Definisi kanker Epidemiologi Kerangka konsep

pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimilikinya Nursalam Pariani, 2000 . Pekerjaan adalah pencaharian; sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah bagi menyara hidup dan keluarga Kamus Besar Bahasa Indonesia 3. Status sosio-ekonomi pula bergantung pada jumlah pendapatan seseorang itu. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan- pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan- kebutuhan lain yang lebih mendesak Efendi Nasrul, 1998 . Sumber informasi pula adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan yang disebut di atas. Pertanyaan yang diajukan kepada responden dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pertanyaan subjektif dan pertanyaan objektif. Pertanyaan subjektif merupakan pertanyaan jenis essay karena penilaian untuk pertanyaan jenis ini melibatkan faktor subjektif dari nilai, sehingga nilainya akan berbeda dari sudut pandangan penilai yang satu dengan yang lain, dari satu waktu ke waktu yang lain. Pertanyaan objektif pula terdiri dari pertanyaan jenis pilihan ganda multiple choice , betul-salah dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan-pertanyaan jenis ini disebut pertanyaan objektif karena ianya tidak melibatkan penilaian subjektif dari penilai.

2.2 Definisi kanker

Kanker, disebut juga neoplasma adalah suatu penyakit pertumbuhan sel yang abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat, dan gerakannya yang berbeda dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi organ asalnya. Universitas Sumatera Utara Transformasi sel itu terjadi karena mutasi gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel, yaitu proto-onkogen dan atau suppressor gen = anti onkogen . Bila pertumbuhan ini tidak cepat dihentikan, maka sel kanker akan berkembang menjadi besar malah bisa invasif ke jaringan sekitarnya, lalu menyebabkan metastasis ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Di tempat yang baru, sel kanker yang metastasis itu akan tumbuh menjadi kanker baru yang mempunyai sifat yang sama dengan kanker induknya, sampai akhirnya menyebabkan kematian penderitanya American Cancer Society, 2010. Kanker dapat tumbuh di semua sel atau jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel otak, sel darah, sel paru, sel hati, jaringan ikat dan sebagainya. Oleh karena itu, dikenal berbagai macam jenis kanker, tergantung sel atau jaringan tempat tubuhnya Sukardja, 2000.

2.3 Epidemiologi

Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian nomor enam Depkes, 2003. Setiap tahun diperkirakan terdapat 190 ribu penderita baru dan seperlimanya akan meninggal akibat penyakit ini. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian kanker adalah geografis misal kanker serviks lebih banyak di negara Asia, suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin missal kanker payudara lebih banyak pada wanita, dan pengaruh lingkungan makanan, pola hidup Diananda, 2009. Dari segi umur, kanker lebih banyak ditemukan pada umur di atas 35-40 tahun Sukardja, 2000.

2.4 Etiologi

Kanker disebabkan adanya genom abnormal yang terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel disebut protooncogen dan suppressor gen yang terdapat pada semua kromosom. Protoonkogen yang mengalami perubahan Universitas Sumatera Utara sehingga menimbulkan kanker disebut onkogen. Onkogen mempunyai kode untuk Growth Factors yang menstimulasi pertumbuhan abnormal sel menyebabkan tumor. Terdapat 2 tipe tumor, yaitu tumor benigna jinak dan tumor maligna ganas Jerry, 2011. Tetapi, tumor jinak bukanlah kanker National Cancer Society, 2005. Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :

2.4.1 Faktor genetik atau kelainan kongenital

Konstitusi genetika dapat berupa kerusakan struktural, fungsional dan sistem kerja. Adanya kerusakan kongenital ini menentukan apakah seseorang itu lebih mudah untuk mendapat kanker Sukardja, 2000. Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker ovarium indung telur, kanker kulit dan kanker usus besar Diananda, 2009.

2.4.2 Karsinogen

a Karsinogen kimiawi Karsinogen kimiawi dapat berupa karsinogen alami atau buatan manusia. Karsinogen alami yang ditemukan di alam bebas adalah bahan organik seperti aflatoksin yang terdapat pada biji kacang-kacangan, nitrosamine dalam berbagai makanan dan minuman, dan bahan inorganik seperti kadmium, plumbum, asbes, radium, uranium dan lain-lain. Karsinogen buatan manusia pula digunakan untuk bahan industri di pabrik cat, karet, kulit, plastik, kayu obat-obatan alkylating agent, immunosupresif, kontrasepsi, anabolic steroid, dan pestisida Sukardja, 2000. b Sinar ionisasi dan Radikal Bebas Universitas Sumatera Utara Sinar ionisasi radiasi yang dapat mengadakan ionisasi air dan elektrolit dalam jaringan ialah sinar-X dan sinar ultraviolet UV. Radiasi pada sel atau jaringan mungkin dapat menimbulkan kematian sel, gangguan pertumbuhan sel, gangguan motilitas, gangguan reproduksi sel, gangguan mitose dan malformasi sel. Ini semua mengakibatkan timbulnya sel ganas, yaitu sel kanker.Radikal bebas pula akan menyebabkan oksidasi sel tubuh dan seterusnya merusak sel-sel Sukardja, 2000. c Virus Beberapa jenis virus yang disebut virus onkogenik dapat menimbulkan kanker pada manusia.Virus Papova Human Papilloma Virus bisa menyebabkan kanker leher rahim pada wanita, virus Herpes Simplex type II HSV-II dapat menimbulkan kanker serviks, Epstein Barr Virus dapat menimbulkan Limfoma Burkitt dan kanker nasopharynx, virus Hepatitis B dapat menimbulkan kanker hati dan virus Retro seperti Human Immunodefficiency Virus bisa menyebabkan limfoma dan kanker darah lain seperti leukemia Diananda, 2009. d Gangguan keseimbangan hormon Hormon menimbulkan kanker hanya pada organ yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon seperti payudara, uterus dan prostat. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar testis pada pria Cancerhelps, 2004. e Iritasi kronik Infeksi Suatu kenyataan ialah kanker dapat timbul pada keloid luka bakar, fistula, cicatrix frambusia, corpus alienum plastic, gelas, metal dan infeksi Schistosoma hematobium. Selain itu, Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus Universitas Sumatera Utara sel. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker Sukardja, 2000.

2.4.3 Lingkungan hidup Sukardja, 2000

a Pekerjaan : Kontak dengan karsinogen karena pekerjaan umumnya karena radiasi ionisasi atau karena karsinogen kimia yang terdapat dalam tempat pekerjaan b Tempat tinggal : Penduduk yang hidup di daerah yang terdapat kadar karsinogen yang tinggi dalam tanah, air atau udara. c Gaya hidup : Ini menentukan banyak, lama dan seringnya kontak dengan karsinogen. Dari segi nutrisi, makanan yang mengandungi kadar lemak yang tinggi, kalori yang tinggi serta makanan yang diasap, asin dan dipanggang menambah resiko mendapat kanker. Minuman yang mengandung alkohol menambah resiko mendapat kanker hati. Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru - paru, mulut, laring pita suara, dan kandung kemih. Menginang menggunakan daun sirih, tembakau, kapur, gambir,dsb dapat menimbulkan kanker mulut, larynx, esophagus. Sinar UV dari matahari meningkatkan resiko mendapat kanker kulit. Kawin muda serta sering berganti-ganti pasangan meningkatkan resiko kanker serviks. Sirkumsisi menghilangkan smegma dan ini mengurangi kemungkinan mendapat kanker penis.

2.5 Karsinogenesis Dalimartha, 2004

Kanker terjadi karena ada kerusakan atau transformasi protoonkogen dan suppressor gen sehingga terjadi perubahan dalam percetakan protein dari yang telah diprogramkan yang mengakibatkan timbulnya sel kanker. Proses karsinogenesis adalah proses bertahap, suatu multisteps process yang melalui 3 tahap seperti berikut :

2.5.1 Tahap I tahap inisiasi

Pada tahap ini terjadi perubahan genetik yang menetap akibat rangsangan bahan atau agen inisiator yang menimbulkan mutasi gen. Pada tahap inisiasi, Universitas Sumatera Utara karsinogen bereaksi dengan DNA, mneyebabkan amplifikasi gen dan produksi copy multiple gen. Perubahan yang terjadi adalah irreversibel. 2.5.2 Tahap II tahap promosi Dalam tahap ini terjadi perubahan ke arah pra-kanker akibat pengaruh bahan- bahan promoter zat non-mutagen tetapi dapat menaikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen untuk jangka waktu yang lama. Tahap ini reversible, artinya risiko timbulnya kanker akan hilang bila promoternya hilang. Promoter juga dapat mengubah ekspresi gen seperti hyperplasia, induksi enzim, dan induksi diferensiasi. 2.5.3 Tahap III tahap progresi Pada progresi ini terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Telah terjadi pertumbuhan kanker dari benigna menjadi pra-maligna dan maligna, sudah meluas invasif, dan beranak sebar ke tempat yang jauh metastasis. 2.6 Gejala-gejala American Cancer Society, 2010 Gejala-gejala kanker dapat: a Lokal, pada tempat kanker primer tumbuh b Regional, pada kelenjar limfe yang berdekatan c Metastase, pada organ jauh yang terkena d Sistemik, pada seluruh tubuh sebagai komplikasi

