Tingkat Ketercapaian Materi Aktifitas Pelatihan

66 pelaksanaan program pelatihan diperoleh dengan metode dokumentasi dan wawancara.

a. Tingkat Ketercapaian Materi

Aspek tingkat ketercapaian materi pelatihan digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketercapaian materi yang di ajarkan. Karena program pelatihan bidang kelistrikan ini terdiri dari 2 program keahlian, maka untuk kuesioner tingkat ketercapain materi digeneralisasi sehingga dapat digunakan untuk kedua program keahlian tersebut. Pada indikator tingkat ketercapaian materi pelatihan didapatkan hasil kuantitatif sebesar 82,14 . Dalam hal ini apabila dikonversikan kedalam kategori tabel interpretasi kualitas jawaban responden adalah masuk dalam kategori baik. Tingkat ketercapaian materi pelatihan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan program pelatihan. Apabila tingkat ketercapaian materi yang didapat rendah, maka secara otomatis tingkat keberhasilan program pelatihan juga rendah. Penyebab dari tingkat keberhasilan program pelatihan rendah dikarenakan materi pelatihan yang diberikan belum mencapai target sesuai yang tujuan awal yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada hasil penelitian ini, hasil yang didapatkan pada indikator ketercapaian materi cukup tinggi yaitu 82,14 . Hal ini berarti tingkat ketercapaian materi sudah mendekati target yang ditentukan sebelumnya yaitu 100 .

b. Aktifitas Pelatihan

Aspek aktifitas pelatihan digunakan untuk mengukur seberapa aktif peserta pelatihan dalam mengikuti pembelajaran baik teori maupun praktik. Selain itu, aspek aktifitas pelatihan digunakan untuk mengetahui tingkat 67 kedisiplinan peserta dan instruktur dalam menjalankan program pelatihan. Aspek aktifitas pelatihan terdiri dari empat indikator yaitu, keaktifan peserta pelatihan, proses pelatihan, kehadiran peserta pelatihan dan kehadiran instruktur pelatihan. Data dari aspek ini diperoleh dengan menggunakan metode angket dan dokumentasi. Untuk indikator keaktifan peserta pelatihan saat proses pelatihan pembelajaran berlangsung, data diperoleh dengan memberikan angket kepada instruktur mengenai aktifitas peserta pelatihan. Hasil kuantitatif dari indikator ini menunjukkan hasil dengan kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang didapatkan sebesar 85,94 . Hal-hal yang ditanyakan seputar indikator aktifitas pelatihan diantaranya adalah peserta keberanian menyatakan pendapat, rajin mengikuti pembelajaran, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dll. I ndikator yang kedua dari aspek aktifitas pelatihan yaitu proses pelatihan Data dari indikator ini diperoleh dengan menggunakan metode angket. Hasil kuantitatif dari indikator proses pelaksanaan pelatihan sebesar 89,58 . Apabila dikonversikan ke dalam tabel interpreatasi jawaban responden masuk dalam kategori baik. Penelitian difokuskan pada tujuan dari setiap materi pelatihan diketahui oleh instruktur dan peserta, silabus dan materi pelatihan yang disampaikan instruktur, cara penyampaian materi, model dan metode pelatihan yang digunakan. I ndikator kehadiran peserta pelatihan dan kehadiran instruktur diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi. Hasil kuantitatif yang diperoleh dari data dokumen presensi daftar hadir peserta yang terdaftar sebagai subyek penelitian menunjukkan tingkat kehadiran sebesar 100 . Terlihat dari lembar 68 presensi peserta pelatihan bahwa partisipasi berupa kehadiran peserta aktif mengikuti proses pelatihan dalam kategori baik apabila dikonversikan dalam tabel interpretasi jawaban responden. Untuk hasil kuantitatif yang diperoleh dari data dokumen presensi daftar hadir instruktur menunjukkan tingkat kehadiran sebesar 100 . Apabila dikonversikan ke dalam tabel interpreatasi jawaban responden masuk dalam kategori baik. I nstruktur pelatihan selalu hadir sesuai jadwal yang ditetapkan oleh penyelenggara program pelatihan. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil dari indikator kehadiran peserta dan instruktur masuk dalam kategori baik. Kehadiran instruktur dan peserta pelatihan merupakan hal yang sangat penting demi tercapainya keberhasilan program. I nstruktur dan peserta pelatihan merupakan komponen penting untuk pencapaian kompetensi. Fungsi dari instruktur diantaranya untuk membantu merencanakan proses belajar, membimbing peserta, membantu memahami konsep dan praktik, mengorganisir kegiatan belajar, dll. Antar peserta pelatihan juga merupakan komponen penting dalam program pelatihan. Mereka dapat mendiskusikan proses belajar, membangun semangat kerja tim kelompok, meningkatkan pengalaman belajar, dll.

c. Pelaksanaan Pelatihan