Solidaritas organis muncul karena pembagian kerja bertambah banyak, pertambahan pembagian kerja menimbulkan tingkat ketergantungan, sehingga hal itu
akan sejalan dengan bertambahnya spesialisasi di bidang pekerjaan kemudian bertambahnya spesialisasi menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan individu.
Masyarakat yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru dengan perbedaan yang ada di dalamnya, karena adanya rasa ketergantungan antara satu
dengan yang lain. Dengan fakta bahwa semua orang memiliki pekerjaan dan tangung jawab yang berbeda-beda.
Doyle Paul Johnson dalam Lawang, 1994, secara terperinci menegaskan indikator sifat kelompok sosialmasyarakat yang didasarkan pada solidaritas organik, yakni:
1. Pembagian kerja tinggi; 2. Kesadaran kolektif lemah;
3. Hukum restitutifmemulihkan dominan; 4. Individualitas tinggi;
5. Konsensus pada nilai abstrak dan umum penting; 6. Badan-badan kontrol sosial menghukum orang yang menyimpang;
7. Saling ketergantungan tinggi; dan 8. Bersifat industrial perkotaan.
Dengan pemaparan model solidaritas di atas maka karakteristik yang terdapat pada masyarakat desa Tapian Nauli III masih belum menunjukkan karakteristik dari
masyarakat organik sepenuhnya, hali ini ditandai dengan masih ditemukan adanya beberapa karakteristik dari masyarakat yang mekanik.
2.2 Mobilitas Sosial
Menurut Horton dan Hunt dalam Narwoko, 2007 mobilitas sosial menunjuk pada gerakan dari satu kedudukan atau tingkat sosial ke yang lainnya. Hal ini
mungkin berupa naik ke atas dalam tangga sosial, memanjat ke puncak, atau terjun ke bawah. Mobilitas dapat terjadi misalnya ketika suatu Negara mengalami
industrialisasi, Manusia cenderung bersifat dinamis. Selalu ada perubahan yang terjadi pada diri manusia. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup sedangkan sumber
daya alam yang tersedia semakin menipis dan lahan kerja yang tidak memadai, keterbatasan lahan untuk migrasi, pemerataan pembangunan dan penghematan biaya
produksi menyebabkan munculnya keinginan untuk menciptakan satu hal baru yang dapat meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik dengan mengubah pola hidupnya.
Perubahan paling sederhana yang tampak secara spasial adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan kawasan perumahan yang tentu berdampak
pada beralihnya profesi masyarakat petani ke profesi lain. Hal ini mempunyai pengaruh pada pola hidup, mata pencaharian, perilaku maupun cara berpikir.
Sehingga dalam masyarakat industri memungkinkan masyarakat kelas bawah dapat mengalami perkembangan dan kemungkinan mereka untuk naik menjadi masyarakat
kelas menengah. Jenis-jenis Mobilitas Sosial
1. Mobilitas Vertikal Mobilitas vertikal adalah pergerakan atau perpindahan orang atau kelompok
ke atas atau ke bawah dalam sebuah pelapisan sosial. Mobilitas vertikal berarti gerakan ke atas atau ke bawah dalam skala sosial ekonomi.
2. Mobilitas Horizontal Lateral
Mobilitas horizontal lateral menunjuk pada gerakan seseorang atau kelompok dari satu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang masih berada
pada satu ranking sosial. Dapat pula berupa perpindahan seseorang atau kelompok secara geografis dari satu tempat tinggal, kota atau wilayah ke tempat tinggal, kota
atau wilayah lain. Oleh karena itu, mobilitas ini sering disebut juga sebagai mobilitas geografis.
3. Mobilitas Intragenerasi Mobilitas intragenerasi adalah perpindahan status yang dialami oleh seseorang
dalam masa kehidupannya. Adapula yang berpendapat bahwa mobilitas intragenerasi adalah perubahan kedudukan sosial seseorang selama kehidupan dewasanya. naik
dalam satu generasi. 4. Mobilitas Antargenerasi
Mobilitas antargenerasi adalah perubahan status yang dicapai seseorang yang berbeda dari status orang tuanya. Dalam mobilitas antargenerasi, yang berubah adalah
status anak-anak jika dibandingkan dengan status orang tuanya. Menurut Horton dan Hunt dalam Narwoko, 2007 mencatat ada dua faktor
yang mempengaruhi tingkat mobilitas pada masyarakat modern, yakni: 1.
Faktor struktur Faktor struktur adalah faktor yang menentukan jumlah dari kedudukan
tinggi yang harus diisi dan kemudahan untuk memperolehnya. Faktor ini terdiri atas: a struktur pekerjaan,
b struktur ekonomi, c perbedaan kesuburan,
d penghambat dan penunjang mobilitas.
2. Faktor individu
Faktor-faktor individual akan banyak berpengaruh dalam menentukan siapa yang akan mencapai kedudukan tinggi. Faktor-faktor individual mencakup:
a perbedaan bakatkemampuan; b perilaku yang berorientasi pada mobilitas; dan
c kemujuran.
2.3 Adaptasi Sosial Robert K.