64
memfasilitasi tapi harus inisiatif pribadi karna nanti ukurannya gampang kok, kamu gaul atau enggak gitu
aja kamu cocok untuk Radio Suara Surabaya masa depan atau tidak. Saya bilang, kamu tidak perlu untuk
mengubah kepribadianmu tau-tau perilakumu aneh sepulang dari sana jadi aneh buat saya karna tidak
sesuai umurmu bergaya seperti anak muda itu anda tidak perlu menjadi seperti itu. Kita adalah actor,
actor itu sekali kali diberi peran antagonis tapi kan saya tidak perlu mengubah karakter dan kepribadian
saya menjadi seperti yang seperti yang saya perankan. Sama halnya dengan broadcaster media
begitu, pe
laku media juga sama buat saya…” Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview
Selain program on-air dan non-air untuk anak muda, Radio Suara Surabaya memiliki strategi khusus yaitu
“be there”, yang artinya orang-orang yang bekerja di Radio Suara Surabaya harus
datang langsung ke tempat anak muda biasanya berkumpul, mengamati secara langsung tidak hanya dengan riset. Sehingga
mereka bisa mengetahui secara langsung apa yang sedang menjadi trend anak muda saat ini. Sehingga tidak ketinggalan jaman atau
kurang update “kudet”. Bisa mengetahui apa yang diinginkan anak
muda mulai gaya hidup, keinginan dan yang menjadi kebutuhan anak muda, sehingga dalam membuat program on-air atau non-air
tentang anak muda, Radio Suara Surabaya selalu update.
5.1.5 Media yang Digunakan Radio Suara Surabaya
Salah satu unsur strategi komunikasi menurut Lasswell adalah In Which Channel? Wahanaalat untuk menyampaikan pesan dari
komunikator sumber kepada komunikan penerima baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media cetakelektronik.
11
11
http:www.komunikasipraktis.com201510strategi-komunikasi-pengertian-dan.html diunduh
pada tanggal 28 September 2015 pukul 15.00
65
Radio Suara Surabaya menggunakan banyak media untuk menyampaikan pesan kepada pendengarnya. Media ini juga digunakan
Radio Suara Surabaya untuk menarik calon pendengar baru khususnya anak muda. Media yang digunakan adalah Radio itu sendiri, website, free
magazine, media sosial seperti twitter dan facebook.
“…Untuk media sosial lain seperti instagram belum karna Radio Suara Surabaya belum menemukan
formula yang cocok untuk radio seperti apa. Radio Suara Surabaya tidak perlu menjadi yang pertama,
tetapi ketika Radio Suara Surabaya menggunakan Facebook atau Twitter keliatan konvergensinya
dengan radio dan tu yang tidak ada di Facebook dan twitter lain. Saya juga ingin instagram kita akan
masuk tetapi belum karna kita mesti menemukan formula yang pas dalam konteks konvergensi. Karna
saya juga tetep mempertahankan media cetak karna free magazinenya Radio Suara Surabaya juga banyak
yang butuh, ngga semua orang nyaman melihat layar kecil seperti di gadget. Keunggulannya utama
magazine tidak perlu charging battery. Jadi kalau membicarakan soal mainstream media itu berati
radio dan majalah. Untuk media baru berati website. Media yang lebih baru lagi berati media sosial. Buat
kita punya media ini bukan berati semua berdiri sendiri tetapi harus diintegrasikan, harus di
konvergensikan karna sangat disayangkan jika berdiri sendiri padahal kalau bisa dijadikan satu luar biasa
walaupun nanti disamapikan dengan angle yang berbeda dan tampilannya harus berbeda sesuai
dengan karakteristik medianya
…” Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview
5.1.6 Efek yang Diharapkan Radio Suara Surabaya