Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik dengan Orang Awam di Kecamatan Medan Selayang II.
PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI KANKER ANTARA PASIEN KANKER DI RSUP HAJI ADAM MALIK DENGAN
ORANG AWAM DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG II KARYA TULIS ILMIAH
OLEH :
LETCHUMI RAJA SUREIA 080100293
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik dengan Orang Awam di Kecamatan Medan Selayang II
NAMA : LETCHUMI RAJA SUREIA NIM : 080100293
Pembimbing, Penguji I,
... ... (dr. Dairion Gatot, SpPD,KHOM) ( dr. Sarah Dina, SpOG) NIP: 196203021989031003 NIP : 196804151997032001
Penguji II,
... (dr. A.Amra,SpM)
NIP: 196405021992032003
Medan, 21 Disember 2011 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
...
( Prof.Dr.dr.Gontar Alamsyah Siregar,SpPD-KGEH) NIP : 19540220-198011-1-001
(3)
ABSTRAK
Latar belakang: Kanker adalah penyakit penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke dan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Upaya penanggulangan masih banyak menemukan kendala karena sebagian besar penderita datang berobat pada stadium lanjut yang sulit disembuhkan. Pengetahuan dasar mengenai kanker di kalangan masyarakat adalah amat penting dalam penanggulangan kanker supaya langkah diagnosis dini, skrining, upaya pencegahan dan pengobatan akan lebih efektif.
Objektif : Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan mengenai kanker pada penderita kanker dibanding dengan orang awam di Kecamatan Medan Selayang II.
Metode : Jenis penelitian merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Kuesioner yang mengandungi 20 soal telah didistribusikan kepada 100 pasien kanker dan 100 orang awam untuk menentukan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Beberapa faktor yang terkait dengan tingkat pengetahuan juga dianalisa pengaruhnya. Metode yang digunakan adalah non-probability sampling jenis consecutive sampling.
Hasil : Mayoritas pasien kanker berpengetahuan sedang mengenai kanker yaitu sebesar 63% dan 37% pula mempunyai pengetahuan yang baik tentang kanker. Mayoritas orang awam juga berpengetahuan sedang yaitu sebesar 71% , 12% berpengetahuan baik dan sekitar 17% orang awam berpengetahuan kurang mengenai kanker.
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan mengenai kanker adalah lebih baik di kalangan pasien kanker dibanding dengan orang awam (p <0.05). Faktor usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien kanker mengenai kanker. Namun, pada orang awam didapati faktor usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi yang digunakan oleh responden seperti koran, televisi, dan majalah mempengaruhi pengetahuan dasar mereka mengenai kanker. Maka perlu promosi kesehatan, yaitu melakukan penyuluhan berulang kali dengan kerjasama persatuan onkologi dan media massa untuk mengatasi kasus kanker yang semakin meningkat di Indonesia.
(4)
ABSTRACT
Background : Cancer is the third cause of death in Indonesia after heart disease and stroke and the recorded cases are increasing by year. Prevention measures are not fully successful because many patients seek treatment in the late stages of the disease when the cure has got more difficult. The basic level of cancer knowledge of the population is very important in controlling cancer in order for the early diagnosis, screening, and new approaches to prevention, and treatment will be more effective.
Objective : To know the knowledge level towards cancer in cancer patients compared to the healthy population in the district of Medan Selayang II.
Methods : A cross sectional analytical study were conducted using questionnaire consisting of 20 questions was given to 100 cancer patients and 100 healthy people. Samples were taken by measure of a non-probability consecutive sampling technique.
Results : The majority of cancer patients (63%) were found to have moderate knowledge of cancer ( 63%) and 37% has good knowledge of cancer. As for the healthy respondents, majority of them (71%) also has moderate knowledge, 12% with good knowledge and 17% were found to have little knowledge of cancer.
Conclusion : The knowledge of cancer is better among the cancer patients compared to the healthy people (p <0.05). External factors such as age, education, employment, and source of information does not influence the patient’s knowledge of cancer. While in the healthy population, age factor, education level, employment status and source of information such as the newspaper, television and magazine does influence their level of knowledge of cancer. So the need of health promotion such as repeated education-based counseling must be made in cooperation with oncology societies and media in order to overcome the cancer burden in Indonesia.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerahNyalah saya dapat menyelesaikan penelitian saya yang berjudul “Perbandingan Tingkat Pengetahuan Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik dengan Orang Awam di Kecamatan Medan Selayang II Mengenai Kanker”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu dr. Dairion Gatot Sp.PD, KHOM yang telah membimbing saya dalam penyususan karya tulis ilmiah ini. Terima kasih juga diucapkan kepada semua teman saya yang banyak membantu saya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Saya menyadari karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Saya memohon saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga Tuhan sentiasa merahmati kita semua dan semoga penelitian in dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, ...2011
Peneliti,
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN...i
ABSTRAK………....ii
ABSTRACT………...iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI………... v
DAFTAR TABEL………...vii
DAFTAR GAMBAR ... .... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB 1 PENDAHULUAN ... .... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.5. Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5
2.1. Definisi Pengetahuan ... .... 5
2.2. Kanker……… 7
2.2.1. Definisi kanker... 7
2.2.2. Epidemiologi ... ... 8
2.2.3 Etiologi ... … 8
2.2.4 Karsinogenesis……….. 11
2.2.5 Gejala-gejala………..12
2.2.6 Diagnosis……… 14 2.2.7 Pengobatan……….18
2.2.8 Pencegahan……….20
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL……… 21
3.1. Kerangka Konsep Penelitian...21
3.2. Defenisi Operasional...22
3.3 Hipotesis……….23
BAB 4 METODE PENELITIAN………...24
(7)
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... ….24
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... … 25
4.3.1 Populasi……… ..25
4.3.2 Sampel………25
4.4. Metode Pengumpulan Data ... ....26
4.4.1 Data primer...27
4.4.2 Data sekunder...27
4.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... … 27
4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... .... 29
BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN...30
5.1. Hasil Penelitian …………..………...30
5.1.1. Deskripsi Lokasi penelitian ………...30
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden………...30
5.1.3 Pengetahuan Responden mengenai Kanker...33
5.1.4 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan mengenai Kanker …………..……… 37
5.1.5. Analisa Pengujian Hipotesa dengan Chi Square………40
5.2. Pembahasan……… 42
5.2.1. Karakteristik responden………...42
5.2.2. Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan mengenai Kanker………...43
5.2.3. Perbandingan Tingkat Pengetahuan………46
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...48
6.1. Kesimpulan...48
6.2. Saran...48
DAFTAR PUSTAKA...50 LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Serum Tumor Markers 15
2.2 Sistem Grading untuk Malignansi 17
2.3 Sistem TNM untuk Tumor 17
4.1 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi 25
4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk
Tiap Pertanyaan dalam Kuesioner 28
5.1 Karakteristik Responden 32
5.2 Distribusi Pasien Kanker mengikut diagnosa 33
5.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
pada Kuesioner 33
5.4 Hubungan Usia dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam 37
5.5 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam 38
5.6 Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat
Pengetahuan Tentang Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam 39
(9)
5.7 Hubungan Sumber Informasi dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam 40
5.8 Perbandingan Tingkat Pengetahuan
(10)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 1 Kerangka konsep perbandingan tingkat pengetahuan pasien kanker di RSUP HAM dengan orang awam di
Kecamatan Medan Selayang II mengenai kanker 21
Gambar 2 Perbandingan Tingkat Pengetahuan Pasien Kanker
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2. Ethical Clearance Lampiran 3. Ijin Penelitian Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian
Lampiran 6. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan/PSP ( Informed Consent) Lampiran 7. Data Induk dan Hasil Output
(12)
ABSTRAK
Latar belakang: Kanker adalah penyakit penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke dan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Upaya penanggulangan masih banyak menemukan kendala karena sebagian besar penderita datang berobat pada stadium lanjut yang sulit disembuhkan. Pengetahuan dasar mengenai kanker di kalangan masyarakat adalah amat penting dalam penanggulangan kanker supaya langkah diagnosis dini, skrining, upaya pencegahan dan pengobatan akan lebih efektif.
Objektif : Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan mengenai kanker pada penderita kanker dibanding dengan orang awam di Kecamatan Medan Selayang II.
Metode : Jenis penelitian merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Kuesioner yang mengandungi 20 soal telah didistribusikan kepada 100 pasien kanker dan 100 orang awam untuk menentukan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Beberapa faktor yang terkait dengan tingkat pengetahuan juga dianalisa pengaruhnya. Metode yang digunakan adalah non-probability sampling jenis consecutive sampling.
Hasil : Mayoritas pasien kanker berpengetahuan sedang mengenai kanker yaitu sebesar 63% dan 37% pula mempunyai pengetahuan yang baik tentang kanker. Mayoritas orang awam juga berpengetahuan sedang yaitu sebesar 71% , 12% berpengetahuan baik dan sekitar 17% orang awam berpengetahuan kurang mengenai kanker.
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan mengenai kanker adalah lebih baik di kalangan pasien kanker dibanding dengan orang awam (p <0.05). Faktor usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien kanker mengenai kanker. Namun, pada orang awam didapati faktor usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi yang digunakan oleh responden seperti koran, televisi, dan majalah mempengaruhi pengetahuan dasar mereka mengenai kanker. Maka perlu promosi kesehatan, yaitu melakukan penyuluhan berulang kali dengan kerjasama persatuan onkologi dan media massa untuk mengatasi kasus kanker yang semakin meningkat di Indonesia.
(13)
ABSTRACT
Background : Cancer is the third cause of death in Indonesia after heart disease and stroke and the recorded cases are increasing by year. Prevention measures are not fully successful because many patients seek treatment in the late stages of the disease when the cure has got more difficult. The basic level of cancer knowledge of the population is very important in controlling cancer in order for the early diagnosis, screening, and new approaches to prevention, and treatment will be more effective.
Objective : To know the knowledge level towards cancer in cancer patients compared to the healthy population in the district of Medan Selayang II.
Methods : A cross sectional analytical study were conducted using questionnaire consisting of 20 questions was given to 100 cancer patients and 100 healthy people. Samples were taken by measure of a non-probability consecutive sampling technique.
Results : The majority of cancer patients (63%) were found to have moderate knowledge of cancer ( 63%) and 37% has good knowledge of cancer. As for the healthy respondents, majority of them (71%) also has moderate knowledge, 12% with good knowledge and 17% were found to have little knowledge of cancer.
Conclusion : The knowledge of cancer is better among the cancer patients compared to the healthy people (p <0.05). External factors such as age, education, employment, and source of information does not influence the patient’s knowledge of cancer. While in the healthy population, age factor, education level, employment status and source of information such as the newspaper, television and magazine does influence their level of knowledge of cancer. So the need of health promotion such as repeated education-based counseling must be made in cooperation with oncology societies and media in order to overcome the cancer burden in Indonesia.
(14)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
Perubahan gaya hidup dan modernisasi, terutama di kota besar, mengakibatkan pola penyakit di Indonesia berubah. Mengonsumsi makanan berlemak, kurang serat, maupun yang telah diproses dapat menyebabkan frekuensi penyakit kanker terus meningkat dan mendekati pola di negara maju. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (2002) dalam Menkes (2006), kanker penyebab kematian nomor tiga bagi pasien di rumah sakit setelah penderita jantung dan stroke.
Kanker banyak menimbulkan penderitaan dan kematian pada manusia. Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia(WHO), lebih 70% dari mortalitas akibat kanker berlaku di negara berpendapatan rendah dan sedang, di mana informasi mengenai pencegahan, diagnosa dan pengobatan adalah terbatas atau tidak ada sama sekali. Jika saja ditemukan kanker pada stadium dini, maka biaya pengobatan penyakit kanker menjadi lebih murah dengan prognosis yang lebih baik. Di Indonesia, sekitar 80% penderita penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut sehingga pengobatan menjadi lebih sulit, mahal, dan hasil pengobatan tidak memuaskan, bahkan cenderung mempercepat kematian ( Dalimartha, 2004).
Berikut ini fakta seputar penyakit kanker yang dapat membukakan mata dan meningkatkan kesadaran akan ancaman penyakit kanker.
Studi di dunia :
Menurut WHO (2005), 7.6 juta penduduk meninggal akibat kanker pada tahun 2005 dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan.
Menurut estimasi International Agency for Research on Cancer (IARC), terdapat 12.7 juta kasus baru kanker di seluruh dunia pada tahun 2008 ( American Cancer Society, 2010).
(15)
Studi di Indonesia (Riskesdas 2007):
Di Indonesia, diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya.
Prevalensi nasional Penyakit Tumor/Kanker di Indonesia adalah 0,4%. Prevalensi tumor menurut provinsi yaitu di Sumatera Utara adalah 2,9% .
Walaupun demikian, apabila penyakit ini dapat dideteksi pada tahap awal, maka lebih daripada separuh penyakit kanker dapat dicegah, bahkan dapat disembuhkan (KBI Gemari, 2003). Sayangnya hasil diagnosis kanker menyatakan bahwa 80% penderita kanker ditemukan pada stadium lanjut, yakni stadium 3 dan 4 di mana kanker sudah menyebar ke bagian-bagian lain dalam tubuh di mana peluang untuk sembuh semakin kecil (Kompas, 2002). Keadaan di atas menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit kanker di Indonesia.
Menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Adiati Arifin M Siregar, berkembangnya jumlah kasus kanker di Indonesia diperparah oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker serta sarana untuk deteksi dini. Menurut Sekretaris Daerah Pemprov Kalbar Syakirman pula, penanganan penyakit dan deteksi dini kanker belum sepenuhnya mendapat prioritas dari berbagai kebijakan dan program kesehatan pemerintah (Kompas, 2009).
Terdapat 4 komponen utama dalam mengontrol kanker yaitu, pencegahan, deteksi dini, diagnosis dan pengobatan. dan terapi palliatif (WHO, 2005). Maka, masyarakat harus diberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang kanker supaya mereka lebih waspada dan upaya penanggulangan kanker akan lebih berhasil di tingkat nasional. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan antara tingkat pengetahuan penderita kanker dengan orang awam supaya dapat diketahui bagaimana penduduk di Medan mendapatkan informasi tentang kanker, adakah setelah mendapat kanker ataupun sudah ada pengetahuannya melalui sumber yang lain sebelum didiagnosa menderita kanker.
(16)
1.2. Rumusan masalah
Bagaimanakah tingkat pengetahuan tentang kanker pada penderita kanker di RSUP Haji Adam Malik dibanding dengan orang awam di kalangan penduduk Kecamatan Medan Selayang II ?
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum:
Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan penderita kanker dibanding dengan orang awam tentang kanker.
1.3.2 Tujuan khusus :
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kanker pada penderita kanker b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kanker pada orang awam
c. Untuk membandingkan tingkat pengetahuan tentang kanker pada penderita kanker dan orang awam
d. Menilai apakah karakteristik pada responden ( umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi) mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka tentang kanker
1.4 Manfaat penelitian a) Bagi Peneliti
- Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang tingkat pemahaman pasien yang menderita kanker mengenai penyakit mereka.
- Dapat memberi tambahan pengetahuan kepada pasien kanker tentang penyakitnya dan masyarakat awam di masa depan.
b) Bagi Instansi Kesehatan
Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dan RSUP HAM dalam mengambil kebijakan lebih lanjut
(17)
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker sehingga dapat mendeteksi kanker secara lebih dini.
c) Bagi Masyarakat
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat supaya mereka bisa mendapatkan pengetahuan mengenai kanker sehingga dapat mendeteksi kanker secara lebih dini.
(18)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) merupakan khazanah kekayaan mental secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Setiap pengetahuan mempunyai ciri-ciri spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana (epistologi) dan untuk apa (aksiologi). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga ( Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Peneliti Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan.
Pertama adalah awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dan mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. Keduanya adalah interest yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus tersebut dan seterusnya berlakulah evaluation, yaitu menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Seterusnya dilanjutkan dengan trial di mana orang telah mulai mencoba perilaku baru. Akhirnya, berlakulah adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Menurut (Notoatmodjo 2003) pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat.
Tahu (know) adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah atau diartikan sebagai pengikat materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Untuk mengukur tingkat pengetahuan ini dipergunakan menyebutkan, menguraikan, dan sebagainya.
Memahami (comprehension) diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
(19)
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap materi atau substansi yang dipelajari.
Aplikasi ( application ) adalah kemampuan menggunakan materi yang dipelajari berupa hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya pada kondisi nyata.
Analisis ( analysis ) diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk menggabungkan materi atau sesuatu objek ke dalam sesuatu komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya antara satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
Sintesis ( synthesis) menunjukan kepada sesuatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan komponen-komponen yang terpisah sehingga membentuk suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi itu dilandaskan pada suatu kriteria yang telah ada atau kriteria yang ditentukan sendiri.
Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Antaranya adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosio-ekonomi dan sumber informasi.
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam & Siti Pariani, 2000).
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain menuju ke arah suatu cita–cita tertentu (Suwono, 1992). Semakin tinggi tingkat
(20)
pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula menerima pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam & Pariani, 2000 ).
Pekerjaan adalah pencaharian; sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah bagi menyara hidup dan keluarga (Kamus Besar Bahasa Indonesia 3).
Status sosio-ekonomi pula bergantung pada jumlah pendapatan seseorang itu. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan- kebutuhan lain yang lebih mendesak ( Efendi Nasrul, 1998 ).
Sumber informasi pula adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan yang disebut di atas. Pertanyaan yang diajukan kepada responden dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pertanyaan subjektif dan pertanyaan objektif. Pertanyaan subjektif merupakan pertanyaan jenis essay karena penilaian untuk pertanyaan jenis ini melibatkan faktor subjektif dari nilai, sehingga nilainya akan berbeda dari sudut pandangan penilai yang satu dengan yang lain, dari satu waktu ke waktu yang lain.
Pertanyaan objektif pula terdiri dari pertanyaan jenis pilihan ganda ( multiple choice ), betul-salah dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan-pertanyaan jenis ini disebut pertanyaan objektif karena ianya tidak melibatkan penilaian subjektif dari penilai.
2.2 Definisi kanker
Kanker, disebut juga neoplasma adalah suatu penyakit pertumbuhan sel yang abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat, dan gerakannya yang berbeda dari sel asalnya, serta merusak bentuk dan fungsi organ asalnya.
(21)
Transformasi sel itu terjadi karena mutasi gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel, yaitu proto-onkogen dan atau suppressor gen ( = anti onkogen ).
Bila pertumbuhan ini tidak cepat dihentikan, maka sel kanker akan berkembang menjadi besar malah bisa invasif ke jaringan sekitarnya, lalu menyebabkan metastasis ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Di tempat yang baru, sel kanker yang metastasis itu akan tumbuh menjadi kanker baru yang mempunyai sifat yang sama dengan kanker induknya, sampai akhirnya menyebabkan kematian penderitanya ( American Cancer Society, 2010).
Kanker dapat tumbuh di semua sel atau jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel otak, sel darah, sel paru, sel hati, jaringan ikat dan sebagainya. Oleh karena itu, dikenal berbagai macam jenis kanker, tergantung sel atau jaringan tempat tubuhnya ( Sukardja, 2000).
2.3 Epidemiologi
Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian nomor enam (Depkes, 2003). Setiap tahun diperkirakan terdapat 190 ribu penderita baru dan seperlimanya akan meninggal akibat penyakit ini. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian kanker adalah geografis (misal kanker serviks lebih banyak di negara Asia), suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin (missal kanker payudara lebih banyak pada wanita), dan pengaruh lingkungan (makanan, pola hidup) (Diananda, 2009). Dari segi umur, kanker lebih banyak ditemukan pada umur di atas 35-40 tahun (Sukardja, 2000).
2.4 Etiologi
Kanker disebabkan adanya genom abnormal yang terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel disebut protooncogen dan suppressor gen yang terdapat pada semua kromosom. Protoonkogen yang mengalami perubahan
(22)
sehingga menimbulkan kanker disebut onkogen. Onkogen mempunyai kode untuk Growth Factors yang menstimulasi pertumbuhan abnormal sel menyebabkan tumor. Terdapat 2 tipe tumor, yaitu tumor benigna (jinak) dan tumor maligna (ganas) (Jerry, 2011). Tetapi, tumor jinak bukanlah kanker (National Cancer Society, 2005).
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
2.4.1 Faktor genetik atau kelainan kongenital
Konstitusi genetika dapat berupa kerusakan struktural, fungsional dan sistem kerja. Adanya kerusakan kongenital ini menentukan apakah seseorang itu lebih mudah untuk mendapat kanker (Sukardja, 2000). Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker ovarium (indung telur), kanker kulit dan kanker usus besar (Diananda, 2009).
2.4.2 Karsinogen
a) Karsinogen kimiawi
Karsinogen kimiawi dapat berupa karsinogen alami atau buatan manusia. Karsinogen alami yang ditemukan di alam bebas adalah bahan organik seperti aflatoksin yang terdapat pada biji kacang-kacangan, nitrosamine dalam berbagai makanan dan minuman, dan bahan inorganik seperti kadmium, plumbum, asbes, radium, uranium dan lain-lain. Karsinogen buatan manusia pula digunakan untuk bahan industri di pabrik (cat, karet, kulit, plastik, kayu) obat-obatan (alkylating agent, immunosupresif, kontrasepsi, anabolic steroid), dan pestisida (Sukardja, 2000).
(23)
Sinar ionisasi/ radiasi yang dapat mengadakan ionisasi air dan elektrolit dalam jaringan ialah sinar-X dan sinar ultraviolet (UV). Radiasi pada sel atau jaringan mungkin dapat menimbulkan kematian sel, gangguan pertumbuhan sel, gangguan motilitas, gangguan reproduksi sel, gangguan mitose dan malformasi sel. Ini semua mengakibatkan timbulnya sel ganas, yaitu sel kanker.Radikal bebas pula akan menyebabkan oksidasi sel tubuh dan seterusnya merusak sel-sel (Sukardja, 2000).
c) Virus
Beberapa jenis virus yang disebut virus onkogenik dapat menimbulkan kanker pada manusia.Virus Papova ( Human Papilloma Virus) bisa menyebabkan kanker leher rahim pada wanita, virus Herpes Simplex type II (HSV-II) dapat menimbulkan kanker serviks, Epstein Barr Virus dapat menimbulkan Limfoma Burkitt dan kanker nasopharynx, virus Hepatitis B dapat menimbulkan kanker hati dan virus Retro seperti Human Immunodefficiency Virus bisa menyebabkan limfoma dan kanker darah lain seperti leukemia (Diananda, 2009).
d) Gangguan keseimbangan hormon
Hormon menimbulkan kanker hanya pada organ yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon seperti payudara, uterus dan prostat. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar (testis) pada pria (Cancerhelps, 2004).
e) Iritasi kronik/ Infeksi
Suatu kenyataan ialah kanker dapat timbul pada keloid luka bakar, fistula, cicatrix frambusia, corpus alienum (plastic, gelas, metal) dan infeksi Schistosoma hematobium. Selain itu, Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus
(24)
sel. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker ( Sukardja, 2000).
2.4.3 Lingkungan hidup ( Sukardja, 2000)
a) Pekerjaan : Kontak dengan karsinogen karena pekerjaan umumnya karena radiasi ionisasi atau karena karsinogen kimia yang terdapat dalam tempat pekerjaan
b) Tempat tinggal: Penduduk yang hidup di daerah yang terdapat kadar karsinogen yang tinggi dalam tanah, air atau udara.
c) Gaya hidup: Ini menentukan banyak, lama dan seringnya kontak dengan karsinogen. Dari segi nutrisi, makanan yang mengandungi kadar lemak yang tinggi, kalori yang tinggi serta makanan yang diasap, asin dan dipanggang menambah resiko mendapat kanker. Minuman yang mengandung alkohol menambah resiko mendapat kanker hati. Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru - paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih. Menginang menggunakan daun sirih, tembakau, kapur, gambir,dsb dapat menimbulkan kanker mulut, larynx, esophagus. Sinar UV dari matahari meningkatkan resiko mendapat kanker kulit. Kawin muda serta sering berganti-ganti pasangan meningkatkan resiko kanker serviks. Sirkumsisi menghilangkan smegma dan ini mengurangi kemungkinan mendapat kanker penis.
2.5 Karsinogenesis (Dalimartha, 2004)
Kanker terjadi karena ada kerusakan atau transformasi protoonkogen dan suppressor gen sehingga terjadi perubahan dalam percetakan protein dari yang telah diprogramkan yang mengakibatkan timbulnya sel kanker. Proses karsinogenesis adalah proses bertahap, suatu multisteps process yang melalui 3 tahap seperti berikut :
2.5.1 Tahap I (tahap inisiasi)
Pada tahap ini terjadi perubahan genetik yang menetap akibat rangsangan bahan atau agen inisiator yang menimbulkan mutasi gen. Pada tahap inisiasi,
(25)
karsinogen bereaksi dengan DNA, mneyebabkan amplifikasi gen dan produksi copy multiple gen. Perubahan yang terjadi adalah irreversibel.
2.5.2 Tahap II (tahap promosi)
Dalam tahap ini terjadi perubahan ke arah pra-kanker akibat pengaruh bahan-bahan promoter ( zat non-mutagen tetapi dapat menaikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen) untuk jangka waktu yang lama. Tahap ini reversible, artinya risiko timbulnya kanker akan hilang bila promoternya hilang. Promoter juga dapat mengubah ekspresi gen seperti hyperplasia, induksi enzim, dan induksi diferensiasi.
