Pemberian Pengganti Air Susu Ibu PASI

pisang atau nasi lembek sebagai tambahan ASI Roesli, 2000. Sebenarnya ASI merupakan bahan makanan yang terbaik untuk bayi walaupun ibu sedang sakit, hamil, haid atau dalam keadaan kurang gizi. ASI juga menguntungkan bila ditinjau dari berbagai segi baik segi gizi, kesehatan, ekonomi, maupun sosial-psikologis Soetjiningsih, 1997. Pemberian ASI ekslusif yang hanya memberikan ASI selama 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali obat bila diperlukan. Diketahui bahwa ASI mengandung air, sehingga tambahan cairan seperti air gula atau tajin tidak diperlukan lagi oleh bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya. Roesli, 2000. Hal-hal yang harus diperhatikan : a. Menyusui bayi setelah lahir 30 menit, berikan kolostrum. b. Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian tiap kali sampai payudara kosong. c. Berikan ASI setiap kali bayi memintamenangis tanpa jadwal.

2.2.2. Pemberian Pengganti Air Susu Ibu PASI

Ditinjau dari segi makanan, yang paling tepatideal untuk bayi adalah air susu ibu ASI. Namun demikian, betapapun baiknya ASI sebagai makanan bayi dan keberatan para ahli kesehatan di seluruh dunia terhadap penggunaan susu formula sebagai makanan bayi, akan tetapi dalam keadaan tertentu, susu formula akan sangat diperlukan sebagai minuman buatan untuk bayi. Karena itu perlulah diketahui dalam keadaan apakah ASI dapat diganti dengan minuman buatan. Universitas Sumatera Utara PASI adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur enam bulan. Menurut Husaini 1998, PASI yang diberikan untuk bayi lebih dikenal dengan susu botol. Susu botol adalah susu komersil yang di jual di pasar atau di toko yang terbuat dari susu sapi atau kedelai, diperuntukkan khusus untuk bayi dan komposisinya disesuaikan mendekati komposisi ASI, serta biasanya diberikan dalam botol. Sedangkan menurut Pudjiadi 1991, pengganti ASI untuk bayi adalah susu formula yang terbuat dari susu sapi. Baik susu botol maupun susu formula merupakan pengganti ASI yang diberikan untuk bayi sebelum ASI keluar. Menurut Dinkes 2006, PASI adalah setiap bahan makanan yang dipasarkan atau dengan cara lain dipandang sebagai pengganti untuk sebagian atau seluruhnya dari ASI. Beberapa wanita tidak cukup memproduksi ASI, tidak memiliki waktu karena bekerja seharian penuh, memiliki masalah kesehatan atau kendala lain sehingga tidak bisa memberikan ASI secara memadai. Untuk itu, pemberian susu formula tidak terelakkan. Berikut adalah tips pemberian susu formula yang perlu diperhatikan: 1. Pilih produk sesuai usia Hal yang terpenting adalah memastikan kesesuaian produk dengan usia anak. Setiap susu formula memiliki nutrisi dengan komposisi yang disesuaikan dengan usia anak. Jangan sekali-kali memberikan susu sapi biasa ke bayi. Susu itu tidak dianjurkan karena tidak memiliki unsur-unsur nutrisi yang tepat untuk bayi dan dapat memicu masalah pencernaan. Ada banyak jenis susu formula di pasaran. Universitas Sumatera Utara Sejauh ini yang paling populer dan mungkin yang terbaik adalah susu formula yang terbuat dari susu sapi. Bagi bayi yang memiliki intoleransi laktosa, susu formula berbasis kedelai dan susu kambing bisa menjadi pilihan. Ada banyak merek yang tersedia di pasaran dan semua merek tunduk pada aturan dan pengawasan pemerintah BPOM. Jadi, kita tidak perlu khawatir dengan kandungannya. Kenyataannya, penelitian menunjukkan bahwa tidak banyak perbedaan kandungan nutrisi antar produk susu formula, yang semuanya dibuat menyerupai kandungan gizi pada ASI. Perbedaan antar produk biasanya terletak pada kadar gula, protein dan lemak. Semua susu formula bayi diperkaya dengan zat besi untuk mencegah anemia dan vitamin D untuk mempromosikan pertumbuhan tulang. Beberapa susu formula juga dilengkapi dengan DHA dan ARA, yang ditemukan dalam ASI dan diperkirakan membantu pertumbuhan otak bayi. 2. Ikuti dosis yang dianjurkan Jangan memberikan lebih atau kurang dari takaran yang ditunjukkan pada kemasan susu. Susu yang terlalu encer akan membuat bayi cepat lapar kembali, dan bila terlalu kental dapat menyulitkan pencernaannya. Selalu gunakan sendok takar yang disertakan dalam kemasan. Takaran satu sendok adalah satu sendok penuh yang diratakan. 