Pengelolaan obyek wisata Air Terjun Sipiso-piso merupakan bagian integral dari pembangunan kepariwisataan secara nasional. Pengelolaan yang
terintegrasi secara baik oleh seluruh stakeholder mulai dari masyarakat lokal, pengusaha wisata, media massa maupun pemerintah daerah dapat memberikan
kontribusi yang signifikan bagi Pendapatan Asli Daerah PAD serta berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia.
Berdasarkan kondisi tersebut, strategi yang dapat dilakukan dalam pengelolaan objek wisata Air Terjun Sipiso-piso secara baik, profesional,
berkelanjutan dan bertanggung jawab dapat dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi tentang nilai ekonomi dari obyek wisata ini melalui metode biaya
perjalanan dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung mulai dari tempat tinggal, perjalanan sampai ke objek wisata itu
sendiri dan kembali lagi ke tempat tinggal mereka. Disamping itu, besarnya intensitas kunjungan yang datang berkunjung beserta faktor-faktor yang
mempengaruhi intensitas kunjungan tersebut juga diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelolaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Berdasarkan berbagai penjelasan diatas maka perlu dilakukan penelitian mengenai Analisis Stategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Sipiso-piso.
1.2 Perumusan Masalah
Dari penjabaran diatas, maka rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu bagaimana strategi yang sebaiknya diterapkan untuk
mengembangkan pariwisata Air Terjun Sipiso-piso?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi pengembangan objek wisata Air Terjun Sipiso-piso dalam menarik
kunjungan wisatawan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Pariwisata Kabupaten Karo, sebagai bahan pertimbangan dalam
mendukung program peningkatan pariwisata. 2. Bagi Program Studi Ekonomi Pembangunan, sebagai referensi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam perencanaan kebijakan pembangunan.
3. Bagi penulis, sebagai sarana mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.
4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi ataupun acuan dalam pengembangan penelitian selanjutya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pariwisata 2.1.1 Pengertian Pariwisata
Kata wisata tour secara harfiah dalam kamus berarti perjalanan dimana si pelaku kembali ke tempat awalnya, perjalanan sirkuler yang dilakukan untuk
tujuan bisnis, bersenang-senang, atau pendidikan, dengan mengunjungi berbagai tempat dan biasanya menggunakan jadwal perjalanan yang terencana Pitana
2005. Menurut Murphy 1985 dalam Pitana 2005, definisi pariwisata mencakup wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri, dan lainnya,
yang merupakan akibat dari perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata. Undang-undang UU No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan
menjelaskan pariwisata sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata yang menjadi sasaran wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta
usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan objek wisata sendiri mengandung pengertian objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa, yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna, objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan tempat hiburan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Unsur-Unsur Dalam Pariwisata
Menurut Yoeti 2006, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata adalah : travel agent atau tour operator, perusahaan
pengangkutan, akomodasi perhotelan, bar dan restoran, travel agent local, souvenirshoop, perusahaan-perusahaan yang akan berkaitan dengan aktivitas
wisatawan seperti tempat menjual dan mencetak film, kamera, kartu pos, penukaran uang, bank dan lain-lain.
Menurut Pendit 2006 unsur-unsur dalam pariwisata terdiri dari: 1. Politik pemerintahan, merupakan sikap pemerintah terhadap
kepariwisataan yang ada. Politik pemerintahan dapat bersifat secara langsung, yaitu sikap pemerintah terhadap wisatawan yang datang ke
daerah wisata dan tak langsung yaitu kondisi kestabilan politik, ekonomi, dan keamanan daerah bersangkutan.
2. Kesempatan berbelanja, tersedianya tempat belanja yang dibutuhkan wisatawan juga barang-barang khas tempat wisata.
3. Promosi, adalah propaganda kepariwisataan dengan didasarkan atas rencana atau propaganda secara teratur dan kontinu ke dalam negeri
maupun ke luar negeri. 4. Harga, yaitu harga barang-barang, sarana dan prasarana yang ada. Pada
intinya wisatawan sama seperti konsumen pada umumnya yang menginginkan harga murah dengan kualitas yang baik.