2.6.1 Gejala Umum

a Penurunan berat badan yang tiada penyebabnya unexplained weight loss. b Demam kronis berlaku pada hampir setiap penderita kanker terutamanya apabila kanker atau pengobatan kanker itu sendiri mula menurunkan sistem imun tubuh. c Sering lelahpenat fatigue yang tidak akan hilang dengan rehat adalah tanda bahwa terdapat pertumbuhan kanker. Kanker yang menyebabkan kehilangan darah juga bisa menyebabkan seseorang itu sering lelah. d Nyeri pada bagian tubuh sering menunjukkan gejala tumor yang telah bermetastase. Universitas Sumatera Utara e Perubahan pada kulit seperti hiperpigmentasi, jaundice, eritema, pruritus atau pertumbuhan rambut pada tubuh yang berlebihan. Semua gejala ini tidak semestinya tampak pada penderita kanker sahaja tetapi sekiranya gejala-gejala ini semakin memburuk atau tampil pada suatu jangka masa yang lama, pemeriksaan harus dilakukan segera untuk mendeteksi penyebabnya.

2.6.2 Gejala-gejala Spesifik

a Perubahan pada sistem pencernaan kandung kemih: konstipasi, diare atau perubahan jumlah feses untuk tempoh yang lama adalah tanda kanker kolon. Nyeri saat BAK, BAK berdarah atau perubahan pola BAK adalah tanda-tanda kanker buli- buli atau prostat. b Luka koreng yang sukar sembuh bisa karena kanker kulit ataupun karena kanker oral disebabkan tabiat merokok, mengunyah tembakau atau karena alkohol. Luka di penisvagina merupakan tanda awal infeksi menular seksual atau kanker. c Plak putih dalam mulut dan tompok putih pada lidah adalah tanda-tanda leukoplakia yang bisa merubah menjadi kanker oral. d Perdarahan atau keluar lendir yang tak wajar dari dalam tubuh bisa berlaku pada kanker tahap awal atau lanjut. Batuk darah bisa karena kanker paru. BAB berdarah bisa karena kanker kolon atau rektum. Perdarahan dari vagina karena kanker serviks atau uterus. Kencing berdarah bisa karena kanker ginjal atau kandung seni manakala darah dari puting susu bisa karena kanker payudara. e Benjolan pada payudara, testis, dan kelenjar limfe menandakan kanker pada tahap awal atau tahap lanjut. f Gangguan alat pencernaanindigestion dan kesukaran menelan bisa disebabkan kanker pada esophagus, perut atau farings. Universitas Sumatera Utara g Andeng-andeng yang berubah, membesar atau makin hitam merupakan tanda- tanda melanoma. h Batuk kronis yang berlarutan adalah tanda kanker paru manakala nada suara yang jadi serak dan makin lama, suaranya makin hilang adalah tanda kanker larynx atau tiroid.

2.7 Diagnosis

Sukardja, 2000 Ada bermacam-macam cara pemeriksaan kanker, yaitu:

2.7.1 Cara Non-Mikroskopi

a Pemeriksaan Klinik Pemeriksaan klinik ialah pemeriksaan dengan cara anamnesa dan pmeriksaan fisik, yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, toucher, dan transilluminasi. Dalam menegakkan diagnosa klinik, harus diperhatikan lokasi tumor primer, sifat tumor, dan operabilitas tumor. b Pemeriksaan Radiolografi Ada bermacam-macam seperti radiografi polostanpa kontras, radiografi dengan kontras, scintigrafi atau radioisotope scanning, CT-scan, MRI, dan RIA untuk mengetahui adanya penanda tumor tumor markers. c Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang perlu dikerjakan ialah darah, urin, feses Guaiac serum, fungsi hati, SGOTSGPT, fungsi ginjal, gula darah, kolesterol, fungsi hemostatik, protein serum, fosfatase alkali, fosfatase asam, elektrolit, LDH dan lain- lain. Universitas Sumatera Utara d Pemeriksaan Elektromedik Ini adalah pemeriksaan menggunakan alat-alat elektronik seperti ECG elektrokardiografi, EEG elektroencefalografi, USG ultrasonografi, dan echografi Doppler. e Pemeriksaan Endoskopi Ada 2 jenis endoskop yaitu, endoskop kakurigid dan endoskop fleksibel atau fiberendoskop. Pada alat ini dapat dipasang kamera sehingga dapat foto dari lesi yang ditemukan dan dapat juga dipakai untuk mengambil bahan untuk pemeriksaan sitologi dan bahan biopsi, sehingga diagnosa patologi dapat ditegakkan tanpa melalui operasi. f Operasi Eksplorasi Pemeriksaan jenis ini dilakukan untuk menentukan apakah tumor itu ganas atau jinak dan operable atau tidak, bagi tumor yang kecil atau terletak dibagian dalam didalam tubuh. Untuk menentukannya, perlu dilakukan eksplorasi untuk operasi definitive, yaitu operasi untuk diagnostik dan terapi sekaligus. g Test BiokimiaImmunologi Tes tumor marker atau petanda tumor dilakukan menggunakan alat RIA Radio-immuno-assay. Tabel 2.1: Serum tumor markers Kumar Clark, 2005 α-Fetoprotein Karsinoma Hepatocellular dan non- seminomatous germ cell tumours of gonads β-Human chorionic gonadotropin β-HCG Choriocarcinoma, germ cell tumour, dan kanker paru Prostate-specific antigenPSA Karsinoma prostat Universitas Sumatera Utara Carcino embryonic antigen CEA Kanker gastrointestinal CA-125 Kanker ovarium CA- 19-9 Kanker gastrointestinal terutamanya kanker pancreas CA- 15-3 Kanker payudara

