Perhitungan Vektor Pembobotan Hirarki Untuk Kriteria Kelemahan Internal 6.57 3.05

CI = 0.12 CR = CIRI = 0.121.24 CR = 0.09 CR 0.1 Karena CR 0.1 maka preferensi reponden konsisten dan study dapat dilanjutkan. Dari hasil matrik yang dinormalkan di atas maka didapat responden yang merupakan pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Karo lebih memilih biaya masuk yang murah sebagai kekuatan utama objek wisata air terjun sipiso-piso yaitu dengan besar 0.43 atau 43, kriteria sejalur dengan objek wisata lain sebesar 0.17 atau 17, air terjun tertinggi di Indonesia sebesar 0.14 atau 14, pengelolah yang ramah sebesar 0.10 atau 10, sarana dan prasarana yang memadai sebesar 0.09 atau 9 dan bisa menikmati keindahan danau toba sebesar 0.04 atau 4 .

4.9 Perhitungan Vektor Pembobotan Hirarki Untuk Kriteria Kelemahan Internal

Hasil analisis preferensi gabungan dari 10 responden yang diambil dari pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Karo yaitu : kriteri transportasi terbts 13.16 kali lebih penting dari kriteria kondisi jalan kurang baik, 1.36 kali lebih penting dari kriteria kurangnya promosi, 2.5 kali leih penting dari kriteria kondisi anak tangga yang rusak, dan sama pentingnya dari kurangnya perawatan. Sedangkan kriteria kurangnya promosi 8.83 kali lebih penting dari kondisi jalan kurang baik. Kriteria kondisi anak tangga yang rusak 3.62 kali lebih penting dari kriteria kondisi jalan yang kurang baik, 2 kali lebih penting dari kriteria kurangnya promosi. Kriteria kurangnya perawatan 6.33 kali lebih penting dari kriteria kondisi jalan yang kurang baik, 1.16 kali lebih penting dari kriteria transportasi Universitas Sumatera Utara terbatas, 2.1 kali lebih penting dari kriteria kurangnya promosi,dan 2.3 kali lebih penting dari kriteria kondisi anak tangga yang rusak. Maka matriks perbandingan hasil preferensi diatas adalah: Tabel 4.11 Matriks Vektor Pembobotan Hirarki Untuk Kriteria Kelemahan Internal Kondisi Jalan Kurang Baik Transportasi Terbatas Kurangnya Promosi Kondisi Anak Tangga Rusak Kurangnya Perawatan Kondisi Jalan Kurang Baik 1 0.07 0.11 0.27 0.15 Transportasi Terbatas 13.16 1 1.36 2.5 1 Kurangnya Promosi 8.83 0.73 1 0.5 0.47 Kondisi Anak Tangga Rusak 3.62 0.4 2 1 0.43 Kurangnya Perawatan 6.33 1 2.10 2.30 1 ∑ 32.94

3.20 6.57

6.57 3.05

Sumber: Data Diolah Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Matriks Vektor Pembobotan Hirarki Untuk Kriteria Kelemahan Internal yang Dinormalkan Kondisi Jalan Kurang Baik Transportasi Terbatas Kurangnya Promosi Kondisi Anak Tangga Rusak Kurangnya Perawatan Vector Eigen Kondisi Jalan Kurang Baik 0.03 0.02 0.01 0.04 0.04 0.03 Transportasi Terbatas 0.39 0.31 0.20 0.38 0.32 0.32 Kurangnya Promosi 0.26 0.22 0.15 0.07 0.12 0.17 Kondisi Anak Tangga Rusak 0.10 0.12 0.30 0.15 0.14 0.16 Kurangnya Perawatan 0.20 0.31 0.31 0.35 0.32 0.30 Sumber: Data Diolah λ maks = 32.94x0.03+3.20x0.32+6.57x0.17+6.57x0.16+3.05x0.30 = 0.98+1.02+1.11+1.05+0.91 = 5.07 Karena matriks berordo 5 yakni terdiri dari 5 kriteria, nilai indeks konsistensi yang diperoleh: Untuk n=5, maka RI=1.120 tabel saaty CI = λma ks−n �−1 = 5.07 −5 5 −1 = 0.07 4 CI = 0.02 CR= CIRI = 0.011.12 CR= 0.06 Karena CR 0.1 maka preferensi reponden konsisten dan study dapat dilanjutkan. Dari hasil matriks yang dinormalkan di atas maka didapat responden yang merupakan pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Karo lebih memilih kriteria Universitas Sumatera Utara transportasi terbatas sebagai kelemahan pariwisata air terjun sipiso-piso sebesar 0.32 atau 32, kriteria kurangnya perawatan sebesar 0.30 atau 30, kurangnya promosi sebesar 0.17 atau 17, kondisi anak tangga yang rusak sebesar 0.16 atau 16,dan kondisi jalan yang rusak ada di tempat terakhir sebesar 0.03 atau 3.

4.10 Matriks EFAS dan IFAS Tabel 4.13