Pencegahan Sekunder TINJAUAN PUSTAKA

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan tingkat kedua meliputi diagnosa dan pengobatan yang tepat. Pada pencegahan tingkat kedua, sasarannya adalah mereka yang baru terkena penyakit diare. Menurut Hidayat 2005 penatalaksanaan atau penanggulangan penderita diare di rumah antara lain: a. Memberi tambahan cairan Berikan cairan lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian, jika anak memperoleh ASI eksklusif berikan oralit atau air matang sebagai tambahan. Anak yang tidak memperoleh ASI eksklusif berikan 1 atau lebih cairan berikut : oralit, cairan makanan kuah, sayur, air tajin atau air matang. Sebagai tenaga kesehatan harus memberitahu ibu berapa banyak cairan seharinya : 1 Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak 2 Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap kali berak Minumkan cairan sedikit demi sedikit tetapi sering dan jika muntah tunggu 10 menit kemudian lanjutkan lagi sampai diare berhenti. b. Memberi makanan Saat diare anak tetap harus diberi makanan yang memadai, jangan pernah mengurangi makanan yang biasa dikonsumsi anak, termasuk ASI dan susu. Hindari makanan yang dapat merangsang pencernaan anak seperti makanan yang asam, pedas atau buah-buahan yang mempunyai sifat pencahar. Bila diare terjadi berulang kali, balita atau anak akan kehilangan cairan atau dehidrasi. Universitas Sumatera Utara Untuk menanggulanginya perlu diberi cairan banyak, tidak harus oralit. Bisa berupa teh manis, larutan gula garam atau sup. Air tajin justru cukup efektif bagi bayi untuk mengatasi diare. Dan jauh lebih baik dibandingkan dengan oralit karena tajin mengandung glukosa primer yang mudah diserap. Penggunaan air tajin sebagai obat diare tidak berbahaya untuk bayi sekalipun Suryana, 2005. Upaya yang dilakukan dalam pencegahan tingkat ketiga ini adalah Pohan, 2007 : 1 Pengobatan dan perawatan diare dilakukan sesuai dengan derajat dehidrasi. Penilaian derajat dehidrasi dilakukan oleh petugas kesehatan dengan menggunakan tabel penilaian derajat dehidrasi. Bagi penderita diare dengan dehidrasi berat segera diberikan cairan intarvena dengan Ringer Laktat sebelum dilanjutkan dengan terapi oral. 2 Berikan makanan sebelum serangan diare untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. 3 Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama dua minggu untuk membantu pemulihan penderita. Penatalaksanaan penderita diare di tempat pelayanan kesehatan atau penatalaksanaan secara medis Ngastiyah, 2001: 1 Pemberian cairan a Cairan peroral, diberikan pada pasien dengan dehidrasi rungan atau sedang bisa diberi oralit Universitas Sumatera Utara b Cairan parenteral, pemberiannya dapat diberikan dengan cara melalui intra vena misalnya cairan Ringer Laktat RL yang selalu tersedia di fasilitas kesehatan di mana saja. c Pengobatan Diatetik Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan 7 kg jenis makanannya adalah : a Susu ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM Low Lactose Milk, Almiron atau sejenis lainnya. b Makanan setengah padat bubur atau makanan padat nasi tim, bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa. c Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh. 2 Obat-Obatan Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain : a Asetosal dosis 25 mgkg BBhari b Khlorpromazin dosis 0,5-1 mgkg BBhari. Universitas Sumatera Utara

c. Pencegahan tersier

Dokumen yang terkait

Karakteristik Anak dan Ibu, Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan Tahun 2014

4 89 208

Gambaran Status Gizi Balita Pada Penderita Diare dan ISPA di Ruang Rawat Inap Bagian Anak RSU.H.Adam Malik Medan Periode Januari sampai Juni Tahun 2000

1 38 45

Pengaruh Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar

3 41 99

Pengaruh Pola Asuh Ibu terhadap Status Gizi Balita Keluarga Miskin di Kecamatan Panyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

3 53 96

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Tindakan Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Tanjung Sari Tahun 2011

0 54 75

Analisis Kejadian Diare pada Anak Balita di Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010

1 48 110

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare dan Kondisi Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun 2011

1 32 98

PENGARUH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN POLA PEMBERIAN MAKAN TERHADAP KEJADIAN GIZI Pengaruh Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Surakarta.

0 3 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 3 13