAPANULI UTARA.

0 5 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Adaptasi Masyarakat Terhadap Perubahan Fungsi Hutan (Studi Deskriptif tentang Kehadiran Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari di Desa Tapian Nauli III, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 10