71 Tahapan berikutnya adalah proses mengomunikasikan untuk
mengecek pemahaman dari siswa secara individu. Mengomunikasikan melalui presentasi hasil kuis individu. Siswa menyampaikan hasil
pengerjaan kuisnya di depan guru dan teman lainnya. Banyak siswa yang berebutan ingin menuliskan hasil pengerjaannya di papan tulis.
Hasil kuis dibahas bersama untuk menentukan skor dan penghargaan kelompok. Pada pembahasan hasil kuis, siswa memperhatikan penjelasan
teman di depan kelas. Pada setiap pembahasan, ada beberapa siswa yang aktif bertanya jika ada hal yang belum dipahami. Siswa juga
mengomentari hasil pekerjaan temannya, siswa mengoreksi apabila ada yang masih belum tepat. Kegiatan akhir pembelajaran adalah penarikan
kesimpulan, siswa diarahkan oleh guru untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran.
Skor awal siswa diperoleh saat siswa melakukan pretest, kemudian dihitung perolehan skor kuis untuk poin kemajuan kelompok. Penghargaan
kelompok dipengaruhi dari skor dari masing-masing individu, sehingga
Gambar 5. Siswa Mengomunikasikan Hasil Kuis
72 setiap individu berperan dalam perolehan poin kemajuan kelompoknya.
Berikut tabel perolehan poin kemajuan individu yang telah diakumulasikan ke dalam skor kelompok pada kuis di setiap pertemuan.
Tabel 12. Perolehan Poin Kemajuan Kelompok
Kelompok Poin Kemajuan Pertemuan ke-
Rata-Rata
1 2
3 4
5 6
A 30
30 20
21,25 17,5
15 22,3
B 30
20 25
8,75 16,25
26,25 21,1
C 30
10 23,75
12,5 22,5
22,5 20,2
D 30
17,5 16,25 13,75
12,5 21,25
18,5 E
30 7,5
21,25 16,25 13,75
60 24,8
F 30
13,75 22,5
10 13,75
87,5 29,6
G 30
21,25 17,5
20 10
21,25 20
H 30
10 15
13,75 13,75
15 16,25
Berdasarkan Tabel 12, kelompok yang pada tiap kuisnya memiliki
skor tertinggi adalah kelompok F. Sehingga kelompok F berhak mendapatkan reward sebagai kelompok terbaik.
b. Pembelajaran Kelas Kontrol
Pembelajaran matematika pada kelas kontrol menggunakan pendekatan saintifik diawali dengan pendahuluan, meliputi penyampaian
tujuan pembelajaran dan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi Kubus, Balok, Prisma, Limas melalui beberapa contoh penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pendahuluan dilanjutkan dengan penyampaian apersepsi, yaitu guru bertanya mengenai materi-materi
prasyarat yang harus dikuasai siswa sebelum mempelajari materi kubus, balok, prisma, limas. Kemudian, guru menginformasikan
73 kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik. Pada materi inti, guru menyajikan materi pelajaran dengan
membagikan LKS untuk diamati dan dipahami. Siswa mengamati penjelasan dan instruksi dalam LKS sebelum memahaminya dan bertanya
apabila ada hal yang belum jelas. Setelah mengamati, siswa memperoleh informasi melalui pertanyaan yang disampaikan dan berbagai sumber, baik
dari buku, LKS, observasi benda konkret, dan sebagainya. Siswa aktif dalam mengamati, menanya, dan mengumpulkan informasi. Selama tahap
ini, guru dapat memberikan petunjuk bantuan yang dapat membantu siswa dalam pemahaman materi. Guru melakukan pengamatan, bimbingan,
motivasi, dan bantuan apabila dibutuhkan. Tahap selanjutnya adalah siswa mengasosiasi menalar dengan
mengerjakan latihan individu. Sebagian besar siswa mengerjakan latihan secara individu, namun masih ada beberapa siswa yang berdiskusi selama
mengerjakan latihan. Peneliti memberikan arahan dan instruksi yang sesuai dengan ketentuan bahwa latihan dikerjakan secara individu agar
siswa mengasosiasi pemahamannya sendiri.
Gambar 6. Siswa Mengerjakan Latihan
74 Tahapan
akhir pembelajaran
saintifik adalah
proses mengomunikasikan untuk mengecek pemahaman dari siswa secara
individu. Siswa dengan aktif maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil pengerjaan latihannya. Ada beberapa siswa yang sangat aktif
menyampaikan hasil latihan di depan kelas. Secara bersama-sama, hasil latihan dibahas untuk mengecek kembali
jawaban dari setiap siswa. Siswa aktif bertanya dan berdiskusi apabila ada materi yang belum dipahami. Siswa juga mengomentari hasil pekerjaan
temannya, siswa mengoreksi apabila ada yang masih belum tepat. Pada akhir pembelajaran, siswa dengan arahan guru menarik kesimpulan dari
pembelajaran pada tiap pertemuan.
2. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan gambaran data yang diperoleh baik dari kondisi awal maupun akhir berdasar variabel yang diteliti. Data-data tersebut
meliputi data nilai pretest dan nilai posttest untuk kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. Hasil perhitungan koefisien reliabilitas
instrumen menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas soal pretest kemampuan komunikasi matematis adalah 0,712, termasuk dalam kriteria
tinggi; soal pretest prestasi adalah 0,473, termasuk dalam kriteria sedang; soal posttest kemampuan komunikasi matematis adalah 0,529, termasuk
dalam kriteria sedang; dan soal posttest prestasi adalah 0,523, termasuk dalam kriteria sedang. Hasil output SPSS selengkapnya dapat dilihat di
Lampiran 5.1.
75
a. Deskripsi Data Skor Awal dan Akhir Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Data skor kemampuan komunikasi matematis siswa diperoleh
melalui pemberian pretest sebelum perlakuan dan posttest sesudah perlakuan, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretest
bertujuan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis awal sebelum menerima perlakuan, sedangkan posttest bertujuan untuk
mengukur kemampuan komunikasi matematis setelah menerima perlakuan. Adapun ringkasan data hasil tes kemampuan komunikasi
matematis siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 13. Skor Rata-rata, Simpangan Baku, Skor Minimal, Skor Maksimal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum dan Sesudah Perlakuan Skor Statistik
Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol
Eksperimen Kontrol
Skor rata-rata 29,88
23,38 84,69
80 Simpangan baku
12,567 10,948
12,135 12,064
Nilai yang Mungkin
100 100
100 100
Nilai yang Mungkin
Gambar 7. Diagram Data Hasil Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Rata-rata Pretest Rata-rata Posttest
Eksperimen Kontrol