Teori Keagenan LANDASAN TEORI

interest coverage . Perlu diverifikasi apakah komponen laba atau neraca tertentu telah diubah untuk tujuan tertentu. d. Kesempatan melakukan manajemen laba. Sifat aktivitas usaha menentukan sejauh mana manajemen laba dapat dilakukan. Jika sifat aktivitas usaha membutuhkan penilaian yang cukup banyak untuk menentukan angka laporan keuangan, maka semakin besar kesempatan untuk melakukan manajemen laba.

C. Teori Keagenan

Masalah keagenan agency problem timbul akibat dari pemisahan tugas antara pemegang manajemen perusahaan dengan pemegang saham. Pada umumnya, perusahaan yang besar dijalankan oleh para manajer profesional dengan sedikit saham atau bahkan sama sekali tidak memiliki porsi kepemilikan di dalam perusahaan. Oleh karena ada pemisahan antara si pembuat keputusan dan pemilik perusahaan, para manajer bisa saja membuat keputusan yang sama sekali tidak sesuai dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Mereka mungkin akan bekerja dengan tidak bersemangat, mencoba untuk mendapatkan gaji yang hanya menguntungkan mereka dan menambah beban para pemegang saham. Menurut teori, para pemegang saham memilih dewan direksi yang kemudian memilih susunan manajemen. Berdasarkan kenyataan, hal tersebut dapat terjadi sebaliknya. Manajemen memilih para calon dewan direksi dan mengalihkan hak untuk menentukan pada para pemegang saham. Hal ini berakibat, para pemegang saham hanya memiliki daftar nama calon yang telah dipilih oleh manajemen. Keadaan ini berarti menunjukkan bahwa, para manajerlah yang sebenarnya memilih para direktur yang kemudian akan membuat mereka lebih setia kepada para manajer dibandingkan kepada para pemegang saham. Hal inilah yang secara potensial dapat menyebabkan timbulnya masalah keagenan meskipun seharusnya dewan direksi mengawasi para manajer atas nama para pemegang saham. Masalah agensi terjadi ketika manajemen terpisah dari pemilik perusahaan. Manajemen mungkin membuat keputusan yang memaksimumkan kepentingan dirinya sendiri dan bukan untuk kepentingan pemegang saham. Jensen dan Meckling 1976, Watts dan Zimmerman 1986 dalam Siallagan dan Machfoedz 2006:3 menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik di antara pihak-pihak yang berkepentingan. Berdasarkan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggungjawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya serta memberikan kompensasi kepada agen. Asimetri informasi antara manajemen agent dengan pemilik principal dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba earnings management dalam rangka menyesatkan pemilik pemegang saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Timbulnya manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi. Manajer cenderung untuk melaporkan laporan keuangan yang mencerminkan keadaan perusahaan yang sedang tumbuh dengan cara memanage laba dimana laba perusahaan dibuat agar peningkatannya terlihat proporsional. Pemilik cenderung menginginkan perusahaan memperoleh laba yang maksimal dimana laba maksimal dipengaruhi oleh earnings per share EPS dengan harapan jika EPS tinggi, maka nilai perusahaan juga akan semakin naik. Menurut teori keagenan, paling sedikit ada tiga asumsi yang mendasari menurut Ciancenelli dan Gonzales 2000 dalam Rahmawati, dkk 2006:11, yaitu pasar yang normal dan kompetitif, nexus dari asimetri informasi yaitu hubungan prinsipal-agen antara pemilik dan manajer dan struktur modal optimal menghendaki alat yang terbatas Miller Modigliani theorems. Sedangkan Eisenhardt 1989 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007:5 menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu 1 manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri self interest, 2 manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan 3 manusia selalu menghindari risiko risk averse. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya.

D. Corporate Governance

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 67 129

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 34

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, ENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE DAN PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 14

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, STRUKTUR KEPEMILIKAN, KUALITAS AUDIT DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).

0 0 6

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

0 0 11