5. Pengangkutan, meliputi: keadaan jalan, alat angkut, dan kelancaran transportasi di tempat wisata.
Universitas Sumatera Utara
6. Akomodasi, merupakan rumah sementara bagi wisatawan. Hal yang penting diperhatikan dari akomodasi adalah: kenyamanan, pelayanan yang
baik dan kebersihan sanitasinya. 7. Atraksi, adalah segala pertunjukan yang mempunyai nilai manfaat untuk
dilihat atau diperhatikan termasuk objek wisata itu sendiri. 8. Jarak dan waktu, berkaitan dengan lamanya waktu yang harus dikorbankan
wisatawan untuk mencapai tempat wisata. Semakin cepat mencapainya semakin baik.
9. Sifat ramah tamah, wisatawan sangat menyenangi keramahan dari penduduk yang ada di tempat wisata tersebut.
Untuk Air terjun sipiso-piso banyak sekali unsur dalam pariwisata yang kurang dikembangkan, seperti kesempatan berbelanja yang tidak ada terutama
souvenir, promosi yang kurang, pengangkutan penumpang yang hanya ada di pagi hari, akomodasi yang tidak memadai, serta minimnya atraksi pertunjukan sebagai
cara lain untuk menarik wisatawan. Oleh karena itu diperlukan strategi pengembangan air terjun sipiso-piso untuk unsur pariwisata agar jumlah
wisatawan yang berkunjung meningkat.
2.1.3 Jenis Pariwisata
Menurut Pendit 2002, pariwisata dapat dikelompokkan menurut objek yang menjadi daya tariknya, yaitu:
1. Pariwisata budaya, pariwisata yang didasari rasa ingin tahu wisatawan akan budaya lain, kebiasaan yang dilakukan, kepercayaan serta atraksi budaya lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Pariwisata kesehatan, adalah suatu kegiatan wisata yang dilakukan untuk penyegaran jasmani maupun rohani, seperti berkunjung ke tempat pemandian
air panas. 3. Pariwisata olahraga, pariwisata yang dilakukan dalam rangka olahraga, seperti
bepergian dalam rangka perwakilan negara dalam pertandingan olahraga antarnegara.
4. Pariwisata komersial, pariwisata yang dikomersilkan. Dapat berupa pameran- pameran
5. Pariwisata industri, erat kaitannya dengan pariwisata komersil, hanya saja objek yang dituju berupa lingkungan industri.
6. Pariwisata politik, pariwisata yang berkenaan dengan kegiatan politik suatu negara.
7. Pariwisata konvensi, pariwisata yang menyediakan fasilitas tempat pertemuan- pertemuan atau acara antar negara.
8. Pariwisata sosial, adalah kegiatan wisata yang diperuntukkan bagi kelas menengah ke bawah. Kegiatan wisata ini biasanya disponsori oleh
lembagalembaga tertentu. 9. Pariwisata pertanian, adalah pariwisata yang memanfaatkan kegiatan pertanian
agriculture dan produknya. 10. Pariwisata maritim, kegiatan wisata yang memanfaatkan pesona alam laut.
11. Pariwisata cagar alam, adalah kegiatan wisata dengan bepergian ke tempat cagar alam.
12. Pariwisata buru, adalah pariwisata yang menyediakan tempat untuk melakukan kegiatan berburu.
Universitas Sumatera Utara
13. Pariwisata bulan madu, pariwisata yang diperuntukkan bagi pasangan yang melakukan perjalanan bulan madu.
14. Pariwisata petualangan, adalah kegiatan berwisata ke tempat-tempat yang tidak lazim dikunjungi orang. Fasilitas yang ada sangat minim atau tidak ada.
Semuanya sangat bersifat alami. 15. Pariwisata pilgrim, adalah pariwisata yang diperuntukkan untuk kegiatan
keagamaan. Untuk Air Terjun Sipiso-piso, jenis pariwisatanya dapat dikategorikan
dalam pariwisata petualangan. Oleh karena itu, kedepannya diperlukan strategi pengembangan terkait jenis pariwisata tambahan yang dapat dijadikan alternatif
pilihan bagi pengunjung untuk datang ke Air terjun sipiso-piso.
