Reaksi Oksidasi KMnO Deskripsi Teori

10 Pada suasana asam maka ion manganat VII akan direduksi menjadi ion mangan II Gambar 10. Reaksi reduksi ion manganatVII pada suasana asam Pada suasana basa maka ion manganatVII pertama-tama direduksi menjadi ion-ion manganatVI yang berwarna hijau sesuai persamaan berikut: Gambar 11. Reaksi reduksi ion manganatVII pada suasana basa Reaksi selanjutnya, ion manganatVI direduksi menjadi padatan manganIV oksida yang berwarna coklat gelap manganoksida. Gambar 12. Reaksi reduksi ion manganatVI

5. Kromatografi Lapis Tipis KLT

Kromatografi adalah suatu metode analisis yang mana suatu campuran dipisahkan menjadi komponen-komponen menurut daya tarik relatif terhadap fasa diam dan fasa gerak. Kromatografi merupakan salah satu cara pemisahan kimia yang paling populer dan paling banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan sistem ini banyak memberikan keuntungan, yaitu peralatan yang diperlukan sederhana, murah, waktu analisis yang singkat, daya pisah yang cukup tinggi, dan sampel yang digunakan sangat sedikit Brawn, 1982:104. Larutan hijau tua Endapan coklat gelap 11 Kromatografi Lapis Tipis KLT digunakan untuk memisahkan komponen-komponen atas dasar perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fasa diam dengan adanya pelarut fasa gerak Khopkar, 2008: 164. Kromatografi lapis tipis memiliki dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam pada KLT berupa lapisan tipis tebal 0,1-2 mm yang terdiri atas bahan padat yang dilapiskan pada permukaan penyangga datar yang biasanya terbuat dari kaca, tetapi dapat pula terbuat dari polimer atau logam. Lapisan melekat pada permukaan dengan bantuan bahan pengikat, biasanya kalsium sulfat atau amilum pati. Fungsi lapisan tersebut adalah permukaan padat yang menyerap cair-padat dan juga dipakai sebagai penyangga zat cair. Fase diam yang digunakan dalam KLT adalah serbuk silika gel, alumina, tanah diatome, aluminium oksida, selulosa, dan lain-lain yang mempunyai butiran sangat kecil yaitu 0,063 – 0,125 nm dilapiskan pada kaca, lembaran aluminium atau plastik dengan ketebalan tertentu 200-1500 nm Sastrohamidjojo, 1991: 30. Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut, fase gerak bergerak dalam fase diam. Pemilihan eluen fasa gerak yang tepat merupakan langkah yang sangat penting untuk keberhasilan analisis dengan KLT. Pertimbangannya dapat menggunakan prinsip “like disolve like“. Pemilihan eluen sebaiknya menggunakan campuran pelarut organik yang mempunyai polaritas serendah mungkin, hal ini untuk mengurangi serapan dari setiap komponen dari campuran pelarut. Jika komponen-komponen yang mempunyai sifat polar yang tinggi terutama air dalam campuran akan merubah sistem menjadi sistem partisi. Campuran yang baik memberikan fasa-fasa bergerak yang mempunyai kekuatan bergerak sedang, tetapi sebaiknya dicegah sejauh mungkin mencampur lebih dari dua komponen terutama karena campuran yang lebih kompleks cepat mengalami perubahan-perubahan fasa-fasa terhadap perubahan-perubahan suhu Sastrohamidjojo, 1991 : 28-36. Sistem kerja dari kromatografi lapis tipis yakni, larutan cuplikan ditotolkan dengan pipet mikro atau injektor pada jarak 1-2 cm dari batas plat. 12 Setelah pelarut dari noda menguap, plat siap untuk dikembangkan dengan fasa gerak yang sesuai hingga jarak eluenfasa gerak dari batas plat mencapai 7-10 cm. Proses pengembangan dikerjakan dalam wadah tertutup chamber yang diisi eluen yang sesuai dengan sampel. Chamber tersebut dijenuhi dengan uap eluen agar dihasilkan pemisahan yang baik dan dapat ulang reproducible. Teknik pengembangan dapat dari bawah ke atas ascending, dari atas ke bawah descending atau mendatar. Jangan sampai terlalu lama mencelupkan plat dalam bejana bila permukaan pelarut telah mencapai garis akhir, karena oleh pengaruh difusi dan penguapan dapat menyebabkan pemancaran dari noda-noda yang terpisah. Langkah berikutnya adalah mengeringkan sisa eluen dalam lapisan tipis dengan didiamkan pada suhu kamar beberapa saat. Noda pada lapisan tipis dapat diamati langsung untuk noda tampak. Jika noda tidak tampak dapat dilihat dengan lampu UV pada panjang gelombang pendek 254 nm atau pada panjang gelombang 366 nm Sastrohamidjojo, 1991: 28-36. Setelah noda dikembangkan dan divisualisasikan, identitas noda dinyatakan dengan harga Rf Retardation Factor yang didefinisikan sebagai rasio jarak noda terhadap titik awal dibagi jarak eluen terhadap titik awal. Secara sistematis dapat ditulis: Rf = lh Dimana, l = jarak noda dari titik awal ke titik akhir setelah proses pengembangan h = jarak eluen dari titik awal ke batas akhir eluen Harga Rf berkisar antara 0-0,999. Harga Rf tiap-tiap senyawa adalah karakteristik, sehingga untuk keperluan kualitatif dapat dilakukan dengan membandingkan harga Rf suatu senyawa murni dengan harga Rf standar. Berikut ini adalah faktor-faktor yang memperngaruhi gerakan noda dalam KLT yang juga mempengaruhi harga Rf Sastrohamidjojo, 1991: 35-36, yaitu: a. Struktur senyawa yang dipisahkan.