4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Vanilin
Gambar 1. Rumus struktur senyawa vanilin
Vanilin memiliki rumus molekul C
8
H
8
O
3
, dengan nama IUPAC 4- hidroksi-3-metoksibenzaldehida. Senyawa ini biasa ditemukan pada beberapa
tumbuhan tingkat tinggi, misalnya pada tumbuhan Eugenia caryophyllata Suhartati, 2004 maupun tanaman vanili Walton, Mayer, Narbad, 2003.
Vanilin merupakan salah satu senyawa aromati perasa yang penting pada makanan, minuman, perfum, dan bidang farmasi. Vanilin diproduksi lebih
dari 10 ribu, ton per tahun oleh industri melalui sintesis bahan kimia Priefert, Rabenhors, Stienbuchel, 2001.
Sifat fisika dan kimia vanilin MSDS Sigma Aldrich adalah sebagai berikut:
Berat molekul : 152,15 gmol
Bentuk : Padat
Warna : Putih
Titik leleh : 81-83°C
Titik didih : 170°C
Densitas : 1,056 gcm
3
pada 20°C Kelarutan dalam air : 10 gL pada 25°C
5
2. Aseton
Aseton yang juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2- propanon, propan-2-
on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana merupakan keton yang paling sederhana. Secara fisik, aseton berbetuk cairan yang tidak
berwarna dan mudah terbakar. Aseton merupakan salah satu senyawa yang penting karena dapat digunakan untuk membuat plastik, serat, dan obat-
obatan. Aseton memiliki gugus karbonil yang mempunyai ikatan rangkap dua
karbon-oksigen terdiri atas satu ikatan σ dan satu ikatan π. Umumnya atom
hidrogen yang terikat pada atom karbon sangat stabil dan sangat sukar diputuskan. Namun lain halnya dengan atom hidrogen yang berada pada
karbon C di samping gugus karbonil yang disebut atom hidrogen alfa. Sebagai akibat penarikan elektron oleh gugus karbonil, kerapatan elektron
pada atom karbon alfa semakin berkurang, maka ikatan karbon dan hidrogen alfa semakin melemah, sehingga hidrogen alfa menjadi bersifat asam dan
dapat mengakibatkan terjadinya substitusi alfa α. Substitusi α melibatkan
penggantian atom H pada atom karbon α dengan elektrofil Wade, L.G.
2006:1041-1063.
Gambar 2. Atom hidrogen alfa dari aseton Menurut Wade, 2006, aseton mempunyai atom hidrogen alfa bersifat
asam, oleh karena itu dapat terionisasi menghasilkan ion enolat. Ion enolat dapat berada dalam dua bentuk yaitu bentuk keto dan bentuk enol yang
disebut bentuk tautomerisasi. Tautomer adalah isomer-isomer pada senyawa karbonil yang hanya dibedakan oleh kedudukan ikatan rangkap dan yang