CI = 0.12 CR = CIRI = 0.121.24
CR = 0.09 CR 0.1
Karena CR 0.1 maka preferensi reponden konsisten dan study dapat
dilanjutkan. Dari hasil matrik yang dinormalkan di atas maka didapat responden yang
merupakan pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Karo lebih memilih biaya masuk yang murah sebagai kekuatan utama objek wisata air terjun sipiso-piso yaitu
dengan besar 0.43 atau 43, kriteria sejalur dengan objek wisata lain sebesar 0.17 atau 17, air terjun tertinggi di Indonesia sebesar 0.14 atau 14, pengelolah yang
ramah sebesar 0.10 atau 10, sarana dan prasarana yang memadai sebesar 0.09 atau 9 dan bisa menikmati keindahan danau toba sebesar 0.04 atau 4 .
4.9 Perhitungan Vektor Pembobotan Hirarki Untuk Kriteria Kelemahan Internal
Hasil analisis preferensi gabungan dari 10 responden yang diambil dari pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Karo yaitu : kriteri transportasi terbts 13.16
kali lebih penting dari kriteria kondisi jalan kurang baik, 1.36 kali lebih penting dari kriteria kurangnya promosi, 2.5 kali leih penting dari kriteria kondisi anak
tangga yang rusak, dan sama pentingnya dari kurangnya perawatan. Sedangkan kriteria kurangnya promosi 8.83 kali lebih penting dari kondisi jalan kurang baik.
Kriteria kondisi anak tangga yang rusak 3.62 kali lebih penting dari kriteria kondisi jalan yang kurang baik, 2 kali lebih penting dari kriteria kurangnya
promosi. Kriteria kurangnya perawatan 6.33 kali lebih penting dari kriteria kondisi jalan yang kurang baik, 1.16 kali lebih penting dari kriteria transportasi
Universitas Sumatera Utara
terbatas, 2.1 kali lebih penting dari kriteria kurangnya promosi,dan 2.3 kali lebih penting dari kriteria kondisi anak tangga yang rusak. Maka matriks perbandingan
hasil preferensi diatas adalah:
Tabel 4.11 Matriks Vektor Pembobotan Hirarki Untuk Kriteria
Kelemahan Internal Kondisi
Jalan Kurang
Baik Transportasi
Terbatas Kurangnya
Promosi Kondisi
Anak Tangga
Rusak Kurangnya
Perawatan
Kondisi Jalan
Kurang Baik
1 0.07
0.11 0.27
0.15
Transportasi Terbatas
13.16 1
1.36 2.5
1
Kurangnya Promosi
8.83 0.73
1 0.5
0.47
Kondisi Anak
Tangga Rusak
3.62 0.4
2 1
0.43
Kurangnya Perawatan
6.33 1
2.10 2.30
1
∑ 32.94
3.20 6.57
6.57 3.05
Sumber: Data Diolah
Dengan unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Nilai vektor eigen
dihasilkan dari rata-rata bobot relatif untuk setiap baris. Hasilnya dapat pada tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Matriks Vektor Pembobotan Hirarki Untuk Kriteria
Kelemahan Internal yang Dinormalkan
Kondisi Jalan
Kurang Baik
Transportasi Terbatas
Kurangnya Promosi
Kondisi Anak
Tangga Rusak
Kurangnya Perawatan
Vector Eigen
Kondisi Jalan Kurang Baik
0.03 0.02
0.01 0.04
0.04 0.03
Transportasi Terbatas
0.39 0.31
0.20 0.38
0.32 0.32
Kurangnya Promosi
0.26 0.22
0.15 0.07
0.12
0.17
Kondisi Anak Tangga
Rusak
0.10 0.12
0.30 0.15
0.14 0.16
Kurangnya Perawatan
0.20 0.31
0.31 0.35
0.32 0.30
Sumber: Data Diolah
λ maks = 32.94x0.03+3.20x0.32+6.57x0.17+6.57x0.16+3.05x0.30 = 0.98+1.02+1.11+1.05+0.91
= 5.07 Karena matriks berordo 5 yakni terdiri dari 5 kriteria, nilai indeks
konsistensi yang diperoleh: Untuk n=5, maka RI=1.120 tabel saaty
CI =
λma ks−n �−1
=
5.07 −5
5 −1
=
0.07 4
CI = 0.02 CR= CIRI = 0.011.12
CR= 0.06 Karena CR
0.1 maka preferensi reponden konsisten dan study dapat dilanjutkan.
Dari hasil matriks yang dinormalkan di atas maka didapat responden yang merupakan pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Karo lebih memilih kriteria
Universitas Sumatera Utara
transportasi terbatas sebagai kelemahan pariwisata air terjun sipiso-piso sebesar 0.32 atau 32, kriteria kurangnya perawatan sebesar 0.30 atau 30, kurangnya
promosi sebesar 0.17 atau 17, kondisi anak tangga yang rusak sebesar 0.16 atau 16,dan kondisi jalan yang rusak ada di tempat terakhir sebesar 0.03 atau 3.
4.10 Matriks EFAS dan IFAS Tabel 4.13