2.5.3 Tahap III ( tahap progresi )
Pada progresi ini terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Telah terjadi pertumbuhan kanker dari benigna menjadi pra-maligna dan maligna, sudah meluas (invasif), dan beranak sebar ke tempat yang jauh (metastasis).
2.6 Gejala-gejala ( American Cancer Society, 2010) Gejala-gejala kanker dapat:
a) Lokal, pada tempat kanker primer tumbuh b) Regional, pada kelenjar limfe yang berdekatan c) Metastase, pada organ jauh yang terkena
d) Sistemik, pada seluruh tubuh sebagai komplikasi
2.6.1 Gejala Umum
a) Penurunan berat badan yang tiada penyebabnya (unexplained weight loss).
b) Demam kronis berlaku pada hampir setiap penderita kanker terutamanya apabila kanker atau pengobatan kanker itu sendiri mula menurunkan sistem imun tubuh. c) Sering lelah/penat (fatigue) yang tidak akan hilang dengan rehat adalah tanda bahwa terdapat pertumbuhan kanker. Kanker yang menyebabkan kehilangan darah juga bisa menyebabkan seseorang itu sering lelah.
d) Nyeri pada bagian tubuh sering menunjukkan gejala tumor yang telah bermetastase.
(26)
e) Perubahan pada kulit seperti hiperpigmentasi, jaundice, eritema, pruritus atau pertumbuhan rambut pada tubuh yang berlebihan.
Semua gejala ini tidak semestinya tampak pada penderita kanker sahaja tetapi sekiranya gejala-gejala ini semakin memburuk atau tampil pada suatu jangka masa yang lama, pemeriksaan harus dilakukan segera untuk mendeteksi penyebabnya.
2.6.2 Gejala-gejala Spesifik
a) Perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih: konstipasi, diare atau perubahan jumlah feses untuk tempoh yang lama adalah tanda kanker kolon. Nyeri saat BAK, BAK berdarah atau perubahan pola BAK adalah tanda-tanda kanker buli-buli atau prostat.
b) Luka/ koreng yang sukar sembuh bisa karena kanker kulit ataupun karena kanker oral disebabkan tabiat merokok, mengunyah tembakau atau karena alkohol. Luka di penis/vagina merupakan tanda awal infeksi menular seksual atau kanker.
c) Plak putih dalam mulut dan tompok putih pada lidah adalah tanda-tanda leukoplakia yang bisa merubah menjadi kanker oral.
d) Perdarahan atau keluar lendir yang tak wajar dari dalam tubuh bisa berlaku pada kanker tahap awal atau lanjut. Batuk darah bisa karena kanker paru. BAB berdarah bisa karena kanker kolon atau rektum. Perdarahan dari vagina karena kanker serviks atau uterus. Kencing berdarah bisa karena kanker ginjal atau kandung seni manakala darah dari puting susu bisa karena kanker payudara.
e) Benjolan pada payudara, testis, dan kelenjar limfe menandakan kanker pada tahap awal atau tahap lanjut.
f) Gangguan alat pencernaan(indigestion) dan kesukaran menelan bisa disebabkan kanker pada esophagus, perut atau farings.
(27)
g) Andeng-andeng yang berubah, membesar atau makin hitam merupakan tanda-tanda melanoma.
h) Batuk kronis yang berlarutan adalah tanda kanker paru manakala nada suara yang jadi serak dan makin lama, suaranya makin hilang adalah tanda kanker larynx atau tiroid.
2.7 Diagnosis ( Sukardja, 2000)
Ada bermacam-macam cara pemeriksaan kanker, yaitu:
2.7.1 Cara Non-Mikroskopi
a) Pemeriksaan Klinik
Pemeriksaan klinik ialah pemeriksaan dengan cara anamnesa dan pmeriksaan fisik, yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, toucher, dan transilluminasi. Dalam menegakkan diagnosa klinik, harus diperhatikan lokasi tumor primer, sifat tumor, dan operabilitas tumor.
b) Pemeriksaan Radiolografi
Ada bermacam-macam seperti radiografi polos/tanpa kontras, radiografi dengan kontras, scintigrafi atau radioisotope scanning, CT-scan, MRI, dan RIA untuk mengetahui adanya penanda tumor (tumor markers).
c) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang perlu dikerjakan ialah darah, urin, feses/ Guaiac serum, fungsi hati, SGOT/SGPT, fungsi ginjal, gula darah, kolesterol, fungsi hemostatik, protein serum, fosfatase alkali, fosfatase asam, elektrolit, LDH dan lain-lain.
(28)
d) Pemeriksaan Elektromedik
Ini adalah pemeriksaan menggunakan alat-alat elektronik seperti ECG ( elektrokardiografi), EEG ( elektroencefalografi), USG (ultrasonografi), dan echografi Doppler.
e) Pemeriksaan Endoskopi
Ada 2 jenis endoskop yaitu, endoskop kaku(rigid) dan endoskop fleksibel atau fiberendoskop. Pada alat ini dapat dipasang kamera sehingga dapat foto dari lesi yang ditemukan dan dapat juga dipakai untuk mengambil bahan untuk pemeriksaan sitologi dan bahan biopsi, sehingga diagnosa patologi dapat ditegakkan tanpa melalui operasi.
f) Operasi Eksplorasi
Pemeriksaan jenis ini dilakukan untuk menentukan apakah tumor itu ganas atau jinak dan operable atau tidak, bagi tumor yang kecil atau terletak dibagian dalam didalam tubuh. Untuk menentukannya, perlu dilakukan eksplorasi untuk operasi definitive, yaitu operasi untuk diagnostik dan terapi sekaligus.
g) Test Biokimia/Immunologi
Tes tumor marker atau petanda tumor dilakukan menggunakan alat RIA (Radio-immuno-assay).
Tabel 2.1: Serum tumor markers (Kumar & Clark, 2005)
α-Fetoprotein Karsinoma Hepatocellular dan non-seminomatous germ cell tumours of gonads
β-Human chorionic gonadotropin (β-HCG)
Choriocarcinoma, germ cell tumour, dan kanker paru
(29)
Carcino embryonic antigen (CEA) Kanker gastrointestinal
CA-125 Kanker ovarium
CA- 19-9 Kanker gastrointestinal terutamanya kanker pancreas
CA- 15-3 Kanker payudara
2.7.2 Cara Mikroskopi
a) Pemeriksaan Sitologi/Hematologi
Pemeriksaan sitologi/hematologi itu ialah pemeriksaan jenis sel. Bahan pemeriksaan dapat diambil dari sputum, sputum, urine, lendir vagina, cairan pleura, acites, dan cairan cerebrospinalis atau sel-sel epitel diambil dari tubuh dengan endoskop, inprint, kerokan, sikatan, gosokan, sedotan, dsb.
Pemeriksaan hematologi diambil dari darah perifer ataupun dari sumsum tulang untuk menegakkan diagnose leukemia dan metastase kanker ke sumsum tulang. Pemeriksaan sitologi pula terdiri dari Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB), pemeriksaan histokimia dan immunohistokimia. Hasil pemeriksaan sitologi dapat dinyatakan dengan cara Papanicolaou, Bethesda dan menurut WHO. Bila terdapat sel-sel yang dicurigai ganas atau sel-sel ganas, perlu dikerjakan biopsi untuk pemeriksaan patologi untuk memastikannya.
b) Pemeriksaan Patologi
Pemeriksaan patologi ialah pemeriksaan morfologi tumor. Pemeriksaan itu berupa pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi. Melalui pemeriksaan patologi, dapat ditentukan tipe histologi tumor, sifat tumor, derajat diferensiasi sel, stadium penyakit dan radikalitas operasi.
c) Pemeriksaan Autopsi
Pemeriksaan ini dikerjakan setelah penderita meninggal. Pemeriksaan autopsi itu dikerjakan secara makroskopi dan mikroskopi.
(30)
2.7.3 Grading dan Staging
Sistem grading keganasan adalah untuk menilai karakteristik sel tumor yang dijumpai dalam pada setiap pasien. Sistem ini membandingkan sel kanker dengan bagian normal dari organ dan aktivitas sellularnya.
Tabel 2.2 : Sistem Grading untuk Malignansi (Mosby Elsevier, 2009)
Grade Karakteristik
GX Gred tidak dapat ditentukan
G1 Sel-sel berdiferensiasi dengan baik, hampir sama dengan tisu normal. Dianggap tumor “gred rendah”.
G2 Diferensiasi sel sedang, karakteristik sel hampir sama dengan sel normal tetapi lebih mirip dengan sel malignant.
G3 Diferensiasi sel kurang, karakteristik normal sel terlihat pada beberapa sel, tetapi tisu asalnya masih ada.
G4 Tiada diferensiasi sel, tiada karakteristik normal pada sel, dan tidak bisa menentukan tisu asal dari tumor.
Staging pula adalah suatu proses langkah-demi-langkah untuk menentukan lokasi kanker dan tahap penyebaran kanker itu. Ada 3 metode yang digunakan untuk mengklasifikasikan tumor yaitu, clinical staging, pathological staging dan restaging.
2.7.4 Sistem TNM
Tabel 2.3: Sistem TNM untuk Tumor
Kategori T = tumor primer Tx = syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi
Tis = tumor in situ ( neoplasma in situ,NIS)
(31)
T0 = tidak ketemu adanya tumor primer T1 = diameter tumor kurang dari 2 cm T2 = diameter tumor 2-5 cm
T3 = diameter tumor lebih dari 5 cm T4 = tumor invasi keluar organ Kategori N = nodus/
metastase kelenjar limfe regional
N0 = nodus regional negatif N1 = nodus regional, mobil N2 = nodus regional, melekat
N3 = nodus juxtaregional atau bilateral Kategori M = metastase
organ jauh
M0 = tidak ada metastase organ jauh M1 = ada metastase organ jauh
2.8 Pengobatan
Jenis pengobatan yang dipilih tergantung dari jenis, lokasi, dan stadium kanker, kondisi fisik pasien, pilihan pasien dan ketersediaan sarana. Sebagai tolak ukur keberhasilan pengobatan kanker umumnya adalah 5 year survival (ketahanan hidup 5 tahun). Berikut adalah berbagai pilihan pengobatan untuk kanker.
2.8.1 Operasi/ Pembedahan
Terdapat beberapa cara pembedahan untuk menangani kanker yaitu reseksi, pembedahan paliatif, teknik cryotherapy, dan ablasi radiofrequency (Sukardja, 2000).
2.8.2 Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat anti-kanker yang disebut sitostatika. Obat-obat ini umumnya digunakan bersama
(32)
pembedahan dan/atau radioterapi. Tujuan kemoterapi adalah untuk menginduksi remisi, yaitu sekurang-kurangnya eradikasi penuh kanker untuk 1 bulan ( Rachel Airley, 2009).
2.8.3 Radioterapi
Radioterapi ialah terapi untuk menghancurkan kanker dengan sinar ionisasi yang diberikan secara internal atau eksternal (American Institute for Cancer Research, 2010).
2.8.4 Hormon terapi
Hormon terapi ialah terapi untuk mengubah lingkungan hidup kanker, sehingga pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri. Perawatan ini hanya digunakan unutk beberapa jenis kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon (hormone-dependent), seperti kanker mamma, endometrium, tiroid dan prostat (Sukardja, 2000).
2.8.5 Immunoterapi
Immunoterapi ialah terapi untuk menguatkan daya tahan tubuh dan memperbesar kemampuan tubuh menghancurkan sel-sel kanker (Sukardja, 2000).
2.8.6 Bioterapi
Bioterapi ialah terapi dengan menggunakan produk biologi, seperti sitokin, interferon, antiangiogenesis dan sebagainya (Sukardja, 2000).
2.8.7 Terapi Lain-lain (Sukardja, 2000) a) Terapi gen
b) Elektrokoagulasi yaitu membakar sel-sel kanker dengan alat listrik, elektrokauter
c) Laser surgeri yaitu membakar sel-sel kanker dengan sinar laser
d) Cryo surgeri yaitu membekukan sel-sel kanker sampai mati menggunakan karbon dioksida.
e) Kemosurgeri yaitu mematikan sel-sel kanker dengan zat-zat kimia f) Hipertermi
(33)
2.9 Pencegahan
2.9.1 Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan dan atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan kanker. ( Dalimartha, 2004).Pengaturan pola makan sehari-hari juga diperlukan agar tubuh mempunyai cadangan antioksidan yang cukup sebagai penangkal radikal bebas yang merusak tubuh ( American Institute for Cancer Research, 2010).
2.9.2 Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi terhadap kanker, skrinning populasi tertentu, dan deteksi dini kanker pada individu yang tanpa gejala. Bila ditemukan kecurigaan pada deteksi dini, segera dilakukan pemeriksaan (Dalimartha, 2004). Berikut adalah tanda-tanda awal kanker yang harus diketahui oleh masyarakat supaya dapat dideteksi dini ( Diananda, 2009):
7- WASPADA bahaya kanker (7 patokan tanda bahaya kanker)
W = waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan
A = alat pencernaan terganggu atau kesukaran menelan S = suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh P = payudara atau tempat lain ada benjolan
A = andeng-andeng yang berubah sifatnya, menjadi makin besar dan gatal D = darah dan lendir yang abnormal keluar dari tubuh
A = adanya koreng atau borok yang tidak mahu sembuh-sembuh 2.9.3 Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi akibat kanker dan pengobatannya, serta mencegah kematian awal ( Dalimartha, 2004).
(34)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka konsep
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 1: Kerangka konsep perbandingan tingkat pengetahuan pasien kanker di RSUP HAM dengan orang awam di Kecamatan Medan Selayang II mengenai kanker.
Penderita kanker
Orang awam
Tingkat pengetahuan mengenai kanker Karakteristik responden
Umur Pekerjaan
Tingkat Pendidikan Sumber informasi
(35)
3.2 Variabel dan Definisi operasional
Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Tingkat pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh penderita kanker dan orang awam mengenai kanker. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.
Kuesioner -Baik -Sedang -Kurang
Ordinal
Umur Usia subjek penelitian saat dilakukan penelitian yang dinyatakan dalam tahun
Kuesioner a. < 20 tahun b. 20 – 40 tahun c. 41 – 60 tahun d. > 60 tahun
Interval
Tingkat pendidikan
Pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan oleh subjek penelitian
Kuesioner a. Tidak bersekolah b. Tamat SD
c. Tamat SMP d. Tamat SMA e. Perguruan Tinggi/ sederajat
Ordinal
Pekerjaan Sumber pencaharian yang dijadikan pokok
kehidupan
Kuesioner a. Petani b. Wiraswasta c. Pegawai Negeri
(36)
Sipil(PNS) d. Mahasiswa/ pelajar
e. Tidak bekerja/ ibu rumah tangga Sumber
informasi
Media yang digunakan oleh subjek penelitian untuk memperoleh informasi tentang kanker
Kuesioner a. Media massa ( surat kabar, televisi, majalah, internet )
b. Tenaga kesehatan c. Keluarga / masyarakat d. Setelah didiagnosis
Nominal
Dalam kuesioner, pertanyaan yang diajukan adalah sebanyak 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban yang sesuai. Jawaban yang benar diberi skor 2, jawaban yang salah diberi skor 1 dan jawaban “tidak tahu” diberi skor.
Sedangkan dalam penentuan kategori penelitian dinilai dengan menggunakan metode presentasi skoring seperti berikut:
Pengetahuan baik : >75% ( total skor > 30)
Pengetahuan sedang : 40% - 75% (total skor 16 - 30)
Pengetahuan kurang : < 40% ( total skor < 15) (Arikunto, 2002)
3.3 Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan antara tingkat pengetahuan mengenai kanker pada penderita kanker dibanding dengan orang awam
(37)
Ha : Ada perbedaan antara tingkat pengetahuan mengenai kanker pada penderita kanker dibanding dengan orang awam
(38)
BAB 4
METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat analitik/inferensial, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan tingkat pengetahuan penderita kanker dan orang awam mengenai kanker. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu pengamatan dilakukan sekali ( pada saat penelitian itu dilaksanakan).
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini telah mula dirancang pada bulan Februari 2011. Pemaparan proposal di seminar proposal pada bulan Mei 2010 serta diteruskan dengan penelitian lapangan yang dimulai dari pengumpulan data sehingga penulisan laporan tentang hasil penelitian dari bulan Oktober 2011 sampai bulan Desember 2011.
4.2.2 Tempat Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah RSUP Haji Adam Malik karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit utama bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk meneruskan pendidikan mereka dalam bidang klinis sebelum menamatkan pendidikan sebagai seorang dokter. Selain itu, sebelum ini tidak pernah dilakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan pasien kanker di RSUP HAM. Penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang awam pula akan dilakukan di Kecamatan Medan Selayang II karena lokasi ini mempunyai berbagai variasi penduduk dari segi usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
(39)
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi
Populasi target dalam penelitian ini merupakan semua pasien kanker yang datang berobat di RSUP Haji Adam Malik. Populasi terjangkau adalah pasien kanker yang datang berobat di Poliklinik Onkologi manakala orang awam merupakan masyarakat di Kecamatan Medan Selayang II. Berdasarkan survei awal yang dilakukan melalui pengambilan data pasien kanker di RSUP HAM, ternyata jumlah pasien kanker adalah sebanyak 3710 orang pada tahun 2010.
4.3.2 Sampel
Sampel dipilih secara random dari kelompok populasi terjangkau, yaitu pasien kanker yang datang berobat di RSUP Haji Adam Malik dan penduduk di Kecamatan Medan Selayang II, pada bulan Oktober 2011. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling jenis consecutive sampling di mana semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Berikut merupakan kriteria inklusi serta kriteria eksklusi yang ditetapkan:
Tabel 4.1: Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
1.Pasien yang telah didiagnosa menderita kanker yang datang berobat di RSUP HAM
2. orang awam yang sehat
3. dapat membaca dan menulis dalam Bahasa Indonesia
4. bersedia menjadi responden penelitian
1. responden (dari sampel orang awam) mempunyai ahli keluarga yang menderita kanker
(40)
Untuk mendapatkan besar sampel penelitian yang representatif, penarikan sampel dari populasi dilakukan dengan menggunakan rumus:
Gambar 4.1: Rumus Uji Hipotesis 2 Populasi
Keterangan:
n = besar sampel minimum Tingkat kepercayaan = 95%
Z (1-α/2) = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α = 0,05 (1,96) Power of Test (Kekuatan Uji) = 80% (∴β = 20%), jadi Z (1-β) = 0,842 Z (1-β) = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β = 0,2 (0,842) P1= proporsi di populasi (0,5)
P2 = perkiraan proporsi di populasi (0,7) P = rata-rata P1dan P2 = P = ½ (P1+P2) = 0,6
P1-P2 = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi = 0,2
Maka, besar sampel yang diinginkan adalah:
= 93,026027 ≈ 93 responden
Jumlah responden yang diperlukan adalah sebanyak 93 pasien kanker dan 93 orang awam.
4.4 Teknik pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket berupa kuesioner yang dibagikan kepada responden. Bagian pertama
(41)
kuesioner adalah data demografi responden yaitu usia, pendidikan terakhir, dan pekerjaan. Bagian kedua adalah kuesioner mengenai kanker yang berisi pernyataan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien kanker dan orang awam mengenai kanker. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 20 pernyataan yaitu definisi, perjalanan penyakit, faktor resiko, diagnosis, perawatan dan pencegahan kanker.
4.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner. Angket tersebut diedarkan kepada sampel untuk menjawabnya.
4.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak RSUP Haji Adam Malik berhubungan dengan jumlah pasien kanker yang sedang berobat di Poliklinik Onkologi serta data jumlah penduduk di Kecamatan Medan Selayang II yang diperoleh dari pihak yang berkenaan.
4.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Notoatmodjo(2005), sebelum kuesioner itu digunakan perlu diuji validitasnya. Uji validitas akan dilakukan pada 10 orang responden yang memiliki karakteristik yang mirip dengan sampel. Kemudian akan diuji korelasi antara skor tiap-tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson.
Rumusnya adalah:
Keterangan :
X = skor tiap responden untuk pertanyaan nomor n Y = skor total tiap responden untuk semua pertanyaan
(42)
XY = skor pertanyaan nomor n dikali skor total pada tiap responden
Untuk memastikan bahawa kuesioner dapat dipercayai, akan dilakukan uji Reliabilitas dengan cara komputerisasi/ teknik tes-tes ulang (Notoatmodjo, 2007).
Tabel 4.2 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Tiap Pertanyaan dalam Kuesioner
Nomor soal Total Pearson Status Alpha Status Correlation
1 0.640 Valid 0.928 Reliabel
2 0.791 Valid Reliabel
3 0.548 Valid Reliabel
4 0.568 Valid Reliabel
5 0.472 Valid Reliabel
6 0.532 Valid Reliabel
7 0.802 Valid Reliabel
8 0.625 Valid Reliabel
9 0.619 Valid Reliabel
10 0.548 Valid Reliabel
11 0.643 Valid Reliabel
12 0.640 Valid Reliabel
13 0.479 Valid Reliabel
14 0.654 Valid Reliabel
15 0.802 Valid Reliabel
16 0.819 Valid Reliabel
17 0.791 Valid Reliabel
18 0.747 Valid Reliabel
19 0.763 Valid Reliabel
(43)
4.5 Pengolahan dan Analisa Data
Data diperoleh dari penilaian jawaban kuesioner responden. Analisa dan pengolahan data dilakukan menggunakan program komputer. Pada penelitian ini, variabel faktor-faktor demografi responden dianalisa secara statistic deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Sedangkan perbandingan tingkat pengetahuan tentang kanker di antara pasien kanker dan orang awam akan dianalisa melalui pengujian hipotesa dengan menggunakan analisis non-parametrik jenis chi square (uji kuadrat) dan dinyatakan bermakna apabila p <0.05.
(44)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Departemen Bedah Onkologi dan Departemen Kebidanan dan Kandungan Sub divisi Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Pada departemen ini ditemukan pasien yang telah didiagnosa menderita kanker yang datang berobat jalan atau pasien tersangka kanker yang telah dirujuk ke departemen tersebut. Departemen ini dilengkapi dengan tenaga dokter yang ahli di bidang onkologi serta paramedis dan juga peralatan untuk mendiagnosa dan terapi kanker.
Penelitian ini juga dilakukan bagi masyarakat awam yang dilakukan di Pasar 4 Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang, dengan luas wilayah 7,78 km². Pekerjaan penduduknya secara umum adalah petani, ibu rumah tangga, tukang beca, pelajar/mahasiswa dan wiraswasta. Terdapat sawah, rumah makan, pariwisata, toko-toko, balai kesehatan swasta, kantor pemerintahan serta puskesmas di sekitar kecamatan ini.
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden
Responden pasien kanker adalah pasien yang datang berobat jalan di Departeman Bedah Onkologi dan Departeman Kebidanan dan Kandungan Sub divisi Onkologi RSUP HAM, di mana setiap pasien yang sudi berpartisipasi dalam penelitian diminta untuk mengisi kuesioner dan sampel diambil sampai mencapai jumlah yang dperlukan yaitu sebanyak 100 pasien kanker. Responden orang awam pula dipilih secara acak dari penduduk serta karyawan yang bekerja di toko-toko atau perusahaan di kecamatan tersebut dan bagi yang sudi berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk mengisikan kuesioner. Responden yang tergolong dalam kriteria ekslusif seterusnya dikeluarkan dari penelitian dan dilanjutkan sehingga mencapai 100 responden orang awam.
(45)
Deskripsi karakteristik responden mencakup jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.1, 5.2 dan tabel 5.3. Hasil penelitian pada pasien kanker menunjukkan bahwa mayoritas responden terdiri dari perempuan yaitu 87%, mayoritas berusia 41-60 tahun yaitu sebanyak 60%, sebagian besar responden telah tamat SMA yaitu sejumlah 36%, dan kebanyakannya terdiri dari orang yang tidak bekerja/ ibu rumah tangga dengan persentase sebanyak 46%.
Hasil penelitian pada orang awam juga didapatkan mayoritas responden terdiri dari perempuan yaitu sebanyak 61%, dan mayoritas responden dari sampel orang awam adalah dari lingkungan usia 20-40 tahun yaitu sekitar 51%. Dari aspek pendidikan, lebih banyak yang tamat SMA yaitu sejumlah 47% dan mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 31%.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien kanker yaitu sebanyak 62% mengetahui mengenai kanker melalui tenaga kesehatan. Sumber pengetahuan yang paling kurang digunakan adalah keluarga/masyarakat. Bagi orang awam pula, mayoritas mendapat informasi mengenai kanker melalui media massa, yaitu sebanyak 50% dan kedua terbanyak adalah melalui tenaga kesehatan sebanyak 27% dan diikuti oleh keluarga/masyarakat sebanyak 23%.
(46)
Tabel 5.1 : Karakteristik Responden
Kategori Pasien kanker Orang Awam
Frekuensi % Frekuensi %
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 13 87 13 87 39 61 39 61 Usia
< 20 tahun 20 – 40 tahun 41 – 60 tahun > 60 tahun
4 31 60 5 4 31 60 5 8 51 39 2 8 51 39 2 Tingkat pendidikan Tidak bersekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Perguruan tinggi/sederajat 3 30 14 36 17 3 30 14 36 17 6 17 15 47 15 6 17 15 47 15 Pekerjaan Petani Wiraswasta
Pegawai Negeri Sipil Mahasiswa/ pelajar Tidak bekerja/ ibu rumah tangga Sumber informasi Media massa Tenaga kesehatan Keluarga/masyarakat 22 16 11 5 46 33 62 5 22 16 11 5 46 33 62 5 21 31 6 6 36 50 27 23 21 31 6 6 36 50 27 23
(47)
Tabel 5.2 : Distribusi pasien kanker mengikut diagnosa
Jenis kanker n %
Kanker Endometrium 1 1.0
Kanker Payudara 58 58.0
Kanker Ovari 3 3.0
Kanker Serviks 11 11.0
Kanker Tiroid 14 14.0
Kanker Uterus 1 1.0
Small Cell Carcinoma Lidah 1 1.0
Small Cell Carcinoma Lutut 1 1.0
Soft Tissue Tumor 9 9.0
Tumor Mandibula 2 2.0
Jumlah 100 100.0
Dari data yang didapatkan responden pasien kanker mayoritas adalah yang menderita kanker payudara (58%) sedangkan frekuensi yang rendah adalah pasien yang menderita kanker endometrium, kanker uterus, Small Cell Carcinoma lidah dan Small Cell Carcinoma lutut semuanya sebesar 1% (terlihat pada tabel 5.2).
5.1.3 Pengetahuan Responden Mengenai Kanker
Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Kuesioner
Variabel Pasien kanker Orang awam
Frekuensi % Frekuensi %
1. Definisi kanker
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
48 48 4
48 48 4
19 71 10
19 71 10
(48)
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
69 18 13 69 18 13 30 28 42 30 28 42
3. Perjalanan penyakit
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
84 11 5 84 11 5 71 7 22 71 7 22
4. Faktor resiko
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
71 22 7 71 22 7 53 28 19 53 28 19
5. Faktor resiko
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
57 29 14 57 29 14 66 22 12 66 22 12
6. Faktor resiko
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
34 32 34 34 32 34 10 67 23 10 67 23
7. Gejala klinis
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
75 22 3 75 22 3 54 22 24 54 22 24
8. Gejala klinis
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
37 60 3 37 60 3 23 62 15 23 62 15
(49)
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
74 16 10 74 16 10 11 24 65 11 24 65
10.Gejala klinis
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
61 5 34 61 5 34 56 19 25 56 19 25
11.Jenis kanker
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
63 7 30 63 7 30 31 17 52 31 17 52
12.Diagnosa kanker
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
67 30 3 67 30 3 19 64 17 19 64 17
13.Diagnosa kanker
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
71 6 23 71 6 23 25 5 70 25 5 70 14.Penatalaksanaan a. Betul b. Salah
c. Tidak tahu
57 35 8 57 35 8 8 64 28 8 64 28 15.Penatalaksanaan a. Betul b. Salah
c. Tidak tahu
64 36 0 64 36 0 34 65 1 34 65 1 16.Penatalaksanaan
(50)
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
60 18 22 60 18 22 13 44 43 13 44 43
17.Komplikasi kanker
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
28 65 7 28 65 7 14 70 16 14 70 16
18.Deteksi dini
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
17 57 26 17 57 26 21 59 20 21 59 20
19.Deteksi dini kanker
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
45 9 46 45 9 46 26 15 59 26 15 59
20.Pencegahan kanker
a. Betul
b. Salah
c. Tidak tahu
91 2 7 91 2 7 73 16 11 73 16 11
Pada kelompok pasien kanker, berdasarkan tabel 5.3 di atas, pertanyaan mengenai kanker yang paling banyak dijawab dengan betul ialah pertanyaan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 dan 20 yaitu sebesar 48%, 69%, 84%, 71%, 57%, 34%, 75%, 74%, 61%, 63%, 67%, 71%, 57, 64%, 60% dan 91%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 1, 8, 17 dan 18 dengan masing-masing sebanyak 48%, 60%, 65% dan 57%. Pertanyaan 6 dan 19 adalah pertanyaan yang paling banyak dijawab “tidak tahu” yaitu sebesar 34% dan 46% oleh kelompok pasien kanker.
(51)
Pada kelompok orang awam, berdasarkan tabel 5.3 di atas, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan betul ialah pertanyaan nomor 3, 4, 5, 7, 10 dan 20 yaitu secara berurutan sebesar 71%, 53%, 66%, 54%, 56% dan 73%. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah ialah pertanyaan nomor 1, 6, 8, 12, 14, 15, 16, 17 dan 18 dengan masing-masing sebesar 71%, 67%, 62%, 64%, 64%, 65%, 44%, 70% dan 59%. Manakala pertanyaan yang paling banyak dijawab “tidak tahu” ialah pertanyaan nomor 2, 9, 11, 13 dan 19 yaitu sebesar 42%, 65%, 52%, 70% dan 59%.
5.1.4 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker
Tabel 5.4 : Hubungan Usia dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam
Responden < 20 tahun
20 – 40 tahun
41 – 60 tahun
> 60 tahun
Jumlah
n % n % n % n % n %
Pasien kanker a. Baik b. Sedang c. Kurang 1 3 0 2.7 4.8 0 14 17 0 37.8 27.0 0 20 40 0 54.1 63.5 0 2 3 0 5.4 4.8 0 37 63 0 100 100 0 Orang awam a. Baik b. Sedang c. Kurang 3 5 0 25.0 7.0 0 9 37 5 75.0 52.1 29.4 0 27 12 0 38.0 70.6 0 2 0 0 2.8 0 12 71 17 100 100 100
Dari penelitian ini didapati bahwa usia responden tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan tentang kanker pada pasien kanker ( p = 0.683) sedangkan pada kelompok orang awam pula, didapatkan hubungan yang bermakna antara usia
(52)
responden dengan tingkat pengetahuan mereka tentang kanker (p = 0.005) ( terlihat pada tabel 5.4 ).
Tabel 5.5 : Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam
Tidak bersekolah
Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA PT/ sederajat Jumlah
n % n % n % n % n % n %
Pasien kanker a. a. Baik b. b. Sedang c. c. Kurang
0 3 0 0 4.8 0 9 21 0 24.3 33.3 0 4 10 0 10.8 15.9 0 13 23 0 35.1 36.5 0 11 6 0 29.7 9.5 0 37 63 0 100 100 0 Orang awam a. Baik b. Sedang c. Kurang 0 1 5 0 1.4 29.4 0 9 8 0 12.7 47.1 0 14 1 0 19.7 5.9 6 39 2 50.0 54.9 11.8 6 8 1 50.0 11.3 5.9 12 71 17 100 100 100
Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara tingkat pendidikan pasien kanker dengan tingkat pengetahuan mereka tentang kanker (p =0.077 ) . Sedangkan pada kelompok orang awam didapati tingkat pendidikan berhubungan dengan tingkat pengetahuan mereka tentang kanker (p =0.0001) ( terlihat pada tabel 5.5).
(53)
Tabel 5.6 : Hubungan pekerjaan dengan tingkat pengetahuan mengenai kanker pada pasien kanker dan orang awam
Petani Wiraswas ta PNS Mahasis wa / pelajar Tidak bekerja/ IRT Jumlah
n % n % n % n % n % n %
Pasien kanker a.Baik b.Sedang c.Kurang 4 18 0 10.8 28.6 0 7 9 0 18.9 14.3 0 6 5 0 16.2 17.9 0 2 3 0 5.4 4.8 0 18 28 0 48.6 44.4 0 37 63 0 100 100 0 Orang awam a.Baik b.Sedang c.Kurang 0 8 13 0 11.3 76.5 8 21 1 66.7 31.0 5.9 3 3 0 25.0 4.2 0 1 5 0 8.3 7.0 0 0 33 3 0 46.5 17.6 12 71 17 100 100 100
Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara pekerjaan pasien kanker dengan tingkat pengetahuan mereka tentang kanker (p= 0.266). Sedangkan pekerjaan orang awam mempunyai hubungan yang bermakna dengan tingkat pengetahuan mereka tentang kanker ( p= 0.0001) seperti yang terlihat pada tabel 5.6.
(54)
Tabel 5.7 : Hubungan Sumber Informasi dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam
Media massa Tenaga kesehatan Keluarga/ masyarakat Jumlah
n % n % n % N %
Pasien kanker a. Baik b. Sedang c. Kurang 15 18 0 40.5 28.6 0 21 41 0 56.8 65.1 0 1 4 0 2.7 6.3 0 37 63 0 100 100 0 Orang awam a. Baik b. Sedang c. Kurang 9 37 4 75.0 52.1 23.5 2 20 5 16.7 28.2 29.4 1 14 8 8.3 19.7 47.1 12 71 17 100 100 100
Dalam penelitian ini didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara tingkat pengetahuan pasien kanker dengan sumber informasi yang mereka gunakan untuk mengetahui tentang kanker ( p= 0.388) seperti yang terlihat pada tabel 5.7. Namun pada kelompok orang awam, didapatkan ada hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang digunakan dengan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker ( p = 0.037) seperti yang terlihat pada tabel 5.7.