2.1.4 Wisatawan
Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata UU No 9 Tahun 1990. Mengenali tipologi wisatawan merupakan hal penting dalam
membuka paket wisata yang menjadi daya tarik suatu industri pariwisata. Klasifikasi wisatawan menurut Cohen 1997 dalam Pitana 2005 sebagai
berikut : 1. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali
belum diketahuinya dan bepergian dalam jumlah kecil. 2. Eksplorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur
perjalanannya sendiri dan tidak mau mengikuti jalan-jalan wisata yang sudah umum melainkan mencari hal yang tidak umum Off the beaten track.
Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar lokal dan tingkat interaksi dengan masyarakat lokal juga tinggi.
Universitas Sumatera Utara
3. Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya menyerahkan pengaturan perjalanannya kepada agen perjalanan dan mengunjungi daerah tujuan wisata
yang sudah terkenal. 4. Organized-Mass Tourist, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah
tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang dapat ditemuinya di tempat tinggalnya dan perjalanannya selalu dipandu oleh
pemandu wisata. Wisatawan seperti ini terkungkung oleh apa yang disebut sebagai environmental bubble.
5. Wisatawan Mancanegara Definisi wisatawan ini ditetapkan berdasarkan rekomendasi International
Union of Office Travel Organization IUOTO dan World Tourism Organization WTO. Wisatawan macanegara adalah seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya
untuk periode kurang dari 12 bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar
cruise ship passenger yang datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam.
Kondisi pariwisata alam yang sedang mengalami pertumbuhan memiliki beberapa keterbatasan dalam sarana dan prasarana, namun terdapat kelebihan
dalam keaslian atau objek wisata yang alami. Hal ini berpeluang untuk menarik wisatawann bertipe petualang dan menyukai perjalanan ke tempat-tempat yang
belum pernah dikunjungi oleh orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Air terjun sipiso-piso, dapat diklasifikasikan sebagai wisatawan drifter, individual mass tourist terutama
wisatawan mancanegara yang ikut dalam rombongan Remote Destination.
2.1.5 Motivasi Wisatawan
Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal wisatawan itu sendiri, berdasarkan kebutuhan atau keinginan manusia itu sendiri dan faktor
eksternal wisatawan yang sama terbentuk dari pengaruh faktor-faktor eksternal seperti: norma susila, pengaruh, atau tekanan keluarga, situasi kerja dan
sebagainya Pitana 2005. Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal yang mendorong mereka untuk memutuskan
berwisata di suatu tempat tertentu. Mcntosh 1997 dan Murphy 1985 dalam Pitana 2005 mengelompokkan motivasi wisatawan ke dalam empat kelompok,
yaitu: 1. Physical or physiological motivation motivasi yang bersifat fisik atau
fisiologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai dan sebagainya.
2. Cultural motivation motivasi budaya, yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain. Termasuk juga kelestarian akan
berbagai objek peninggalan kebudayaan monumen sejarah 3. Social motivation atau interpersonal motivation motivasi yang bersifat sosial
seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan halhal yang dianggap mendatangkan gengsi, melakukan ziarah, dan pelarian
dari situasi yang membosankan.
Universitas Sumatera Utara
4. Fantasy motivation motivasi karena fantasi, yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang
menjemukan, dan ego-enhancement yang memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status and prestige motivation.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Air terjun sipiso-piso dapat dikategorikan kedalam physical or physiological motivation, dikarenakan tujuan
utama pengunjung yaitu untuk bersantai di tepi jurang air terjun sipiso-piso.
2.1.6 Pemasaran Pariwisata
Krippendorf dalam Wahab 1988 memberikan batasan pemasaran wisata sebagai berikut, penyesuaian yang sistematis dan terkoordinasi mengenai
kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun kebijakan dalam sector pariwisata pada tingkat pemerintah, lokal, regional, nasional, dan internasional,
guna mencapai suatu titik kepuasan optimal bagi kebutuhan-kebutuhan kelompok pelanggan tertentu yang telah diterapkan sebelumnya, sekaligus untuk mencapai
tingkat keuntungan yang memadai. Yoeti 1990 menyatakan bahwa pemasaran pariwisata tourism
marketing adalah suatu sistem dan koordinasi yang dilaksanakan sebagai suatu kebijakan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kepariwisataan,
baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional, dan internasional untuk dapat mencapai kepuasan wisatawan dengan
memperoleh keuntungan yang wajar. Pada dasarnya pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan untuk
menarik wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
membelanjakan uangnya di suatu tujuan wisata. Kegiatan-kegiatan seperti itulah yang dirumuskan oleh ahli ekonomi sebagai pemasaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran pariwisata merupakan keseluruhan aktivitas yang diarahkan untuk memberikan informasi
kepada konsumen yang bertujuan untuk memuaskan keinginan wisatawan sebagai konsumen.
