68
presensi peserta pelatihan bahwa partisipasi berupa kehadiran peserta aktif mengikuti proses pelatihan dalam kategori baik apabila dikonversikan dalam
tabel interpretasi jawaban responden. Untuk hasil kuantitatif yang diperoleh dari data dokumen presensi daftar hadir instruktur menunjukkan tingkat kehadiran
sebesar 100 . Apabila dikonversikan ke dalam tabel interpreatasi jawaban responden masuk dalam kategori baik. I nstruktur pelatihan selalu hadir sesuai
jadwal yang ditetapkan oleh penyelenggara program pelatihan. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil dari indikator kehadiran peserta dan
instruktur masuk dalam kategori baik. Kehadiran instruktur dan peserta pelatihan merupakan hal yang sangat
penting demi tercapainya keberhasilan program. I nstruktur dan peserta pelatihan merupakan komponen penting untuk pencapaian kompetensi. Fungsi dari
instruktur diantaranya untuk membantu merencanakan proses belajar, membimbing peserta, membantu memahami konsep dan praktik, mengorganisir
kegiatan belajar, dll. Antar peserta pelatihan juga merupakan komponen penting dalam program pelatihan. Mereka dapat mendiskusikan proses belajar,
membangun semangat kerja tim kelompok, meningkatkan pengalaman belajar, dll.
c. Pelaksanaan Pelatihan
Pada aspek pelaksanaan pelatihan terdapat 6 indikator yang tercantum dalam angket peserta. Keenam indikator tersebut adalah kejelasan tujuan materi
pelatihan, pemberian materi pelatihan oleh instruktur, metode pelatihan yang digunakan, pengetahuan pendidik instruktur, interaksi antar personal dan materi
ujian akhir. Data dari indikator tersebut diperoleh dengan menggunakan metode
69
angket kuesioner. Hasil dari data tersebut diolah dan dianalisis untuk kemudian didapatkan hasil persentase yang dapat dikonversikan dalam tabel interpretasi
kualitas jawaban responden. I ndikator yang pertama, yaitu kejelasan tujuan materi pelatihan. Data
yang didapatkan diperoleh menggunakan metode angket. Hasil kuantitatif yang diperoleh sebesar 84,64 . Apabila dicocokkan dengan tabel interpretasi kualitas
jawaban responden, maka indikator kejelasan tujuan materi pelatihan berada dalam kategori baik. Pada indikator ini menitikberatkan dua hal yaitu instruktur
menjelaskan tujuan dari setiap materi pelatihan dan menjelaskan silabus dan materi pelatihan yang akan disampaikan dan dipelajari.
Dari hasil angket yang dibagikan kepada peserta dan instruktur pelatihan menjelaskan bahwa kejelasan
tujuan dari materi pelatihan telah diketahui dan dipahami oleh instruktur dan peserta pelatihan.
I ndikator yang kedua adalah pemberian materi pelatihan dengan menggunakan metode angket. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif
dengan hasil sebesar 78,33 . Apabila dicocokkan dengan tabel interpretasi kualitas jawaban responden, maka indikator pemberian penyampaian materi
pelatihan berada dalam kategori baik. Poin-poin yang diteliti pada indikator ini adalah bagaimana cara instruktur memberikan contoh-contoh sederhana pada
saat penyampaian materi, bagaimana instruktur membantu peserta bila kesulitan dalam menerima materi, dan porsi antara pembelajaran teori dan praktik. Cara
penyampaian materi oleh instruktur juga dianggap menarik dan mudah dimengerti oleh peserta pelatihan.
Pada indikator pemberian penyampaian materi pelatihan instruktur pada hakikatnya berperan aktif dan memahami
70
karakter maupun kemampuan dari peserta pelatihan. Penguasaan materi pelatihan merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh instruktur sebagai
penyampai materi pelatihan. Data indikator metode pelatihan yang digunakan diperoleh dengan
menggunakan metode angket. Hasil kuantitatif yang diperoleh sebesar 82,86 . Apabila dikonversikan dengan tabel interpretasi kualitas jawaban responden,
maka indikator metode pelatihan yang digunakan masuk dalam kategori baik. Dalam sebuah pelatihan, metode pelatihan merupakan komponen yang penting
demi terlaksananya tujuan pelatihan. Metode pelatihan pembelajaran ada berbagai macam, seperti yang telah dijelaskan pada bab 2. Menurut hasil
kuesioner menunjukkan bahwa metode yang digunakan lebih metode demonstrasi dan praktik langsung dengan sedikit teori. Dengan metode pelatihan
yang tepat, diharapkan tujuan dari program pelatihan dapat tercapai. I ndikator selanjutnya adalah pengetahuan instruktur pelatihan, interaksi
antar personal dan materi ujian akhir pelatihan. Data yang didapatkan dari ketiga indikator tersebut menggunakan motode angket. Hasil kuantitatif yang didapat
dari indikator pengetahuan instruktur sebesar 86,43 . Hasil kuantitatif indikator interaksi antar personal diperoleh sebesar 84,29 dan untuk materi ujian akhir
sebesar 82,14 . Dari ketiga indikator tersebut apabila dikonversikan dengan tabel interpretasi kualitas jawaban responden, maka indikator metode pelatihan
yang digunakan masuk dalam kategori baik yang berada pada rentang 75 – 100 . Ketiga indikator tersebut mengacu pada pengetahuan dan penguasaan
instruktur mengenai materi dan bidang pelatihan yang diampunya. I nteraksi antar peserta juga merupakan hal pokok dalam pembelajaran. Dengan adanya
71
interaksi antar peserta pelatihan, maka akan terjadi saling tukar pikiran dan pendapat mengenai materi pelatihan yang diberikan. Diskusi mengenai materi
pembelajaran juga akan terjadi apabila ada interaksi antar peserta pelatihan. Pada indikator kesesuaian materi ujian akhir dengan materi pelatihan yang
diberikan sebelumnya pada dasarnya tidak ada. Hal ini bisa menyebabkan bias pada indikator ini. Pada kenyataannya ujian akhir atau evaluasi akhir berupa uji
kompetensi tidak dilakukan. Penilaian tingkat kompetensi peserta dilakukan pada saat peserta sudah menguasai menyelesaikan setiap materi pelatihan yang
diberikan oleh instruktur.
d. Proses Pembelajaran Pelatihan