independen dengan manajemen laba yang tidak signifikan ini mengindikasikan bahwa proporsi dewan komisaris independen belum efektif dalam menjalankan
tanggung jawabnya mengawasi kualitas pelaporan keuangan dalam membatasi tindakan manajemen laba dalam perusahaan.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan proporsi dewan komisaris independen tidak dapat membatasi tindakan manajemen laba dalam perusahaan.
Pertama, pengangkatan dewan komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tetapi tidak dimaksudkan untuk
menegakkan Good Corporate Governance GCG di dalam perusahaan. Artinya, walaupun proporsi jumlah dewan komisaris independen sudah terpenuhi, akan
tetapi dalam praktiknya, masih ada campur tangan pihak lain. Misalnya, dalam menjalankan tugasnya komsaris independen mendapat tekanan dari manajemen
perusahaan agar memihak pada manajemen sehingga sudah tidak ada unsur independensi lagi. Kedua, ketentuan minimum proporsi dewan komisaris
independen sebesar 30 mungkin belum cukup tinggi untuk para komisaris independen tersebut untuk mendominasi kebijakan yang diambil dewan
komisaris.
2. Komite Audit
Hasil penelitian untuk variabel komite audit diperoleh bahwa komite audit tidak terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
Arah hubungan yang dihasilkan antara komite audit dengan manajemen laba adalah negatif. Nasution dan Setiawan 2007 berpendapat bahwa komite audit
yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi auditor
eksternal dan mengamati sistem pengendalian internal termasuk audit internal dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan tindakan
manajemen laba earnings management dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan pada audit eksternal.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh komite audit tidak berpengaruh terhadap tindakan manajemen laba. Hal ini karena aktivitas komite audit dalam
menjalankan tugasnya yang sesungguhnya tidak terpantau oleh peneliti, sehingga peneliti tidak mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan oleh komite audit dalam
menjalankan tugasnya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Bayu Suci 2008, Veronica dan
Siddharta 2005 yang juga menyatakan hasil penelitiannya bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara komite audit dengan manajemen laba. Arah
hubungannya pun sama dengan hasil penelitian ini yaitu negatif. Nasution dan Setiawan 2007, Wedari 2004 menyatakan hubungan
antara komite audit dan manajemen laba adalah signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Carcello, Hollingsworth, Klein dan Neal 2006 juga menunjukkan
bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hasil ini tentu saja tidak sejalan dengan penelitian ini.
3. Kepemilikan Manajerial
Variabel kepemilikan manajerial dalam penelitian kali ini terbukti tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap manajemen laba. Koefisien dalam
penelitian ini bertanda positif. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang berlawanan antara kepemilikan
manajerial dengan manajemen laba karena koefisien variabel kepemilikan manajerial bertanda positif. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial belum mampu dapat mengurangi ketidakselarasan kepentingan antara manajemen dengan pemilikpemegang saham.
Kepemilikan manajerial tidak terbukti signifikan karena berdasarkan hasil penelitian, jumlah kepemilikan saham oleh manajer cenderung lebih kecil
dibandingkan dengan kepemilikan institusional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata dari kedua variabel tersebut. Jumlah kepemilikan manajerial yang kecil
itulah yang menyebabkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Gabrielsen et al 2002 dalam Siallagan dan Machfoedz 2006. Gabrielsen menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara kepemilikan manajerial dengan manajmen laba. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data pasar modal Denmark.
Berbeda dengan hasil penelitian ini, Arief dan Bambang 2007 menyebutkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Koefisien dari variabel bertanda negatif yang artinya hasil penelitian sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa adanya hubungan yang
berlawanan antara kepemilikan manajerial dengan manajemen laba.
4. Kepemilikan Institusional