Pemasaran pariwisata tourism marketing sangat kompleks sifatnya karena produk yang ingin dipasarkan sangat terikat dengan supplier yang
menghasilkannya, instansi, organisasi, atau lembaga pariwisata yang mengelolanya. Memasarkan produk industri pariwisata tidak hanya sebatas
koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang
terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Dalam pandangan Yoety 2005 keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang pemasaran sangat ditentukan
oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen
dari semua unsur terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang bersifat quick yielding dan merupakan agent of development bagi daerah
berkaitan. Bertolak pada industri pariwisata merupakan industri yang berorientasi pada jasa layanan dan mempunyai sifat yang sangat berlawanan dengan industry
barang, sangat subjektif, serta intangible maka dengan karakteristik yang dimilikinya tersebut dalam pemasarannya harus memperhatikan strategi
pemasaran dalam artian proses segmenting, targetting, positioning, dan marketing mix harus tepat.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Strategi Pengembangan Pariwisata
Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke arah yang lebih baik, yang berarti ada perubahan dan pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti kualitas
dan kuantitas. Dalam konteks pariwisata secara kualitas berarti meningkatkan objek wisata dan peningkatan mutu pelayanan. Sedangkan secara kuantitas berarti
perluasan penganekaragaman objek wisata serta akomodasi lainnya.
Pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat baik
dari segi ekonomi, sosial dan budaya. Pengembangan kepariwisataan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk menarik jumlah wisatawan yang
semakin banyak secara terus menerus sehingga akan merupakan aset penting dalam pembangunan, baik bagi negara dan bagi Kabupaten Tapanuli Selatan
khususnya yang bertujuan memajukan perekonomian rakyat. Menurut Happy Marpaung 2002 perkembangan kepariwisataan
bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat
melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan
wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata.
Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah, dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam
pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta
Universitas Sumatera Utara
dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil
masalah-masalah yang ada.
2.1.8 Strategi Bauran Pemasaran JasaPariwisata Marketing Mix
Bauran pemasaran merupakan tool atau alat bagi marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.
Marketing mix produk barang mencakup 4P, product, price, promotion, dan place. Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih kurang mencukupi.
Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi: people, process, dan customer service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa dimana produksioperasi hingga
konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung.
1. Product Produk
Product adalah merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu
diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut yang
disebut “the offer”. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.
Universitas Sumatera Utara
2. Price Harga
Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen
untuk membeli. 3. Promotion Promosi
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan
agar membeli produk yang ditawarkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi yang terdiri dari iklan, penjualan
perorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, informasi dari mulut
ke mulut, dan surat pemberitahuan langsung. 4. Place Tempat
Place dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara
penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Variabel-variabel pemasaran tempat antara lain saluran pemasaran, cakupan
pasar, pengelompokan, lokasi, ketersediaan, dan transportasi.
5. People Pelayanan
Orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Orang adalah semua partisipan yang memainkan
penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan komunikasi jasa berlangsung
dalam waktu riil jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi persepsi pembeli.
Universitas Sumatera Utara
6. Process Proses
Process merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin dimana
jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. 7. Customer Service
Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada
konsumen untuk mencapai kepuasan. Customer service meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pra-
transaksi, saat transaksi dan paska transaksi. Kegiatan sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan setelah transaksi, oleh karena itu
kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen
memberikan respon yang positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi. 2.1.9 Teori Tentang Pemasaran Pariwisata
Pertanyaan tentang adakah ciri-ciri khusus pariwisata sebagai suatu gejala kegiatan perjalanan masyarakat, yang akan menunjang pemikiran bahwa
pemasaran pariwisata itu berbeda dari pengertian umum pemasaran mengenai barang-barang yang dapat dijamah dan jasa-jasanya.
Dapat dikatakan bahwa pariwisata itu hanya berupa jasa-jasa yang tidak berbeda dari jasa-jasa lain. Akibatnya pemasaran pariwisata akan mengikuti asas-
asas yang sama dalam pengertian pemasaran pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Konsep Strategi 2.2.1 Perencanaan Strategi
Seperti kita ketahui bahwa tujuan utama dari rencana strategi adalah untuk mengembangkan kesepakatan awal tentang seluruh upaya rencana strategi dan
langkah-langkah perencanaan yang utama diantara orang-orang penting pembuat keputusan atau pembuat opini internal dan juga pihak eksternal jika dipandang
relevan untuk dilibatkan. Ada beberapa aspek yang memprakarsai dan menyepakati suatu proses
perencanaan strategi di dalam perencanaan strategi ini. 1. Siapakah yang harus memprakarsai rencana strategi?
Secara teoritis adalah eksekutif tertinggi pada organisasi yang bersangkutan, tetapi kegiatan ini dapat saja didelegasikan kepada yang lain
atau pihak lain yang ditunjuk untuk memberdayakan bawahan. Namun yang jelas suatu perencanaan strategi meminta komitmen tinggi dari pihak
pimpinan tertinggi dari organisasi yang direncanakan. Salah satu tugas dalam memprakarsai perencanaan strategi adalah menetapkan secara tepat
tentang orang-orang yang penting dalam pembuatan keputusan. Orang- orang ini bisa bersumber dari internal maupun eksternal organisasi. Namun
kriterianya adalah pihak yang diakibatkan, harus memiliki informasi yang banyak yang relevan dengan perencanaan strategis yang dilakukan.
2. Bagaimana memulai rencana strategis? Kegiatan ini dapat diawali dengan beberapa aktivitas, seperti
pengarahan ahli tentang substansi yang ingin dicapai dalam perencanaan strategis. Selanjutnya dilakukan presentasi kasus oleh wakil-wakil bagian
Universitas Sumatera Utara
dan stakeholder yang ikut serta dalamperencanaan strategis. Diskusi kasus penting dilakukan untuk memperoleh kesepakatan awal tentang kekuatan,
kelemahan dari faktor-faktor internal dak kesepakatan serta ancaman yang dihadapi dari lingkungan eksternal organisasi yang dapat dilakukan
denganmenggunakan analisis SWOT. 3. Berapa banyak kesepakatan awal dalam rencana strategi “awal”?
Jumlah kesepakatan awal yang dicapai dalam berbagai kegiatan sebelumnya perlu ditegaskan. Meskipun jumlah ini tidak bersifat kekal,
karena terdapat kemungkinan masih ada aspek penting yang belum tercakup dalam kesepakatan yang telah dilakukan. Dalam perencanaan
strategis dari suatu organisasi, manajemen puncak harus terlibat secara aktif. Hal ini karena manajemen puncak yang dari posisinya di tempat
yang tinggi, mempunyai visi yang diperlukan untuk mempertimbangkan semua aspek organisasi, komitmen manajemen puncak diperlukan untuk
menimbulkan dan mendukung komitmen pada tingkat yang lebih rendah. Rencana strategi membantu para manajer untuk meningkatkan
kemampuan manajerialnya, juga membantu mereka dan stafnya sehingga dapat lebih mudah menanggapi berbagai peristiwa dengan cepat dan tepat.
Konsep perencaan strategi dikemukakan oleh Olsen dan Eadie 1982:4 mengatakan bahwa : “perencanaan strategi sebagai upaya yang didisiplinkan
untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan organisasi dan mengapa
organisasi mengerjakan hal seperti itu” Pernyataan tersebut di atas
menunjukkan bahwa perencanaan dapat memfasilitasi komunikasi dan partisipasi,
Universitas Sumatera Utara
mengakomodasi kepentingan dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuat keputusan secara tertib maupun keberhasilan implementasi keputusan.
