Analisis pengemasan produk Digital Library

cxxxvi informasi di UPT Perpustakaan UNS tersebut di atas didapatkan analisis sebagai berikut :

3.1 Analisis pengemasan produk Digital Library

Luapan informasi yang terus bertambah, menuntut pengelola informasi untuk membuat kemasan informasi dan memberikan layanan informasi dengan cepat, tepat dan mudah. Untuk melaksanakan pengemasan informasi perlu didukung oleh subyek spesialis atau bekerjasama dengan tenaga ahli. Kemasan informasi yang dibuat harus selalu berkembang sesuai dengan segmen pasar yang dituju. Dengan sendirinya pengelola informasi juga harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk mengemas informasi. Bila diukur berdasarkan penilaian kualitas jasa, maka penilaian digital library yang sudah berjalan dari tahun 2005 adalah sebagai berikut : 66 Dari sisi Keterbaruan currency UPT Perpustakaan UNS secara periodik selalu mengupload tugas akhir mahasiswa, jadi kandungan informasi koleksi selalu bertambah dan baru. Digital library juga mudah digunakan, termasuk bagi mereka yang baru pertama kali menggunakan. servive ability. Namun dalam hal penampilan aesthetics and image, belum memenuhi selera pengguna demi kenyamanan. perlu ada perbaikan baik dari interface, desain, warna hendaknya sinergi dengan positioning perpustakaan, kalau perlu ada visualisasi agar nampak menarik. Dalam hal keselarasan conformance masih memakai standar lokal. 66 Pendit, Putu Laxman. Perpustakaan Digital : Perspektif perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Jakarta : Sagung Seto, 2007. hal. 282-283 cxxxvii Tingkat Kebergunaan usability nilai ditentukan oleh pengguna sesuai persepsi subyektif berdasarkan pengalaman mereka. Digital library UPT Perpustakaan UNS dari sisi kualitas konten saat ini belum menjawab kebutuhan pengguna, hal ini bisa dilahat dari segi : a Efektivitas sistem, seberapa jauh perpustakaan digital mampu secara tepat memberikan solusi informasi bagi pengguna, termasuk di sini adalah relevansi informasi yang ada dengan kebutuhan pengguna. Saat ini kemasan informasi berupa digital library yang dimiliki oleh UPT Perpustakaan UNS masih sangat sederhana sekali, yang ditampilkan hanyalah abstraknya saja. Alasan mengapa UPT Perpustakaan UNS belum menerapkan digital library 100 fultext berkisar tentang kerahasiaan, plagiat, hak cipta dan infrastruktur informasi yang belum memadai kapasitas bandwidth. Apabila UPT Perpustakaan UNS menerapkan digital library 100 fulltext seperti yang dikehendaki oleh beberapa informan, maka hal-hal berikut dapat dijadikan pertimbangan : 67 1. Mencetak dokumen elektronik sama seperti memfotokopi belum berarti plagiarism. Plagiarism terjadi waktu seseorang mengutip atau menggunakan, sedikit atau banyak, tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Penulis menemui ada beberapa tugas akhir mahasiswa yang melakukan plagiarism karena yang bersangkutan tidak mengerti cara membuat kutipan secara benar. Banyak ditemukan bahwa kalau sudah menyebut sumber satu kali di awal kalimat, atau di paragraf pertama, atau 67 Diao Ai Lien. Mengapa Publikasi Elektronik Karya Ilmiah?. http:aurajogja.wordpress.com diakses 21 Juni 2008 cxxxviii di daftar pustaka, berarti sudah memadai; dan oleh karenanya, kutipan di kalimat atau paragraf berikutnya tidak perlu menyebutkan sumber tersebut lagi. 2. Lebih penting mengajarkan orang membuat kutipan secara benar dari segi format, maupun isi daripada melarang memfotokopi atau mencetak suatu karya ilmiah 3. Dokumen elektronik bisa juga dibuat hanya untuk dibaca, yaitu dengan cara menyimpannya dengan menggunakan Adobe Acrobat versi 5.0 Dengan perkataan lain, melarang publikasi elektronik karya ilmiah secara fulltext bukan merupakan tindakan yang tepat untuk mengatasi plagiarism, dan kekuatiran akan penyalahgunaan dokumen dapat diatasi dengan cara ’mengunci’ dokumen elektronik dan meningkatkan pengetahuan tentang cara mengutip yang benar. Dengan demikian, tidak perlu lagi mempertahankan kekuatiran terhadap plagiarism dengan cara menolak melakukan publikasi elektronik. b Efisiensi sistem yaitu kemampuan sistem menghemat waktu dan upaya pengguna dalam mendapatkan informasi dari berbagai sumber. Juga disediakan penelusuran lain ke katalog online UPT Perpustakaan UNS, dan e-journal yang dikelola oleh UPT perpustakaan UNS. Di sini tersedia hanya dari lingkungan lokal. c Kepuasan yaitu ukuran subyektif tentang kemudahan pemakaian, tampilan, struktur informasi, kandungan, keluasan jaringan seberapa banyak sumber cxxxix yang bisa dihubungi. Dari pendapat beberapa informan di atas, tingkat kepuasan pemakai digital library UPT perpustakaan belum bisa dikatakan memuaskan. Masih perlu pengembangan dari berbagai sisi tampilan, kebijakan download, keragaman content.

3.2 Analisis Pengemasan Produk E-Journal