Mekanisme corporate governance pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua cara yaitu kendali luar perusahaan seperti auditor. Melalui cara
tersebut diharapkan dapat dicapai pengelolaan perusahaan yang good corporate governance
.
4. Indikator Corporate Governance
Dalam penelitian ini digunakan dua proxy dari praktik corporate governance
Siregar dan Utama, 2005:480 yaitu:
a. Proporsi Dewan Komisaris Independen
Komposisi dewan komisaris adalah susunan keanggotaan yang terdiri dari komisaris dari luar perusahaan komisaris independen dan komisaris
dari dalam perusahaan Nuryaman, 2008:5. Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan, memiliki peranan
terhadap aktivitas pengawasan. Vefas 2000 dalam Siallagan dan Machfoedz 2006:4 mengatakan bahwa selain kepemilikan manajerial,
peranan dewan komisaris juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen laba melalui fungsi monitoring atas
pelaporan keuangan. Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris.
Fama dan Jensen 1983 dalam Ujiyantho dan Pramuka 2007:7 menyatakan bahwa non-executive director komisaris independen dapat
bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi di antara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan
nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik
untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance
. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan
2007:16, komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuryaman
2008:7 menunjukkan hubungan positif tetapi tidak signifikan antara komposisi dewan komisaris terhadap manajemen laba.
Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi tanggung jawab atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam laporan
keuangan. Hal ini penting mengingat adanya kepentingan dari manajemen untuk melakukan manajemen laba yang berdampak pada berkurangnya
kepercayaan investor. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka untuk mengatasinya, dewan komisaris diperbolehkan untuk memiliki akses pada
informasi perusahaan.
Ha1: Ada pengaruh yang signifikan antara proporsi dewan komisaris independen terhadap manajemen laba.
b. Komite Audit
Sesuai dengan Kep. 29PM2004 komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan
pengelolaan perusahaan. Keberadaan komite audit sangat penting bagi pengelolaan perusahaan. Komite audit merupakan komponen baru dalam
sistem pengendalian perusahaan. Komite audit juga dianggap sebagai
penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengendalian. Berdasarkan surat
edaran BEJ, SE-008BEJ12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota
komite ini yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang. Anggota komite yang berasal dari komisaris tersebut merupakan komisaris
independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite audit. Anggota lain yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal
dari pihak eksternal yang independen Nasution dan Setiawan, 2007:7-8. Seperti diatur dalam Kep-29PM2004 yang merupakan peraturan yang
mewajibkan perusahaan membentuk komite audit, dikutip oleh Nasution dan Setiawan 2007:8 tugas komite audit antara lain:
1 Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya,
2 Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan,
3 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
internal, 4
Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi,
5 Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada dewan komisaris atas
pengaduan yang berkaitan dengan emiten, 6
Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan rahasia perusahaan. Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan
keuangan, mengawasi auditor eksternal dan mengamati sistem pengendalian internal termasuk audit internal dapat mengurangi sifat opportunistic
manajemen yang melakukan manajemen laba earnings management dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada
audit eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan 2007:17
menunjukkan hubungan negatif signifikan antara keberadaan komite audit dengan manajemen laba. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Siregar dan Utama 2005:482 yang menyatakan hubungan negatif tetapi tidak signifikan antara keberadaan komite audit dengan manajemen
laba.
Ha2: Ada pengaruh yang signifikan antara komite audit terhadap manajemen laba.
E. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional perusahaan.
Ada dua kepemilikan dalam penelitian ini, yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.