Kesiapan Tenaga Kepelatihan I nstruktur

58 pesat, tentunya peralatan pelatihan yang digunakan seharusnya juga mengikuti perkembangan teknologi dan industri saat ini. Kekurangan dari data dalam aspek kesiapan penyelenggara program pelatihan ini adalah peneliti belum merinci secara deta dan menyeluruh berapa persen peralatan praktik yang masih layak digunakan.

c. Kesiapan Tenaga Kepelatihan I nstruktur

Aspek kesiapan tenaga kepelatihan instruktur terdiri dari tiga indikator, yaitu latar belakang pendidikan instruktur, relevansi keterampilan, dan keefektifan tenaga kepelatihan instruktur. Untuk indikator latar belakang pendidikan instruktur hasil kuantitatif tidak didapatkan, karena data yang diperoleh menggunakan metode dokumentasi. Untuk hasil kualitatif indikator latar belakang pendidikan instruktur didapatkan hasil dengan kategori baik. Pada mulanya, pendidikan minimal yang harus ditempuh untuk menjadi seorang instruktur adalah SMK Sekolah Menengah Kejuruan dengan jurusan sesuai bidang keahlian. I nstruktur bidang kelistrikan di BLK Sleman terdiri dari dua tenaga kepelatihan. Pendidikan masing masing instruktur adalah D3 Teknik Elektro dan S1 Pendidikan Teknik Elektro. Latar belakang pendidikan instruktur akan menjadi lebih baik ketika telah memiliki sertifikat bimbingan teknik yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik I ndonesia. I nstruktur harus memiliki sertifikat pendidikan dasar sebagai instruktur dan dilanjutkan dengan pelatihan yang kompeten di bidangnya. I ndikator yang kedua dari aspek kesiapan instruktur yaitu relevansi keterampilan. Hasil kuantitatif yang didapatkan adalah 100 sesuai dengan program keahliah yang diampu. Relevansi keterampilan didukung dengan latar 59 belakang pendidikan D3 dan S1 Pendidikan Teknik Elektro dan dokumentasi pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh masing-masing instruktur. Relevansi keterampilan yang dimiliki instruktur untuk melaksanakan program pelatihan merupakan hal yang penting. Keterampilan yang relevan dari instruktur sangat penting dalam proses pelaksanaan pelatihan. Penjabaran yang lebih detai dari relevasi keterampilan instruktur yang dilihat dari pendidikan dan pelatihan yang diikuti istuktur dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12 dibawah ini. Tabel 11. Pengalaman mengikuti pelatihan Bpk. Mulyana, A.Md. No Nama Pelatihan Penyelenggara Tempat Periode Pelatihan 1 Diklat Asisten I nstruktur Pusdiklat Depnaker Jakarta 1985-1987 2 Upgrading Elektronika Banjar Baru Kal. Selatan 1995 3 Diknalma B. BLI P Wonojati Malang 1996 4 Diklat I nstruktur BLI P Bandung Bandung 1999-2001 5 TOT CBT System BLI P Bandung Bandung 2009 Tabel 12. Pengalaman mengikuti pelatihan Bpk. Sudaryono, S.Pd. No Nama Pelatihan Penyelenggara Tempat Periode Pelatihan 1 Diklat I nstruktur Pusdiklat BLK Singosari 2 Upgrading Listrik Pusdiklat BLK Singosari 3 Ungrading Wekel Pusdiklat Bandung 4 Diklat Teknik Pendingin Pusdiklat Cevest 5 Diklat I nstalasi Tenaga Pusdiklat BLK Banjar Baru Tenaga kependidikan berperan penting dalam proses pembelajaran pada progam pelatihan. Di dalam lingkup Balai Latihan Kerja, tenaga kependidikan sering disebut juga sebagai instruktur. I nstruktur yang bekerja dengan efektif dan sesuai fungsisnya diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya 60 program pelatihan, khususnya bidang kelistrikan di BLK Sleman. Hasil kualiatif yang di dapatkan dari indikator keefektifan tenaga kependidikan instruktur menunjukkan dalam kategori baik. Dengan dua orang instruktur kepelatihan bidang kelistrikan sudah dianggap mampu untuk menjalankan tugas dan program-program pelatihan bidang kelistrikan yang dilaksanakan oleh BLK Sleman. Masing-masing instruktur bertanggung jawab dalam membantu mengelola program pelatihan, dan melakukan perawatan sarana prasarana bengkel dan peralatan pelatihan bidang kelistrikan. I nstruktur yang tersedia telah melaksanakan tugas sebagaimana mestinya sebagai instruktur pelatihan bidang kelistrikan di BLK Sleman dengan baik dan efektif.

d. Kesiapan Peserta Pelatihan