48
sama. Tetapi dengan pendekatan yang harus sesuai dengan karakterisitik masing-
masing mediumnya…” Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview
5.1.2 Problematik Empirik Radio Suara Surabaya
Problematik empirik menurut Errol Jonathans selaku CEO Radio Suara Surabaya mengkhawatirkan kehilangan generasi pendengar
sehingga memiliki strategi untuk menarik minat kaum muda sebagai calon pendengar Radio Suara Surabaya.
“…Filosofi yang saya terapkan dalam konteks konsumen, saya sekarang mengistilahkan konsumen
bukan lagi pendengar karena ada yang mengakses ke new media. Kalau mau lebih didetailkan yaitu
pendengar dan pengakses Suara Surabaya. Itu bagi saya adalah keniscayaan kita harus berganti generasi
konsumen terutama itu keniscayaan. Karena saya menganut faham kita mau jadi gerbong kereta api
atau mau jadi stasiunnya. Kalau saya jadi gerbong kereta api maka gerbong kita ini tahun 1983. Maka
Radio Suara Surabaya akan menua bersama sama dengan segmen ini. Terus didoain rame-rame karena
sudah mau berangkat semua meninggal udah berati kita ikut mati karna pendengarku tambah lama
tambah tua yang tak pelihara. Saya berpikir kita harus menjadi stasiun kereta apinya. Nah stasiun kereta api
ini menjadi antisipator untuk kereta api jaman , jaman 1980,1990, 2000, 2010, 2020 dan seterusnya. Kalau
yang di jaman 1980 kan kereta apinya masih kuno stasiunnya kayak begini tapi ketika eranya kereta api
modern seperti kereta api peluru kayak di jepang kan tidak bisa dengan model stasiun lama. Stasiunnya
yang harus di upgrade menyesuaikan dengan teknologi kereta api, jadi sama artinya Radio Suara
Surabaya lah yang harus berubah terus menerus dari waktu ke waktu. Sebagai stationnya. Lalu kita
melayani setiap kereta api dari jaman baru termasuk penumpang dari jaman baru termasuk penumpang
dari jaman baru. Filosofinya menjadi gerbong kereta api atau menjadi stasiun kereta api, Radio Suara
49
Surabaya memilih kita harus menjadi stasiun kereta apinya. Yang saya pikirkan adalah Kehilangan
pendengar konsumen lama sudah menjadi sebuah keniscayaan . tetapi berusaha untuk menggabungkan
kedua kelompok besar ini dalam satu benang merah yang semaksimal mungkin keduanya bertahan
lama…” Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview
Radio Suara Surabaya harus bisa melakukan proses regenerasi konsumen. Melakukan regenerasi pendengar menjadi tuntuan mutlak
karena Radio Suara Surabaya harus mempunyai konsumen atau pendengar baru selain merawat konsumen lama.
Walaupun Radio Suara Surabaya sebagai radio berformat news dan bukan bersegmen untuk anak muda, tetapi Radio Suara Surabaya tetap
memiliki strategi untuk menarik minat anak muda, atau regenerasi pendengar. Konsep anak muda atau target anak muda sendiri menurut
Errol Jonathans adalah anak muda yang berintelek, punya keinginan secara karakter dewasa, yang sudah berpikir serius tentang masa depan,
menyesuaikan segmentasi yang sudah dewasa.
“…Konsep anak muda yang serius yang ,have fun, yang masih mencari jati diri dsb. Kalau dari segi
umur yang sedang kuliah dan sudah setengah perjalanan kuliahnya,karena mereka sudah lebih
dewasa, sudah tidak ke SMAnya. Ada juga anak muda yang dibawah 20 tahunan tapi psikologinya
lebih matang, itu menjadi target saya juga. Jadi poinnya saya akan melayani anak muda yang itu
sebenarnya sudah berpikir serius tentang diri mereka bukan anak muda yang hura-hura. Karena kalau
melayani anak muda yang hura-hura, jatuhnya akan ke radio remaja dan saya melayani yang anak muda.
Untuk
umurnya 20-25
tahun. Sudah
harus mengenalkan, secondary Radio Suara Surabaya
adalah 20-25 dan 45 keatas, bagi anak muda penting bagi saya minimal mungkin mereka tidak suka
mendengarkan Radio Suara Surabaya, kok lagunya miskin sekali, dsb. Sangat tidak fun mendengarkan
50
Radio Suara
Surabaya, ada
beberapa yang
mengatakan terpaksa mendengarkan Radio Suara Surabaya kalau ada macet. Setelah itu mereka
matikan ganti radio lain ngga masalah. Saya malah bilang ke mereka kalau kamu sudah fanatic
mendengarkan Radio Suara Surabaya , kamu kelainan jiwa berarti ada yang tidak beres dengan
otakmu, kamu mesti periksa karena kamu lebih tua dari umurmu. Tapi kalau kamu lebih senang dengan
radio remaja ya karna memang itu umurmu. Tapi mereka tahu, kalau butuh sesuatu yang lebih
informative kemana harus mencari. Karena itu saya mulai mengenalkan ini lo Radio Suara Surabaya
…” Errol Jonathans, 9 Juni 2016, personal interview
Salah satu komponen Strategi Komunikasi menurut Harold D. Lasswell adalah to whom siapa komunikannya. Dalam penelitian ini anak
muda menjadi target komunikan, bagi Errol Jonathans, salah satu pendekatan untuk memperkenalkan Radio Suara Surabaya kepada anak
muda , atau strategi Radio Suara Surabaya mendekati anak muda adalah dengan dasar awal, anak muda tahu Radio Suara Surabaya, tahu kemana
harus mendengarkan Radio Suara Surabaya ketika mereka mencari informasi, entah informasi lalu lintas, kemacetan, atau berita apapun, hal
tersebut sudah menjadi kunci awal menarik calon pendengar khususnya anak muda.
5.1.3 Strategi Programming : Program On Air Radio Suara Surabaya