2.7.2 Cara Mikroskopi

a Pemeriksaan SitologiHematologi Pemeriksaan sitologihematologi itu ialah pemeriksaan jenis sel. Bahan pemeriksaan dapat diambil dari sputum, sputum, urine, lendir vagina, cairan pleura, acites, dan cairan cerebrospinalis atau sel-sel epitel diambil dari tubuh dengan endoskop, inprint, kerokan, sikatan, gosokan, sedotan, dsb. Pemeriksaan hematologi diambil dari darah perifer ataupun dari sumsum tulang untuk menegakkan diagnose leukemia dan metastase kanker ke sumsum tulang. Pemeriksaan sitologi pula terdiri dari Fine Needle Aspiration Biopsy FNAB, pemeriksaan histokimia dan immunohistokimia. Hasil pemeriksaan sitologi dapat dinyatakan dengan cara Papanicolaou, Bethesda dan menurut WHO. Bila terdapat sel-sel yang dicurigai ganas atau sel-sel ganas, perlu dikerjakan biopsi untuk pemeriksaan patologi untuk memastikannya. b Pemeriksaan Patologi Pemeriksaan patologi ialah pemeriksaan morfologi tumor. Pemeriksaan itu berupa pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi. Melalui pemeriksaan patologi, dapat ditentukan tipe histologi tumor, sifat tumor, derajat diferensiasi sel, stadium penyakit dan radikalitas operasi. c Pemeriksaan Autopsi Pemeriksaan ini dikerjakan setelah penderita meninggal. Pemeriksaan autopsi itu dikerjakan secara makroskopi dan mikroskopi. Universitas Sumatera Utara

2.7.3 Grading dan Staging

Sistem grading keganasan adalah untuk menilai karakteristik sel tumor yang dijumpai dalam pada setiap pasien. Sistem ini membandingkan sel kanker dengan bagian normal dari organ dan aktivitas sellularnya. Tabel 2.2 : Sistem Grading untuk Malignansi Mosby Elsevier, 2009 Grade Karakteristik GX Gred tidak dapat ditentukan G1 Sel-sel berdiferensiasi dengan baik, hampir sama dengan tisu normal. Dianggap tumor “gred rendah”. G2 Diferensiasi sel sedang, karakteristik sel hampir sama dengan sel normal tetapi lebih mirip dengan sel malignant. G3 Diferensiasi sel kurang, karakteristik normal sel terlihat pada beberapa sel, tetapi tisu asalnya masih ada. G4 Tiada diferensiasi sel, tiada karakteristik normal pada sel, dan tidak bisa menentukan tisu asal dari tumor. Staging pula adalah suatu proses langkah-demi-langkah untuk menentukan lokasi kanker dan tahap penyebaran kanker itu. Ada 3 metode yang digunakan untuk mengklasifikasikan tumor yaitu, clinical staging, pathological staging dan restaging.

2.7.4 Sistem TNM Tabel 2.3: Sistem TNM untuk Tumor

Kategori T = tumor primer Tx = syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi Tis = tumor in situ neoplasma in situ,NIS Universitas Sumatera Utara T0 = tidak ketemu adanya tumor primer T1 = diameter tumor kurang dari 2 cm T2 = diameter tumor 2-5 cm T3 = diameter tumor lebih dari 5 cm T4 = tumor invasi keluar organ Kategori N = nodus metastase kelenjar limfe regional N0 = nodus regional negatif N1 = nodus regional, mobil N2 = nodus regional, melekat N3 = nodus juxtaregional atau bilateral Kategori M = metastase organ jauh M0 = tidak ada metastase organ jauh M1 = ada metastase organ jauh

2.8 Pengobatan

Jenis pengobatan yang dipilih tergantung dari jenis, lokasi, dan stadium kanker, kondisi fisik pasien, pilihan pasien dan ketersediaan sarana. Sebagai tolak ukur keberhasilan pengobatan kanker umumnya adalah 5 year survival ketahanan hidup 5 tahun. Berikut adalah berbagai pilihan pengobatan untuk kanker.

2.8.1 Operasi Pembedahan

Terdapat beberapa cara pembedahan untuk menangani kanker yaitu reseksi, pembedahan paliatif, teknik cryotherapy, dan ablasi radiofrequency Sukardja, 2000.

2.8.2 Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat anti- kanker yang disebut sitostatika. Obat-obat ini umumnya digunakan bersama Universitas Sumatera Utara pembedahan danatau radioterapi. Tujuan kemoterapi adalah untuk menginduksi remisi, yaitu sekurang-kurangnya eradikasi penuh kanker untuk 1 bulan Rachel Airley, 2009.

2.8.3 Radioterapi

Radioterapi ialah terapi untuk menghancurkan kanker dengan sinar ionisasi yang diberikan secara internal atau eksternal American Institute for Cancer Research, 2010.

2.8.4 Hormon terapi

Hormon terapi ialah terapi untuk mengubah lingkungan hidup kanker, sehingga pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri. Perawatan ini hanya digunakan unutk beberapa jenis kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon hormone-dependent, seperti kanker mamma, endometrium, tiroid dan prostat Sukardja, 2000.

2.8.5 Immunoterapi

Immunoterapi ialah terapi untuk menguatkan daya tahan tubuh dan memperbesar kemampuan tubuh menghancurkan sel-sel kanker Sukardja, 2000.

2.8.6 Bioterapi

Bioterapi ialah terapi dengan menggunakan produk biologi, seperti sitokin, interferon, antiangiogenesis dan sebagainya Sukardja, 2000.

2.8.7 Terapi Lain-lain Sukardja, 2000

a Terapi gen b Elektrokoagulasi yaitu membakar sel-sel kanker dengan alat listrik, elektrokauter c Laser surgeri yaitu membakar sel-sel kanker dengan sinar laser d Cryo surgeri yaitu membekukan sel-sel kanker sampai mati menggunakan karbon dioksida. e Kemosurgeri yaitu mematikan sel-sel kanker dengan zat-zat kimia f Hipertermi g Terapi kombinasi Universitas Sumatera Utara

2.9 Pencegahan

2.9.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan dan atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan faktor- faktor yang dapat menimbulkan kanker. Dalimartha, 2004.Pengaturan pola makan sehari-hari juga diperlukan agar tubuh mempunyai cadangan antioksidan yang cukup sebagai penangkal radikal bebas yang merusak tubuh American Institute for Cancer Research, 2010.

2.9.2 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi terhadap kanker, skrinning populasi tertentu, dan deteksi dini kanker pada individu yang tanpa gejala. Bila ditemukan kecurigaan pada deteksi dini, segera dilakukan pemeriksaan Dalimartha, 2004. Berikut adalah tanda-tanda awal kanker yang harus diketahui oleh masyarakat supaya dapat dideteksi dini Diananda, 2009: 7- WASPADA bahaya kanker 7 patokan tanda bahaya kanker W = waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan A = alat pencernaan terganggu atau kesukaran menelan S = suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh P = payudara atau tempat lain ada benjolan A = andeng-andeng yang berubah sifatnya, menjadi makin besar dan gatal D = darah dan lendir yang abnormal keluar dari tubuh A = adanya koreng atau borok yang tidak mahu sembuh-sembuh 2.9.3 Pencegahan Tersier Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi akibat kanker dan pengobatannya, serta mencegah kematian awal Dalimartha, 2004. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep

Variabel independen Variabel dependen Gambar 1: Kerangka konsep perbandingan tingkat pengetahuan pasien kanker di RSUP HAM dengan orang awam di Kecamatan Medan Selayang II mengenai kanker. Penderita kanker Orang awam Tingkat pengetahuan mengenai kanker Karakteristik responden Umur Pekerjaan Tingkat Pendidikan Sumber informasi Universitas Sumatera Utara

3.2 Variabel dan Definisi operasional