Hasil sintesis senyawa vanilaseton

32 reaksi antara kedua senyawa tersebut menyebabkan reaksi adisi pada gugus karbonil tersebut. Reaksinya seperti disajikan pada Gambar 29. Gambar 30. Pembentukan ion alkoksida Ion alkoksida yang sudah terbentuk mengalami protonasi yaitu dengan menarik sebuah proton pada air yang mengakibatkan transfer proton dari molekul air menghasilkan β-hidroksi keton. Gambar 31. Pembentukan senyawa β-hidroksi keton Senyawa β-hidroksi keton yang terbentuk dalam reaksi kondensasi aldol ini sangat mudah mengalami dehidrasi karena ikatan rangkap dalam produk berkonjugasi dengan gugus karbonil sehingga menghasilkan senyawa vanilaseton atau nama lainnya adalah 4- 4’-hidroksi-3’-metoksifenil-3-buten- 2-on. Dehidrasi disebabkan karena ikatan rangkap distabilkan oleh konjugasi 33 tidak hanya dengan gugus karbonil tetapi juga dengan cincin aromatik. Reaksi dehidrasi disajikan pada Gambar 31. Gambar 32. Reaksi dehidrasi

b. Kromatogram senyawa hasil sintesis vanilaseton

Penentuan kemurnian senyawa hasil sintesis dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis KLT dan TLC Thin Layer Chromatography Scanner. Campuran eluen yang digunakan dalam KLT adalah kloroform dan etil asetat dengan perbandingan 9:1. Vanilin Hasil dari KLT menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Rf antara bahan dasar vanilin dengan senyawa hasil sintesis vanilaseton, sehingga dapat diperkirakan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa baru yang berbeda dengan bahan dasar. Harga Rf vanilin dan vanilaseton berturut-turut sebesar 0,74 dan 0,8. Hasil uji kemurnian menggunakan TLC Scanner menunjukkan kemurnian sebesar 100. Hal tersebut menandakan bahwa sudah tidak ada zat pengotor pada senyawa hasil sintesis. Selain menggunakan eluen di atas, dilakukan pula uji KLT menggunakan variasi eluen yaitu kloroform:heksana dengan perbandingan 1:1 pada hasil sintesis 1 dan 2 untuk memastikan senyawa sudah benar-benar murni. Berdasarkan hasil TLC Scanner dapat diketahui bahwa senyawa hasil sintesis vanilaseton percobaan 2 dan 3 serta vanilin berturut-turut memiliki Rf 34 sebesar 0,61 dan 0,55 serta 0,31. Selian itu, hasil TLC Scanner menunjukkan senyawa hasil sintesis vanilaseton percobaan 2 dan 3 serta vanilin berturut- turut memiliki kemurnian sebesar 80, 60,22, dan 53,85. Diperkirakan masih terdapat pengotor dan atau sisa bahan dalam senyawa hasil sintesis, namun dalam jumlah yang sedikit.

c. Spektrum IR senyawa hasil sintesis vanilaseton

Identifikasi struktur senyawa hasil sintesis antara vanilin dan aseton dilakukan secara spektroskopi infra merah. Tujuan dari identifikasi ini yaitu untuk mengetahui gugus-gugus fungsi yang ada di dalam senyawa hasil sintesis, selain itu untuk mengetahui apakah reaksi sudah berlangsung atau belum dengan cara membandingkan spektrum IR bahan dasar vanilin dengan spektrum senyawa hasil sintesis. Data serapan gugus fungsional pada vanilin dan senyawa hasil sintesis tersaji dalam Tabel 6. Tabel 7. Serapan gugus fungsional senyawa hasil sintesis dan vanilin dengan spektroskopi IR Gugus Fungsional Bilangan Gelombang cm -1 Senyawa hasil sintesis Vanilin 1637,82 1656,83 aldehida - 2746,4 dan 2862,2 -OH fenolik 3444,29 3255,95 Berdasarkan data Tabel 6. dapat diketahui bahwa senyawa hasil sintesis sudah tidak mengandung gugus aldehida jika dibandingkan dengan spektrum IR vanilin. Namun, hal tersebut tidak cukup kuat untuk membuktikan bahwa senyawa hasil sintesis sudah berupa vanilaseton. Selain itu, spektrum IR senyawa hasil sintesis tidak menyajikan serapan gugus C=C aromatik yang seharusnya muncul karena senyawa vanilaseton memiliki 35 gugus benzena. Menurut Sastrohamidjojo 1991, gugus C=C aromatik akan memiliki serapan medium tinggi kuat pada daerah 1650 sampai 1450 cm -1 . Serapan gugus C=C aromatik yang tidak terlihat tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: 1. Jumlah sampel terlalu sedikit pada saat analisis IR. 2. Pelet KBr yang digunakan terlalu pekat. 3. Terbentuk senyawa lain yang tidak memiliki gugus aromatik. 4. Senyawa masih berupa bahan dasar.

5. Reaksi oksidasi senyawa vanilaseton

a. Hasil oksidasi senyawa vanilaseton

HO OCH 3 C CH 3 O CH CH _ Mn O O O O HO OCH 3 C CH 3 O CH CH _ Mn O O O O HO OCH 3 C CH 3 O CH CH _ Mn O O O O H - OH HO OCH 3 C CH 3 O CH CH _ OH OH 2 MnO 2 + 2 OH + 3 4 3 Gambar 33. Reaksi oksidasi senyawa vanilaseton