Penguatan Kelembagaan Analisis Lingkungan Strategis

Renstra Setjen 2015-2019 10 Republik Nomor 7 tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara, dan Peraturan Presiden Republik Nomor 7 tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan memperhatikan Nawa Cita agenda prioritas 6 serta Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, perlu perhatian khusus dalam melakukan restrukturisasi organisasi Kementerian melalui kegiatan evaluasi dan penyusunan struktur organisasi, tugas dan fungsi.

d. Penguatan Tata Laksana

Penguatan bidang tatalaksana diharapkan dapat mendukung terciptanya layanan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang cepat, transparan, dan akutabel. Hal ini tentu memerlukan penyediaan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK yang andal dan aman. Untuk itu bidang tatalaksana yang perlu memperoleh perhatian khusus yaitu: 1 Pembangunan Peta Ketatalaksanaan Kemendikbud yang meliputi, a Penyempurnaan dan Penyusunan Peta Bisnis Proses Kemendikbud, b Penyempurnaan dan Penyusunan Subproses Peta Bisnis; 2 Pengembangan e-government secara terintegrasi yang meliputi, a Pengembangan dan integrasi sistem pendataan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, b Pengembangan dan implementasi sistem perencanaan dan penganggaran berbasis TIK, c Pengembangan dan implementasi sistem kepegawaian berbasis TIK, d Pengembangan dan implementasi sistem akuntansi dan pelaporan keuangan berbasis TIK. 3 Managemen kearsipan birokrasi berbasis TIK melalui kegiatan pengembangan sistem dan implementasi persuratan online e-office pada seluruh unit utama.

e. Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur

Penguatan profesionalisme SDM aparatur yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain mencakup aspek perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi dan penempatan pegawai, penilaian kinerja pegawai, penggajian remunerasi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karir, penyusunan kompetensi serta sistem prosedur administrasi kepegawaian. Terkait dengan reformasi birokrasi maka penguatan SDM tentunya harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai faktor penunjang terlaksananya reformasi birokrasi secara efektif dan efisien.

f. Penguatan Peraturan Perundang-Undangan

Dengan adanya perubahan paradigma dan perkembangan serta tuntutan pembangunan pendididkan dan kebudayaan perlu perhatian khusus terhadap proses revitalisasi, sinkronisasi, dan harmonisasi kebijakan dan peraturan dibidang pendidikan dan kebudayaan. Hal yang perlu mendapat perhatian antara lain: 1 adanya peraturan perundangan yang belum harmonis, 2 peta peraturan perundang-undangan yang dibutuhkan dan secara subtansi, 3 Renstra Setjen 2015-2019 11 implementasi peraturan perundang-undangan, 4 Penataan kewenangan pendidikan dan kebudayaan.

g. Peningkatan Kualitas Layanan dan Pelibatan Publik

Peningkatan kualitas pelayanan dan pelibatan publik di bidang pendidikan dan kebudayaan yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain terdiri atas: 1 Layanan Peserta Didik; 2 Layanan Satuan Pendidikan; 3 Layanan Substansi Pendidikan; 4 Layanan Guru dan Tendik; 5 Layanan Pendidikan Orang TuaKeluarga; 6 Layanan Kebudayaan; 7 Layanan Kebahasaan.

2. Permasalahan dan Tantangan Tata Kelola Pembangunan Pendidikan dan

Kebudayaan Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan dalam melaksanakan tugas dan fungsi di lingkungan Sekretaris Jenderal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan 8 area perubahan tersebut antara lain:

a. Belum Maksimalnya Proses Perubahan

Birokrasi yang ada saat ini masih belum diselenggarakan secara optimal, masih kurang responsif, masih kurang informatif, masih kurang accesible, masih kurang koordinatif, masih kurang terbuka, rumit, serta masih kurang efisien. Kondisi saat ini perlu diperbaikidibenahi. Beberapa penataan, seperti tatalaksana, organisasi, dan SDM dalam reformasi birokrasi akan ditingkatkan dalam rangka menciptakan perubahan yang diharapkan. Gerakan perubahan merupakan salah satu program yang disusun untuk membantu Kemendikbud dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan perubahan-perubahan dimaksud.

b. Penataan Peraturan Perundang-undangan belum optimal

Belum harmonisnya peraturan perundang-undangan berkaitan dengan bidang pendidikan, belum adanya peta peraturan perundang-undangan yang dibutuhkan, masih adanya peraturan perundang-undangan yang kadaluarsa, dan masih sering terjadi implementasi peraturan perundang-undangan yang ada tidak sesuai dengan harapan.

c. Belum efektifnya Penataan dan Penguatan Organisasi

Belum semua tugas dan fungsi unit kerja kurang mencerminkan misi dan tujuan organisasi; pelaksanaan kegiatan belum seluruhnya mengacu pada tugas dan fungsi unit kerja; masih terdapat tumpang tindih tugas dan fungsi pada unit- unit kerja akibat pembinaan terhadap komponen-komponen pendidikan dilaksanakan terpisah pada tingkatan Unit Utama, dan tanggung jawab terhadap penjaminan mutu pendidikan untuk jenjang yang sama tersebar di beberapa Unit Utama; serta kurangnya pendelegasian wewenang kepada tingkatan manajemen yang lebih rendah.