BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2011 sampai Juli 2011, bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: cawan petri petridish, nampan plastik ukuran 30 cm x 22 cm x 10 cm, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas beaker,
gelas ukur, pipet serologi, karet penghisap, spatula, hockey stick, jarum ose, autoklaf, oven, mikroskop, jangka sorong.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: sampel tanah dari Bangka yang diambil dari 19 titik pengambilan sampel, media Nutrien Agar
NA, Potato Dextrose Agar PDA, yeast extract, tripton, blank disc Oxoid dan ketokonazol, medium garam minimum kitin MGMK dengan pH 6,8, aquadest,
alkohol 70, Zat warna pewarnaan Gram, media-media uji Biokimia Triple Sugar Iron Agar TSIA, Simon’s Citrat Agar SCA, Sulfid Indol Motility SIM, Glukosa,
H
2
O
2
3, gelatin, aluminium foil, isolat jamur, Fusarium oxysporum dan Ganoderma boninense, yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi
Universitas Sumatera Utara. Isolat ditumbuhkan dalam media PDA dan diinkubasi pada suhu 25-30°C selanjutnya disimpan di dalam kulkas hingga saatnya digunakan.
3.3 Sumber Isolat dan Benih Cabai
Universitas Sumatera Utara
Sampel tanah diperoleh dari tanah Bangka. Sampel diambil sebanyak 100 g dengan menggunakan sendok steril dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah
disterilkan. Sampel dibawa ke laboratorium untuk diisolasi. Sedangkan benih yang digunakan adalah benih cabai merah komersial yang diperoleh dari pasar tradisional di
kota Medan.
3.4 Isolasi Bakteri Penghasil Antijamur dari Sampel Tanah
Sampel tanah ditimbang sebanyak 1 g, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dicukupkan volumenya menjadi 10 ml dengan menambahkan akuades steril. Lalu
dihomogenkan dengan vortex. Selanjutnya sebanyak 0,1 ml suspensi tanah diinokulasikan pada media PDA + 0,5 yeast extract + 0,5 tripton PDA-YT
dalam cawan Petri, kemudian diratakan dengan menggunakan hockey stick. Kultur diinkubasi dalam inkubator suhu 30º C selama 4 hari. Pengamatan dilakukan setiap
hari selama masa inkubasi. Isolat bakteri yang memiliki kemampuan menghambat jamur ditunjukkan dengan zona bening di sekitar koloninya. Isolat ini kemudian
ditumbuhkan kembali pada media yang sama hingga nanti diperoleh isolat murni.
3.5 Karakterisasi Morfologi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Antijamur
Identifikasi bakteri dilakukan berdasarkan ciri-ciri dan karakter morfologis, secara makroskopis visual maupun mikroskopis. Karakterisasi dan identifikasi secara visual
berdasarkan bentuk, tepi, elevasi dan warna koloni. Isolat-isolat yang diperoleh dilakukan karakterisasi sifat morfologi mencakup pewarnaan Gram, bentuk sel, tepi,
elevasi dan warna koloni. Pengamatan sifat biokimia mencakup uji sitrat SCA, uji katabolisme gula TSIA, uji hidrolisis pati, uji motilitas SIM, uji gelatin nutrien
gelatin, dan uji katalase larutan H
2
O
2
3.
3.6 Penentuan Bakteri Penghasil Enzim Kitinase
Universitas Sumatera Utara
Isolat bakteri yang telah diperoleh ditumbuhkan di Medium Garam Mineral Kitin MGMK Suryanto 2001. Isolat bakteri kitinolitik dapat diseleksi dengan
kemampuan mendegradasi media agar kitin yang dapat dilihat dengan adanya zona bening di sekitar koloni bakteri Muharni 2009. Bakteri yang memiliki zona bening
dikelompokkan ke dalam bakteri kitinolitik sedangkan yang tidak memiliki zona bening dikelompokkan ke dalam bakteri antijamur.
3.7 Uji Antagonisme Isolat Bakteri Kitinolitik Terhadap F. oxysporum dan