c. Komite Audit X2
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Berdasarkan surat edaran
BEJ, SE-008BEJ12-2001, keanggotaan komite audit terdiri dari sekurang- kurangnya tiga orang termasuk ketua komite audit. Anggota komite ini yang
berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang yaitu komisaris independen. Anggota lain yang bukan merupakan komisaris independen harus berasal dari
pihak eksternal yang independen. Data mengenai jumlah anggota komite audit dari perusahaan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 9. Komite audit dalam statistik deskriptif Tabel 4 menunjukkan nilai minimum 2, nilai maksimum 4, nilai rata-
rata 3,08 dan nilai standar deviasi 0,306. Hal ini menunjukkan bahwa masing- masing perusahaan yang menjadi sampel rata-rata mempunyai jumlah komite
audit yang sama sesuai dengan yang dinyatakan dalam keputusan BAPEPAM yaitu berjumlah 3 orang.
Variabel komite audit pada perusahaan yang melakukan tindakan manajemen laba mempunyai nilai minimum 2, nilai maksimum 4, nilai rata-rata
3,08 dan standar deviasi 0,306. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang terbukti
melakukan tindakan manajemen laba sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan BAPEPAM yaitu berjumlah tiga orang anggota, akan tetapi masih ada
perusahaan yang mempunyai jumlah anggota komite audit di bawah tiga orang yaitu dua orang. Ini berarti masih ada perusahaan yang terbukti melakukan
tindakan manajemen laba ada yang belum bisa memenuhi standar dari
BAPEPAM. Tabel 9
Jumlah Komite Audit
Komite Audit No. Nama
Perusahaan Kode 2005 2006 2007
1 PT. Argha Karya Prima Industry
AKPI 4
4 4
2 PT. AKR Corporindo
AKRA 3
3 3
3 PT. Asahimas Flat Glass
AMFG 3
4 4
4 PT. Asiaplast Industries
APLI 3
3 3
5 PT. Arwana Citramulia
ARNA 3
3 3
6 PT.
Astra Graphia
ASGR 3 3 3
7 PT.
Astra International
ASII 3 3 3
8 PT.
Astra Otoparts
AUTO 3 3 3
9 PT.
Betonjaya Manunggal
BTON 3 3 3
10 PT. Budi Acid Jaya
BUDI 3
3 3
11 PT. Eratex Djaja
ERTX 3
3 3
12 PT. Fast Food Indonesia
FAST 3
3 3
13 PT. Fajar Surya Wisesa
FASW 3
3 3
14 PT. Goodyear Indonesia
GDYR 2
3 3
15 PT. Hexindo Adiperkasa
HEXA 3
3 3
16 PT. HM Sampoerna
HMSP 3
3 3
17 PT. Kageo Igar Jaya
IGAR 4
4 4
18 PT. Sumi Indokabel
IKBI 3
3 3
19 PT. Intraco Penta
INTA 3
3 3
20 PT. Jaya Pari Steel
JPRS 3
3 3
21 PT. GT. Kabel Indonesia
KBLI 3
3 3
22 PT. Perdana Bangun Pusaka
KONI 4
3 3
23 PT. Lion Metal Works
LION 3
3 3
24 PT. Modern Photo
MDRN 3
3 3
25 PT.
Multipolar Corporation
MLPL 3 3 3
26 PT. Metrodata Electronics
MTDL 3
3 3
27 PT. Mayora Indah
MYOR 3
3 3
28 PT.
Nipress NIPS
3 3 3 29
PT.Pioneerindo Gourmet Int. PTSP
3 3
3 30
PT. Bentoel International RMBA
3 3
3 31
PT. Semen Gresik SMGR
3 3
3 32
PT. Bristol Myers SQBI
3 3
3 33
PT. Tembaga Mulia Semanan TBMS
3 3
3 34
PT. Mandom Indonesia TCID
3 3
3 35
PT. Tira
Austenite TIRA
3 3 3 36
PT. Tunas
Ridean TURI
3 3 4 37
PT. Voksel Electrics VOKS
3 3
3
Sumber: Data yang diolah
Variabel komite audit pada perusahaan yang tidak melakukan tindakan manajemen laba yang mempunyai nilai minimum 3, maksimum 4, nilai rata-rata
3,17 dan standar deviasi 0,389 dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang tidak melakukan tindakan manajemen laba
sudah mempunyai jumlah komite audit yang telah ditetapkan yaitu berjumlah tiga orang anggota. Ada juga perusahaan yang mempunyai jumlah anggota komite
audit lebih dari yang ditetapkan yaitu empat orang anggota.
d. Kepemilikan Manajerial X3