3. Perhatikan kebersihan Botol susu direbus dengan air mendidih, cincin dan dot susu yang sudah dicuci sebelum digunakan kembali. Selalu gunakan air matang yang hangat untuk Universitas Sumatera Utara mencampur susu. Susu formula yang berada lebih dari satu jam pada suhu kamar tidak boleh diberikan kepada bayi. Susu formula tidak steril, dan bakteri dapat bertahan hidup dalam susu meskipun menggunakan air steril untuk mencampurnya. Di suhu ruangan, bakteri itu akan berkembang biak dengancepat. Bahkan jika menyimpan susu formula di lemari es, bakteri dapat berkembang dalam beberapa jam. Anak dapat mengalami infeksi perut bila meminumnya. 4. Jangan menjadwalkan pemberian susu. Nafsu makan bayi bervariasi dari hari ke hari dan bulan ke bulan, jadi biarkan dia mengatur waktu makannya sendiri. Bayi akan meminta susu sesering yang dia perlukan, selama ibu memahami dan menanggapi isyaratnya. Ketika bayi baru lahir, dia akan minum sedikit tetapi sering, sehingga pemberian botol dilakukan setiap dua atau tiga jam sekali. Semakin besar, semakin besar porsi untuk setiap pemberian sehingga frekuensinya berkurang. Sebagai aturan umum, bayi membutuhkan antara 150 ml dan 200 ml susu formula per kilogram berat tubuhnya per hari. Jadi, jika bayi ibu beratnya 5 kg, dia akan membutuhkan antara 750 ml dan 1.000 ml susu formula selama periode 24-jam untuk memuaskan rasa laparnya. 5. Berikan susu formula seperti memberikan ASI. Terutama pada bayi di bawah enam bulan, pemberian susu formula sebaiknya dilakukan seperti halnya memberikan ASI, yaitu dengan menggendong. Jaga kontak mata dan kontak kulit Anda, dan berbicaralah dengannya. Kedekatan Universitas Sumatera Utara dengan ibu adalah ”makanan batin” yang sangat dibutuhkan untuk perkembangannya. 6. Perhatikan saat pemberian susu. Miringkan botol sedikit sehingga ujung dot selalu penuh dengan susu, bukan udara. Anda akan melihat gelembung-gelembung di dalam botol saat bayi Anda mengisap. Dia mungkin mengisap dengan kuat lalu beristirahat di antaranya. Istirahat itu memberinya waktu untuk merasakan apakah sudah kenyang atau belum. Jika Anda mendengar suara bising ketika bayi Anda minum, mungkin terlalu banyak udara di botolnya. Periksalah apakah dot susu sudah terpasang dengan kencang dan posisi botol tidak terlalu miring.

2.2.3. Pemberian Makanan Pendamping ASI MP-ASI

Dokumen yang terkait

Karakteristik Anak dan Ibu, Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2014

4 89 208

Gambaran Status Gizi Balita Pada Penderita Diare dan ISPA di Ruang Rawat Inap Bagian Anak RSU.H.Adam Malik Medan Periode Januari sampai Juni Tahun 2000

1 38 45

Pengaruh Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar

3 41 99

Pengaruh Pola Asuh Ibu terhadap Status Gizi Balita Keluarga Miskin di Kecamatan Panyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

3 53 96

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Tindakan Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2011

0 54 75

Analisis Kejadian Diare pada Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010

1 48 110

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare dan Kondisi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun 2011

1 32 98

PENGARUH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN GIZI Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 3 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 3 13