Menurut Stonner dan Wenkel 1986:175 mengemukakan lima karakteristik perencanaan strategi yakni :
1. Berkaitan dengan pertanyaan dasar dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut
2. Memberikan kerangka untuk perencanaan yang lebih terinci dan untuk pengambilan keputusan sehai-hari
3. Menyangkut kurun waktu yang lebih lama dari pada jenis perencanaan lainnya 4. Membantu memusatkan energi dan sumber daya organisasi pada kegiatan yang
menyangkut prioritas tinggi. 5. Merupakan aktivitas dimana manajemen puncak harus secara efektif terlibat.
Menurut Bryson dalam bukunya Perencanaan Strategi Bagi Organisasi Sosial 2007:5 “Perencanaan strategi sebagai upaya yang di disiplinkan untuk
membuat keputusan dan tindakan penting mementuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi, apa yang dikerjakan orgnisasi, dan mengapa organisasi
menegerjakan hal seperti itu”
2.2.2 Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan program,
anggaran dan prosedur. Tindakan pengelolaan bermacam-macam sumber daya organisasi dan manajemen yang mengarahkan dan mengendalikan pemanfaatan
sumber-sumber daya organisasi keuangan, manusia, peralatan dan lain-lain melalui strategi yang dipilih. Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci
Universitas Sumatera Utara
secara lebih jelas dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil direalisasikan.
Menurut Bryson dalam skripsi Marzuki 2006 : 10 langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah membuat
perencanaan strategi. Inti dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah bagaimana membuat rencana pencapaian sasaran dan rencana kegiatan program
dan anggaran yang benar-benar sesuai dengan arahan misi-visi-goal dan strategi yang telah ditetapkan organisasi.
Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik the step-by step sequence
of actions. Sedangkan dalam rumusan anggaran berisi rencana kegiatanprogram biasanya tahunan yang disertai taksiran sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan semua kegiatan yang direncanakan. Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana-rencana kegiatan.
Berikut hal-hal yang perlu dikaji dalam implementasi strategi :
1 Program
Program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan
restrukturisasi organisasi, perubahan budaya internal organisasi, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.
2 Anggaran
Anggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.
Universitas Sumatera Utara
Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan performa yang
menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan organisasi.
3 Prosedur
Prosedur yang kadang disebut Standard Operating System SOP. Prosedur adalah sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan
yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktifitas yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikan program-program organisasi. Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus
dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang disebut dengan implementasi strategi. Masalah implementasi ini cukup rumit, oleh karena
itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara
mengatasinya. Dalam tahap ini masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam.
2.2.3
Pelaksanaan Strategi
Dalam kamus bahasa Indonesia yang disusun oleh Poewadarminta 1976;553 dalam bukunya Kamus Bahasa Indonesia diberikan batasan mengenai
pelaksana dan pelaksanaan sebagai; “Pelaksana adalah orang-orang yang mengerjakan atau melaksanakan rencana yang telah disusun, sedangkan
pelaksanaan adalah perihal perbuatan usaha atau pelaksanaan rancangan”. Kata pelaksanaan juga memiliki makna kata yang sama dengan kata
implementasi, lebih lanjut Abdullah 1987:09 dalam bukunya Konsep
Universitas Sumatera Utara
Pendekatan dan Relevansinya dalam Pembangunan mengemukakan : Implementasi adalah suatu proses rangkaian kegitan tindak lanjut setelah sebuah
rencana dan kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah-langkah yang strategi maupun yang oprasional yang ditempuh guna
mewujudkan suatu kegiatan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula.
Menurut Higgins yang dikutip oleh J. Salusu 1996:409, dalam bukunya Pengambilan Keputusan Strategis mengatakan bahwa : Implemantasi merupakan
rangkuman dari berbagai kegiatan yang di dalamnya sumber daya manusia menggunakan daya lain untuk mencapai sasaran dari strategi. Kegiatan itu
menyentuh semua jajaran manajemen mulai dari manajemen puncak sampai pada karyawan lini paling bawah.
