Dasar Putusan Hakim Kajian Yuridis Tentang Konsep Diversi dan Restroactive Justice Pada Pelaksanaan Putusan Pengadilan Negeri Batam

BAB III PELAKSANAAN PUTUSAN HAKIM TERHADAP KONSEP DIVERSI DAN RESTROACTIVE JUSTICE

A. Dasar Putusan Hakim

Kembali apa yang telah di jelaskan sebelumya bahwa putusan merupakan mahkota dari hakim itu sendiri. Dapat pula dikatakan cerminan dari sifat, sikap dan wibawa hakim terhadap penyelesain peristiwa hukum konkrit. Hal yang pertama apabila kita melihat apakah parameter hakim dalam menjatuhkan putusannya? Pada pasal 4 ayat 1 UU No. 48 Tahun 2009 yang berbunyi: “Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang”. Penegasan kata pengadilan mengadili menurut “hukum” memberikan pengertian yang lebih luas dari pada undang-undang sehingga membuka peluang bagi hakim untuk melaksanakan kebebasan yang sebebasnya. Sebaliknya menurut undang- undang lebih membatasai kebebasan hakim. Adapun kalau kita melihat pasal 4 ayat 1 ini bersinegi terhadap Pasal 5 ayat 1 yang berbunyi : Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Kata menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum juga dapat diartikan bahwa hukumnya sudah ada, dalam peraturan perundang-undangan tapi masih samar-samar, sulit untuk diterapkan dalam perkara konkrit, sehinga untuk menemukan hukumnya harus berusaha mencarinya dengan menggali nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Di lain hal agar tidak timbul kekakuan aturan hukum atau ruang yang sempit bilamana perubahan di dalam masyarakat telah mendahului hukum positif maka Universitas Sumatera Utara hakim berusaha menggali dan menemukannya. Apabila sudah ketemu hukum dalam penggalian tersebut, maka hakim harus mengikutinya dan memahaminya serta menjadikan dasar dalam putusannya agar sesuai dengan rasa keadailan yang hidup dalam masyarakat. Undang-undang No. 48 Tahun 2009 Pasal 9 ayat 1 tentang kekuasaan kehakiman menentukan bahwa setiap orang yang ditangkap, ditahan, dituntut, atau di adili tanpa alasan berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkannya, berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi. Jadi, hakim dalam hal ini tetap harus berpedoman kepada undang-undang karena hal tersebut berhubungan hak asasi manusia seseorang dan apabila dengan sengaja dilanggar maka dapat di pidana sebagaimana pada ayat 2 yang berbunyi : pejabat yang dengan sengaja melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hakim dalam mengadili suatu perkara yang diajukan kepadanya harus mengetahui dengan jelas tentang fakta dan peristiwa yang ada dalam perkara tersebut. Oleh karena itu, Majelis hakim sebelum menjatuhkan putusannya terlebih dahulu harus menemukan fakta dan peristiwa yang terungakap dari JaksaPenuntut Umum dan terdakwa dan atau Penasihat hukum serta alat-alat bukti yang diajukan oleh para pihak dalam persidangan. Terhadap hal terakhir ini, majelis hakim harus mengonstatir dan mengkualifisir peristiwa dan fakta tersebut sehingga ditemukan peristiwafakta yang konkrit. Setelah majelis hakim menemukan peristiwa dan fakta secara objektif, maka majelis hakim berusaha menemukan hukumnya secara tepat dan akurat terhadap peristiwa yang terjadi. Universitas Sumatera Utara Kemudian perihal penegasan tentang tindak pidana yang terbukti dilakukan oleh terdakwa esensial sifatnya. Selanjutnya, langsung dipertimbangkan hal-hal yang membertkan dan hal yang meringankan. Menurut lilik mulyadi dalam hal ini seyogyanya turut mempertimbangkan aspek-aspek lainnya, seperti aspek psikolgis, sosial ekonomis, edukatif, lingkungan sosial terdakwa tinggal dan dibesarkan dan sebagainya. Sebagaimana kita ketahui dalam Hukum Pidana, Hakim bersifat akfit untuk menemukan kebenaran Materil. Tidak sama halnya didalam Hukum Perdata, dimana para pihak Penggugat dan Tergugat yang aktif untuk membuktikan dalam persidangan. Surat Dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum, sebagai dasar bagi hakim untuk memeriksa dan memutus perkara yang di ajukan kepadanya. Sebab tanpa surat dakwaan, persidangan tidak pernah terjadi.

B. Metode Hakim Dalam Mengambil Putusan