yang mengancam keberadaannya. Substansi antibiotik ini menunjukkan aktivitas toksisitas selektif dan mungkin berbeda pada tipa organisme. Antibiotik yang
diharapkan ke depan adalah antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan patogen tapi tidak mempengaruhi inangnya Gale 1960.
Berdasarkan toksisitasnya, antibiotik dibagi dalam 2 kelompok, yaitu antibiotik dengan aktivitas bakteriostatik bersifat menghambat pertumbuhan mikroba
dan aktivitas bakterisida bersifat membinasakan mikroba lain. Antibiotik tertentu aktivitasnya dapat ditingkatkan dari bakteriostatik menjadi bakterisida bila
konsentrasinya ditingkatkan Suwandi 1989. Diantara semua mikroorganisme penghasil antibiotik ini, bakteri aktinomisetes merupakan mikroorganisme penting
karena menghasilkan banyak sekali jenis antibiotik. Trimujoko 2005 telah berhasil mengkoleksi beberapa jenis Actinomycetes yang mampu menghambat patogen
tanaman yang bersifat tular tanah soil born. Hal ini tidak mengherankan karena hampir 23 anggotanya diketahui memproduksi antibiotika di dalam tanah dan dapat
hidup secara saprofitik di dalam tanah. Meski demikian diperkirakan hanya 1-3 dari semua jenis antibiotik yang dihasilkan oleh mikroorganisme baru ditemukan Baltz
2005.
2.2 Bakteri Penghasil Enzim Kitinase
Mikroorganisme kitinolitik adalah mikroorganisme yang dapat mendegradasi kitin dengan menggunakan enzim kitinase. Mikroorganisme ini dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti rizosphere, phyllosphere, tanah atau lingkungan air seperti laut, danau atau limbah udang dan sebagainya. Selain lingkungan mesofil,
mikroorganisme kitinolitik juga dapat diisolasi dari lingkungan termofilik seperti sumber air panas, daerah geotermal dan lain-lain Herdyastuti et al. 2009.
Mikroba kitinolitik dapat ditapis dengan menggunakan medium mengandung kitin. Mikroba diisolasi dari contoh dengan menggunakan medium garam koloidal
kitin disesuaikan dengan kondisi lingkungan darimana isolat berasal. Pembentukan halo di sekitar koloni sebagai hasil degradasi kitin Suryanto Munir 2006.
Universitas Sumatera Utara
Selain bakteri penghasil antibiotik, bakteri kitinolitik juga berperan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman Suryanto Munir 2006. Pada bidang
pertanian berfungsi sebagai agen biokontrol terhadap fungsi patogen maupun serangga hama yang umumnya memiliki komponen kitin pada dinding selnya Muharni 2009.
Seperti hasil pengujian daya hambat pertumbuhan beberapa jamur patogen tanaman yang dilakukan oleh Suryanto Munir 2006 mengindikasikan kemampuan
menghambat pertumbuhan jamur F. semitectum. Selain itu, enzim kitinase yang dihasilkan oleh mikroorganisme kitinolitik mempunyai potensi tinggi untuk
mendegradasi limbah yang mengandung kitin, karena dengan adanya enzim kitinase memungkinkan konversi kitin yang melimpah menjadi produk yang berguna
Akhdiya 2003.
Mengingat pentingnya peranan kitinase dalam industri, maka berbagai usaha akan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan aktivitasnya antara lain,
mencari dan mengembangkan mikroorganisme baru yang memiliki kemampuan memproduksi kitinase serta menseleksi strain mikroorganisme penghasil kitinase yang
tinggi Muharni 2009. Adanya mikroorganisme yang unggul merupakan salah satu faktor penting dalam usaha produksi enzim. Oleh karena itu, penggalian
mikroorganisme indigenous penghasil kitinase perlu dilakukan di Indonesia. Keragaman hayati yang tinggi memberikan peluang yang besar untuk mendapatkan
mikroorganisme yang potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil enzim Akhdiya 2003.
2.3 Ganoderma boninense