Dalam kamus Webster yang dikutip oleh Wahab 1997:64 dalam bukunya Analisis Kebijaksanaan dikemukakan bahwa : Pengertian implementasi
dirumuskan secara pendek, dimana “to implementasi” mengimplementasikan berarti “to provide means for carrying out; practical effec to” menyajikan alat
bantu untuk melaksanakan : menimbulkan dampakberakibat sesuatu. Dari definisi di atas menunjukan bahwa implementasi atau pelaksanaan
merupakan aspek operasional dari rencana atau penerapan berbagai program yang telah disusun sebelumnya, mulai dari penetapannya pada hasil akhir yang dicapai
sebagai tujuan semula. Untuk melihat apakah strategi yang telah di tentukan tepat atau tidak, baik
pada tingkat organisasi atau bisnis yang ditangani, tidak hanya terletak pada tepatnya pilihan yang yang dijatuhkan pada satu alternatif yang diperkirakan akan
Universitas Sumatera Utara
mendukung keseluruhan upaya untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran serta mengembangkan misi yang telah ditentukan, juga tidak hanya terletak pada
akuratnya analisis strategi yang dilakukan, melainkan terutama pada analisis terakhir terjadi pada waktu strategi tersebut diimplementasikan. Siagian, 2005 ;
198. Selanjutnya Siagian membagi tiga tahap yang penting dalam implementasi
strategi, yaitu : 1. Mengidentifikasi sasaran tahunan yang berperan sebagai pemandupemandu
dalam proses implementasi karena merupakan rincian sasaran jangka pendek yang spesifik diangkat dari sasaran jangka panjang
2. Merumuskan strategi dalam berbagai bidang nasional yang merupakan terjemahan strategi dasar pada tingkat satuan bisnis yang dikelolah menjadi
rencana aksi bagi bagian-bagian satuan bisnis yang bersangkutan 3. Merumuskan dan mengkomuniksikan berbagai kebijaksanaan untuk
digunakan sebagai penuntun bagi para manajer oprasional beserta para bawahan dalam pengambilan berbagai keputusan oprasional, dalam rangka
implementasi berbagai strategi yang telah ditetapkan oleh manajemen pada tingkat yang lebih tinggi, termasuk manajemen puncak
Sejalan dengan itu, dapat dikatakan bahwa rencana adalah 20 keberhasilan adalah 60, 20 sisanya adalah bagaimana kita mengendalikan
implementasi. Implementasi adalah hal yang paling berat, karena disini masalah- masalah yang kadang tidak dijumpai dalam konsep, muncul di lapangan. Selain
itu, ancaman utama adalah konsistensi implementasi Nugroho,2006;119
Universitas Sumatera Utara
Jadi dapat dikatakan bahwa implementasi adalah operasionalisasi dari berbagai aktivitas guna mencapai sasaran tertentu. Sifat dari suatu implementasi
adalah tidak dapat beroperasi tanpa adanya faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang selalu mempengaruhinya. Faktorfaktor ini harus dikendalikan
secara baik Salusu, 1996;409 Setiap keputusan stratejik, setiap stratejik, menuntut pelaksanaan. Tanpa pelaksanaan, ia tidak mempunyai arti apa-apa.
Pelaksanaan suatu strategi adalah suatu yang sangat peka, menuntut kehati-hatian, dan bahkan pada saat penyusunan alternatif dilakukan, sudah harus dipertanyakan,
bagaimana melaksanakan setiap alternatif itu. Hal itu terutama disinggung ketika para manajemen tingkat atas membicarakan tentang konsekuensi-konsekuensi
yang diperkirakan akan timbul andaikata alternatif itu dilaksanakan. Pelaksanaan itu mencakup kegiatan dan tindakan dan seringkali juga tanpa bertindak. Sifatnya
adalah tidak dapat beroperasi tanpa adanya faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya dan faktor yang dimaksud harus dikendalikan secara
baik. Apabila strategi itu merupakan hasil keputusan strategi yang inkrimental maka pelaksanaannya mungkin tidak banyak menimbulkan masalah, tetapi kalau
merupakan keputusan yang baru sama sekali, apalagi kalau berupa “keputusan gempa bumi” maka implementasi atau pelaksanaannya tidak akan begitu mudah.
