Pengujian Hipotesis Penelitian Analisis Data

82 variabel kemampuan komunikasi matematis yaitu 0,054 dan variabel prestasi belajar yaitu 0,081. Nilai signifikasi tersebut lebih dari 0,05, artinya H diterima. Jadi, tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. Hal tersebut berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki tingkat kemampuan awal yang sama. Selanjutnya akan diuji rata-rata dari posttest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi. Pada uji asumsi analisis, asumsi normalitas dan homogenitas untuk nilai posttest telah terpenuhi. Analisis data dilakukan dengan menerapkan statistik dengan hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata posttest kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. Tabel 18. Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Kelas Eksperimen dan Kontrol Setelah Perlakuan Variabel Kelas Rata-Rata Nilai Signifikasi Kemampuan Komunikasi Matematis Eksperimen 84,69 0,126 Kontrol 80,00 Prestasi Belajar Eksperimen 84,38 0,097 Kontrol 79,69 Berdasarkan hasil perhitungan uji beda rata-rata kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar pada kedua kelas setelah perlakuan yang disajikan pada Tabel 18, diperoleh nilai signifikasi dari variabel kemampuan komunikasi matematis yaitu 0,126 dan variabel prestasi belajar yaitu 0,097. Nilai signifikasi lebih dari 0,05, artinya 83 H diterima. Jadi, tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah perlakuan. Setelah ditunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata, akan dibandingkan keefektifan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji perbandingan keefektifan antara pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa ini menggunakan uji independent sample t-test pada software SPSS versi 20.0 dengan nilai signifikasi 0,05. Kriteria keputusan pada pengujian hipotesis ini H ditolak jika t hitung t tabel atau nilai hitung kurang dari 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,126, artinya nilai signifikasi pada aspek tersebut lebih dari 0,05 dan H diterima. Hal tersebut berarti pembelajaran pada kelas saintifik dengan STAD tidak lebih efektif dibanding kelas saintifik ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis atau keduanya memiliki efektivitas yang sama. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis ketiga bisa dilihat pada Lampiran 5.6. 4 Perbandingan keefektifan antara pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan saintifik ditinjau dari prestasi belajar siswa Uji perbandingan keefektifan antara pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe 84 STAD dengan pendekatan saintifik ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa ini menggunakan uji independent sample t-test pada software SPSS versi 20.0 dengan nilai signifikasi 0,05. Kriteria keputusan pada pengujian hipotesis ini H ditolak jika t hitung t tabel atau nilai hitung kurang dari 0,05. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,097, artinya nilai signifikasi pada aspek tersebut lebih dari 0,05 dan H diterima. Hal tersebut berarti pembelajaran pada kelas saintifik dengan STAD tidak lebih efektif dibanding kelas saintifik ditinjau dari prestasi belajar atau keduanya memiliki efektivitas yang sama. Hasil output SPSS mengenai uji hipotesis keempat bisa dilihat pada Lampiran 5.6.

B. Pembahasan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai keefektifan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan saintifik dengan setting model pembelajaran STAD ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis dan prestasi siswa SMP. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Berbah dengan mengambil sampel kelas VIII C sebagai kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dan kelas VIII D sebagai kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan setting STAD. Materi yang diajarkan untuk kedua kelas pada penelitian ini adalah Kubus, Balok, Prisma, Limas. 85 Pada analisis data pretest yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Hal ini menunjukkan bahwa sampel berasal dari kondisi atau keadaan yang sama, dengan kata lain siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki kemampuan komunikasi matematis awal dan prestasi yang sama. 1. Keefektifan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa Sebelumnya telah dihipotesiskan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif jika ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal tersebut terbukti berdasarkan uji hipotesis dengan nilai signifikasi 0,05 yang telah dibahas sebelumnya. Pada variabel kemampuan komunikasi matematis diperoleh nilai signifikasi kurang dari 0,05, yakni variabel kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen ini memperoleh nilai signifikasi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan. Sehingga pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini telah teruji keefektifannya jika ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Hasil ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Astri Wahyuni dan Agus Maman Abadi, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari aspek kemampuan komunikasi matematis siswa. Keefektifan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting 86 model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat dari ketuntasan yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan untuk variabel kemampuan komunikasi matematis siswa adalah 75. Ketetapan tersebut didapatkan dari kriteria skor keberhasilan tes. Siswa dikatakan berhasil jika skor kemampuan komunikasi matematis siswa lebih atau sama dengan 75. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas eksperimen dikarenakan setting model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis yang merupakan cara untuk berbagi pemikiran dan menjelaskan suatu pemahaman mengenai matematika, baik secara lisan maupun tertulis. Siswa pada tahapan diskusi kelompok, dapat berinteraksi dengan kelompoknya dan mempengaruhi kemampuan komunikasi matematisnya. Siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis rendah akan terpengaruhi oleh siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis tinggi. Siswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis pada tahapan mengomunikasikan pemahaman di depan teman-temannya. Siswa pada tahap ini mengetahui bagaimana cara untuk menyampaikan apa yang diketahui, ditanyakan, dan penyelesaian dari suatu permasalahan matematika.

2. Keefektifan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran

kooperatif tipe STAD ditinjau dari prestasi belajar siswa Telah dihipotesiskan oleh peneliti bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif jika ditinjau dari pestasi belajar siswa. Hal tersebut terbukti 87 berdasarkan uji hipotesis dengan nilai signifikasi 0,05 yang telah dibahas sebelumnya. Pada variabel pestasi belajar diperoleh nilai signifikasi kurang dari 0,05, yakni variabel pestasi belajar pada kelas eksperimen ini memperoleh nilai signifikasi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh signifikan. Sehingga pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini telah teruji keefektifannya jika ditinjau dari pestasi belajar siswa. Hasil ini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fahrurrozi dan Ali Mahmudi bahwa PBM dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari prestasi belajar. Penelitian ini juga relevan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Badrun dan Hartono bahwa pembelajaran kooperatif model STAD efektif ditinjau dari prestasi siswa. Keefektifan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pembelajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari pestasi belajar siswa dapat dilihat dari ketuntasan yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan untuk variabel pestasi belajar siswa adalah 75. Ketetapan tersebut didapatkan dari skor keberhasilan tes. Siswa dikatakan berhasil jika skor pestasi belajar siswa lebih atau sama dengan 75. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan setting model pmbelajaran kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari pestasi belajar siswa di kelas eksperimen ini dikarenakan setting model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan prestasi atau pencapaian dari proses

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division (stad) dengan tipe jigsaw pada materi bangun ruang sisi datar ditinjau dari gaya belajar siswa smp klas viii smp n

1 7 80

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 135

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Strategi Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STA

0 2 10

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

PENDAHULUAN Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Kartasura 2015/2016.

0 2 6

EFEKTIFITAS PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVIDIONS (STAD) DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP.

0 1 10