BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Perubahan gaya hidup dan modernisasi, terutama di kota besar, mengakibatkan pola penyakit di Indonesia berubah. Mengonsumsi makanan
berlemak, kurang serat, maupun yang telah diproses dapat menyebabkan frekuensi penyakit kanker terus meningkat dan mendekati pola di negara maju. Menurut Survei
Kesehatan Rumah Tangga 2002 dalam Menkes 2006, kanker penyebab kematian nomor tiga bagi pasien di rumah sakit setelah penderita jantung dan stroke.
Kanker banyak menimbulkan penderitaan dan kematian pada manusia. Menurut Organisasi Kesehatan SeduniaWHO, lebih 70 dari mortalitas akibat
kanker berlaku di negara berpendapatan rendah dan sedang, di mana informasi mengenai pencegahan, diagnosa dan pengobatan adalah terbatas atau tidak ada sama
sekali. Jika saja ditemukan kanker pada stadium dini, maka biaya pengobatan penyakit kanker menjadi lebih murah dengan prognosis yang lebih baik. Di
Indonesia, sekitar 80 penderita penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut sehingga pengobatan menjadi lebih sulit, mahal, dan hasil pengobatan tidak
memuaskan, bahkan cenderung mempercepat kematian Dalimartha, 2004. Berikut ini fakta seputar penyakit kanker yang dapat membukakan mata dan
meningkatkan kesadaran akan ancaman penyakit kanker. Studi di dunia :
Menurut WHO 2005, 7.6 juta penduduk meninggal akibat kanker pada tahun 2005 dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan.
Menurut estimasi International Agency for Research on Cancer IARC, terdapat 12.7 juta kasus baru kanker di seluruh dunia pada tahun 2008
American Cancer Society, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Studi di Indonesia Riskesdas 2007: Di Indonesia, diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap
100.000 penduduk per tahunnya. Prevalensi nasional Penyakit TumorKanker di Indonesia adalah 0,4.
Prevalensi tumor menurut provinsi yaitu di Sumatera Utara adalah 2,9 .
Walaupun demikian, apabila penyakit ini dapat dideteksi pada tahap awal, maka lebih daripada separuh penyakit kanker dapat dicegah, bahkan dapat disembuhkan
KBI Gemari, 2003. Sayangnya hasil diagnosis kanker menyatakan bahwa 80 penderita kanker ditemukan pada stadium lanjut, yakni stadium 3 dan 4 di mana
kanker sudah menyebar ke bagian-bagian lain dalam tubuh di mana peluang untuk sembuh semakin kecil Kompas, 2002. Keadaan di atas menjadi salah satu penyebab
meningkatnya penyakit kanker di Indonesia. Menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Adiati Arifin M Siregar,
berkembangnya jumlah kasus kanker di Indonesia diperparah oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker serta sarana untuk deteksi dini. Menurut
Sekretaris Daerah Pemprov Kalbar Syakirman pula, penanganan penyakit dan deteksi dini kanker belum sepenuhnya mendapat prioritas dari berbagai kebijakan dan
program kesehatan pemerintah Kompas, 2009. Terdapat 4 komponen utama dalam mengontrol kanker yaitu, pencegahan,
deteksi dini, diagnosis dan pengobatan. dan terapi palliatif WHO, 2005. Maka, masyarakat harus diberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang kanker supaya
mereka lebih waspada dan upaya penanggulangan kanker akan lebih berhasil di tingkat nasional. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui perbedaan antara tingkat pengetahuan penderita kanker dengan orang awam supaya dapat diketahui bagaimana penduduk di Medan mendapatkan informasi
tentang kanker, adakah setelah mendapat kanker ataupun sudah ada pengetahuannya melalui sumber yang lain sebelum didiagnosa menderita kanker.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan masalah