Para pelaksana hanya mungkin dapat mengimplementasikan strategi yang baru itu apabila mereka dapat memahaminya, mengerti, dan mengetahui bagaimana
melaksanakannya sehingga tidak meleset dari keinginan para pembuat keputusan tingkat atas. Semua kepentingan, baik kepentingan tingkat atas maupun
kepentingan berkeping-keping dari para karyawan, haruslah dipertemukan saat peralihan itu sehingga pada akhirnya yang harus dimenangkan adalah kepentingan
Universitas Sumatera Utara
organisasi. Untuk menjamin bahwa strategi baru itu akan berhasil, diperlukan kebijaksanaan organisasi yang akan menyiapkan semua fasilitas yang diperlukan
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul selama pelaksanaan. Kebijaksanaan itu berkaitan dengan pedoman pelaksanaan, metode kerja,
prosedur, peraturan-peraturan, formulir-formulir, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk memberikan dorongan dan motivasi bagi karyawan dalam
menyukseskan sasaran organisasi. Kebijaksanaan itu mengatur batas-batas apa yang dapat dan yang tidak dapat dikerjakan, tindakan-tindakan administratif mana
yang boleh dan tidak boleh dijalankan. Dengan kata lain tindakan independen yang berarti memelihara
ketergantungan satu pada yang lain, memperkecil keputusan-keputusan zig-zag dan praktek-praktek yang kontradiktif. Masalah perekrutan tenaga ahli yang
dibutuhkan, dimasukkan pula dalam kebijaksanaan tersebut. Di dalam organisasi yang tidak menggunakan pendekatan manajemen strategi, masalah perekrutan dan
alokasi sumber daya sering menjadi bagian dari kebijaksanaan tersendiri, yang bisanya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas politik. Bagaimanapun cara yang
ditempuh dalam sistem perekrutan dan alokasi sumber daya belum akan mampu memberi jaminan implementasi yang sukses dari suatu strategi. Dalam
penelitiannya terhadap hampir seratus presiden dan manajer divisi perusahaan, Alexander 1991 mencoba mengungkap beberapa masalah yang sering dijumpai
dalam melaksanakan suatu strategi Salusu, 1996. Masalah yang paling sering timbul adalah jangka waktu pelaksanaan. Jangka waktu pelaksanaan ternyata jauh
lebih lama daripada yang direncanakan karena timbul banyak masalah baru yang tidak diantisipasi, tidak diprediksi sebelumnya. Sementara itu selama pelaksanaan,
Universitas Sumatera Utara
koordinasi tidak berjalan secara efektif, apalagi banyak karyawan atau pegawai yang tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk melaksanakan kewajiban.
Pada saat analisis SWOT dilakukan, masalah yang berkaitan dengan faktor eksternal telah banyak dibicarakan. Namun pada saat pelaksanaannya faktor itu
banyak sekali dilupakan dan kurang dikontrol. Akibatnya adalah aktivitas organisasi kadang-kadang terpengaruh oleh faktor eksternal yang tak terkendali
itu sehingga hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan.
2.3 Penelitian Terdahulu
Reza 2009 dalam skripsinya yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep berkesimpulan,
berdasarkan hasil analisis metode SWOT maka strategi yang tepat untuk pengembangan Pantai Lombang yaitu pengembangan ekonomi berbasis potensi
wilayah, khususnya pembentukan kelompok bisnis cemara. Hal ini juga sesuai dengan hasil dari matriks IE dimana Pantai Lombang berada pada posisi V yaitu
jaga dan pertahankan dengan pilihan strategi antara penetrasi pasar atau pengembangan produk.
Prasetyo dalam tulisannya Strategi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olagraga Dalam Pengembangan Potensi Objek Wisata Kota Tarakan Dalam
menetapkan strategi pengembangan potensi objek wisata dinas kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga Kota Tarakan menganalisis lingkungan internal
kekuatan, kelemahan, dan lingkungan eksternal peluang, ancaman dan kemudian menentukan kebijakan dalam menetapkan arah tujuan organisasi, yang
tertuang dalam perwujudan visi misi yang disusun dalam suatu konsep kerja dalam bentuk Rencana Strategis Dinas RENSTRA. Untuk selanjutnya
Universitas Sumatera Utara
diimplementasikan kedalam program-program pengembangan pariwisata Kota Tarakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian