dikembangkan saat ini adalah Keterbukaan, Kebersamaan, dan Kebersihan dalam meraih prestasi.
PTPN VI Kebun Ophir juga telah menggaris besarkan kepada karyawan untuk dapat memegang teguh visi dan misi perusahaan agar dapat
menjadi acuan dan semangat bagi karyawan. Secara umum visi perusahaan adalah “SDM kreatif dan berdaya inovasi tinggi serta mempunyai
integritas”, sedagkan misi perusahaan adalah menciptakan perusahaan agribisnis dan agroindustri yang menghasilkan produk berdaya tinggi dan
ramah lingkungan dengan dukungan kemitraan serta memanfaatkan sumber daya dan budaya perusahaan untuk dapat memberikan manfaat bagi
pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitarnya. Pentingya budaya kerja bagi perusahaan tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di perusahaan tersebut khususnya melihat seberapa besar budaya kerja mempengaruhi komitmen karyawan di perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis
skripsi dengan judul “Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Komitmen Karyawan Pada PTPN VI Kebun Ophir Pasaman Barat”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah budaya kerja berpengaruh terhadap komitmen karyawan di PTPN VI, khususnya
pada Kebun Ophir Pasaman Barat?”
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual pada penelitian ini dibentuk menurut paramita Ndraha, 2005 : 208 yang menyatakan budaya kerja dibagi dua faktor yaitu
sikap terhadap pekerjaan dan perilaku pada waktu bekerja. Sikap maupun perilaku pada waktu bekerja tersebut terbentuk baik didalam masyarakat
maupun didalam organisasi atau perusahaan. Allen dan Meyer Panggabean, 2002: 135 mendefenisikan komitmen
sebagai sebuah konsep yang memiliki tiga dimensi yaitu affective, normative, continuance commitment. Adanya perbedaan motif tersebut
disebabkan karena perbedaan factor penentu dan mengakibatkan perbedaan konsekuensi. Affective commitmen adalah tingkatan seorang karyawan
secara emosi terikat, mengenal, dan terlibat dalam organisasi. Continuance commitment adalah persepsi nilai yang dimiliki oleh karyawan berdasarkan
yang didapat dan dikorbankan baik secara psikologis, sosial, fungsional dan ritual. Normative commitment adalah tingkatan seseorang secara
psychological terikat menjadi karyawan dari sebuah organisasi yang didasarkan kepada perasaan seperti kesetiaan, affeksi, kehangatan,
pemilikan,kebanggaan, kesenangan, kebahagiaan, dan lain-lain. Adanya perbedaan motif tersebut disebabkan karena perbedaan factor penentu dan
mengakibatkan perbedaan konsekuensi. Komitmen karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada
hubungan yang signifikan antara budaya kerja dengan komitmen karyawan Shadur dalam Prayitno, 2004: 27. Budaya dianggap sebagai pemicu
tumbuhnya komitmen karyawan, karena budaya yang dibangun sejalan
Universitas Sumatera Utara
dengan nilai-nilai yang dianut karyawan. Karyawan yang komit akan bersedia memberikan diri mereka dengan sukarela untuk memajukan satuan
kerjanya. Berdasarkan teori diatas, maka kerangka konseptual secara skematis,
dapat dilihat pada gambar 1.1 yang menjelaskan variabel budaya kerja sikap terhadap pekerjaan dan perilaku pada waktu bekerja mempengaruhi
komitmen karyawan secara langsung, yang dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Sumber : Paramita Ndraha, 2005:208, Allen Meyer Panggabean, 2002:135 Shadur Prayitno, 2004: 27 Diolah
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis