cxlv adalah masih adanya perbedaan persepsi tentang perpustakaan di antara pustakawan,
dosen, pengelola perpustakaan, dan jajaran pimpinan pengelola perguruan tinggi. Perbedaan persepsi ini dimungkinkan karena belum ada atau tidak adanya
komunikasi di antara mereka. Komunikasi yang dimaksud di sini lebih diartikan komunikasi kedinasan yang diharapkan dapat menghasilkan interaksi positif antara
unit kerja di perguruan tinggi. Dengan demikian, beda persepsi ini tentunya dapat diatasi apabila terdapat komunikasi kedinasan yang benar di antara mereka,
khususnya dalam pengelolaan perpustakaan. Di sini sudah dilakukan suatu push strategy komunikasi dengan mengadakan
Rapat Koordinasi Sentralisasi On-Line Perpustakaan Di Lingkungan UNS– Solo Pada Kamis 22 Nopember 2007dengan
kesimpulan : 1
Masih ada keraguan dengan sistem UNSLA, maka perlu tim untuk mengembangkan UNSLA
2 Target perlu dirubah ke realtime
3.4 Analisis Strategi Internet
Melalui media internet, layanan berupa produk-produk berbasis teknologi informasi UPT perpustakaan UNS dan perpustakaan-perpustakaan di lingkungan
UNS dapat terakses dengan lebih mudah. Digital library, e-journal, dan katalog online merupakan aplikasi-aplikasi yang terkemas dalam wadah elektronik, yaitu
situs dengan alamat http:pustaka.uns.ac.id
. Tentu saja ini semua harus didukung dengan infrastruktur internet yang kuat. UPT Perpustakaan UNS dalam hal ini
dapat menciptakan user education website yang setiap saat dapat diakses oleh
cxlvi pengguna. Dengan menampilkan informasi yang tepat dan penanganan yang baik,
maka melalui situs web pengguna akan secara bebas dapat mengunduh artikel- artikel kepustakawanan tanpa ada batasan waktu dan tempat. Bahkan bisa
berkonsultasi dengan pustakawan sebagai mediator jasa informasi.
72
Adapun Manfaat Internet di UPT Perpustakaan UNS adalah :
73
a
Akses ke sumber informasi.
Perpustakaan merupakan sumber informasi, di mana semakin dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi informasi. Adanya Internet
memungkinkan mengakses kepada sumber informasi yang mulai tersedia banyak. Dengan kata lain, masalah akses semestinya bukan menjadi masalah
lagi. Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar. Bidang apa pun yang di minati, pasti ada informasi di Internet.
b
Akses ke pakar.
Internet menghilangkan batas ruang dan waktu sehingga memungkinan pengguna berkomunikasi dengan pakar di tempat lain.
Pengguna bisa menanyakan segala hal informasi tentang perpustakaan. Juga disediakan media komunikasi daftar usulan buku baru, saran dan kritik.
Menurut penulis kedepannya bisa dikembangkan dengan membangun e- learning khusus bidang perpustakaan. Karena disamping sebagai pustakawan
72
Retzlaff. Lothar von
“
E-commerce for library promotion and sustainability: how library technicians can market themselves and their librarys services online”.
The Australian Library Journal 55.2 May
2006: p10229.
73
Rahardjo, Budi. “Internet Untuk Pendidikan.” 20 Juni 2008 http:budi.insan.co.idarticlesinternet-
pendidikan.doc
cxlvii ada beberapa staf yang mengembangkan profesinya dengan mengajar di
jurusan DIII Perpustakaan UNS. Apabila ada mahasiswa yang mengalami kesulitan dapat berkonsultasi dengan dosen yang bersangkutan, maka bisa
diselesaikan melalui media internet.
c Media kerjasama.
Kolaborasi atau kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat stakeholders dalam bidang perpustakaan dapat terjadi dengan lebih mudah,
efisien, dan lebih murah. Meskipun keberadaan internet dapat memberikan manfaat yang besar di dunia perpustakaan, namun dalam penerapannya masih
banyak sivitas akademika yang belum mengenal adanya informasi di rumah sendiri
http:pustaka.uns.ac.id .
C. Analisis Evaluasi Strategi Pengemasan Produk Berbasis Teknologi