5.1.5 Analisa Pengujian Hipotesa dengan Menggunakan Chi Square
Pengujian hipotesa yang telah dikemukan dalam Bab 3 dilakukan dengan menggunakan kaedah Chi Square (X2). Data-data yang didapatkan diolah dalam tabulasi silang dan didapati nilai X2 adalah bersamaan dengan 30.233, nilai df adalah 2 dan dijumpai perbedaan bermakna secara signifikan dalam pengetahuan tentang kanker antara pasien kanker dan orang awam dengan nilai p < 0,05. Maka dengan ini
(55)
hipotesis nol tidak dapat diterima karena nilai p kurang daripada nilai α yang digunakan dalam penelitian yaitu 0,05.
Tabel 5.8 : Perbandingan Tingkat Pengetahuan Responden
Responden Pengetahuan Jumlah
Baik Sedang Kurang
n % n % n % n %
Pasien kanker 37 37.0 63 63.0 0 0 100 100
Orang Awam 12 12.0 71 71.0 17 17.0 100 100
JUMLAH 49 24.5 134 67.0 17 8.5 200 100
X² = 30,233 df = 2 p = 0,000
Gambar 2 : Perbandingan Tingkat Pengetahuan Pasien Kanker ( N=100 ) dan Orang Awam ( N=100 ) Mengenai Kanker.
(56)
Tabel 5.8 dan gambar 2 menunjukkan bahwa lebih banyak pasien kanker yang berpengetahuan baik tentang kanker yaitu sebanyak 37% berbanding orang awam yang hanya berjumlah 12%. Untuk kategori penguasaan sedang, pasien kanker didapatkan sebanyak 63% berbanding jumlah orang awam yang sedikit lebih tinggi yaitu sebanyak 71%. Bagi kategori pengetahuan kurang pula, tidak ada pasien kanker yang termasuk kategori ini manakala orang awam menunjukkan angka sebanyak 17% pada kategori yang sama. Mayoritas responden daripada kedua kelompok mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang tentang kanker.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Responden
Sebagian besar pasien kanker pada penelitian ini berusia antara 41-60 tahun yaitu sebesar 60%. Hal ini seiring dengan laporan Riskesdas 2007 yang menyatakan prevalensi kanker meningkat dengan bertambahnya umur. Data Yayasan Kanker Indonesia, kanker lebih sering menimpa orang yang berusia di atas 40 tahun. Sebagian besar responden dari kelompok orang awam pula berusia 20-40 tahun yaitu sebesar 51%. Hal ini bererti sebagian besar responden adalah orang muda yang tinggal atau bekerja di kebanyakan perusahaan di sekitar Kecamatan Medan Selayang II. Menurut profil kota Medan, penduduk dari kelompok umur 15 – 64 tahun merupakan penduduk terbanyak, yaitu 1.365.218 orang (68.48% dari jumlah penduduk).
Pada hasil penelitian ini didapatkan 33% responden berpendidikan rendah (tamat SD) sedangkan 50% responden mempunyai pendidikan sedang (tamat SMP dan SMA) dan sisanya 17% berpendidikan tinggi (tamat PT/sederajat) pada kelompok pasien kanker. Berdasarkan Riskesdas 2007, prevalensi kanker paling tinggi terdapat pada kelompok yang tamat Perguruan Tinggi. Bila dibandingkan dengan hasil penelitian ini tampaknya responden yang berpendidikan sedang adalah lebih banyak daripada responden yang berpendidikan tinggi. Bagi kelompok responden orang awam pula, didapatkan 23% mempunyai pendidikan rendah, 62%
(57)
berpendidikan sedang dan selebihnya 15% mempunyai pendidikan tinggi. Berdasarkan hasil survei Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, terdapat 26 SD, 14 SMP dan 8 SMA di kecamatan ini yang menunjukkan mayoritas penduduk di kecamatan ini berpendidikan rendah atau sedang.
Selain itu, pada hasil penelitian didapatkan 46% daripada pasien kanker terdiri daripada ibu rumah tangga/tidak bekerja diikuti oleh golongan petani sebanyak 22%, wiraswasta sebanyak 16%, diikuti Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 11% dan yang paling rendah adalah kelompok mahasiswa yaitu 5%. Hal ini sama seperti yang tercatat di Riskesdas 2007 bahwa prevalensi kanker tertinggi adalah pada kelompok ibu rumah tangga. Pada kelompok responden orang awam pula, kelompok ibu rumah tangga juga mencatat persentase tertinggi yaitu 36% diikuti kelompok wiraswasta sebanyak 31%, petani sebanyak 21% dan kelompok PNS dan mahasiswa kedua-duanya sebanyak 6%. Hal ini dapat dikaitkan dengan status ekonomi masyarakat di kecamatan ini yaitu rata-rata penduduk di sini berpendapatan sedang.
Pada penelitian ini kebanyakkan dari pasien kanker mendapat informasi mengenai kanker melalui tenaga kesehatan yaitu sebesar 62%. Hal ini sama seperti hasil penelitian yang didapat oleh Ankem (2006) bahwa sumber informasi yang paling sering digunakan oleh pasien kanker payudara di Carolina USA adalah tenaga kesehatan, diikuti oleh risalah kesehatan, keluarga atau masyarakat dan yang terakhir atau yang paling kurang digunakan adalah internet.
Bagi kelompok responden orang awam pula, sumber informasi mereka yang paling efektif adalah media massa seperti televisi, koran, internet, dan majalah yaitu sebesar 50%. Menurut Darnindro et.al (2006) dalam penelitiannya terhadap masyarakat Jakarta untuk melihat pengetahuan dan sikap mereka mengenai Pap Smear, sumber informasi yang paling banyak digunakan adalah keluarga/masyarakat. Menurut penelitian ini, hal ini berbeda pada masyarakat di Medan yang menunjukkan adanya perilaku membaca koran dan bahan bacaan lain di kalangan orang awam untuk mendapatkan informasi tentang isu semasa dan bukan hanya tergantung kepada teman atau masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai kanker.
(58)
5.2.2 Hubungan Usia, Pendidikan, Pekerjaan dan Sumber Informasi dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam
Dari hasil penelitian didapatkan hubungan tidak bermakna antara usia pasien kanker dengan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Tingkat pengetahuan baik dan sedang prevalensinya tinggi pada kelompok usia 41-60 tahun dengan nilai 54.1% dan 63.5%. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Marcia et.al (2010) terhadap pemahaman pasien kanker payudara dan kolon terhadap gejala kanker, didapati usia responden tiada hubungan yang bermakna dengan skor mereka. Hal ini karena semua pasien yang menerima perawatan di rumah sakit akan diberi informasi dasar tentang perjalanan penyakit mereka, diagnosa serta perawatan yang akan dilakukan terhadap mereka yang menjelaskan sebab setiap pasien dari semua golongan usia tahu serba sedikit mengenai penyakit mereka.
Sedangkan pada kelompok orang awam pula didapati ada hubungan yang bermakna antara usia responden orang awam dan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Pengetahuan yang baik prevalensinya tinggi pada kelompok umur 20-40 tahun yaitu sebanyak 75%. Sedangkan pengetahuan kurang prevalensinya paling tinggi pada kelompok umur 41-60 tahun yaitu sebesar 70.6%. Pada telusuran pustaka didapati semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Hal ini berbeda pada penelitian ini mungkin karena pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan waktu yang terluang untuk membaca.
Dari segi tingkat pendidikan, penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pendidikan pasien kanker dan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Tingkat pengetahuan baik dan sedang keduanya prevalensi yang tinggi pada pasien yang telah tamat SMA yaitu sebesar 35.1% dan 36.5%. Dwi
(59)
Sri Handayani (2008) berpendapat tingkat pendidikan SMA sederajat dari responden menunjukkan kemampuan dalam berfikir dan memahami semakin bertambah dan dalam mengambil keputusan sesuai apa yang dikehendaki dan menurut mereka benar dengan realita sesuai dengan pengalaman pengetahuan yang diperoleh. Malahan, dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka seseorang akan dapat lebih mudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menyerap kemajuan teknologi.
Sedangkan pada kelompok responden orang awam ditemukan hubungan bermakna antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Pengetahuan yang baik prevalensinya paling tinggi pada orang yang telah tamat SMA dan Perguruan tinggi/sederajat yaitu sebesar 50% masing-masing. Bagi pengetahuan kurang pula adalah tinggi prevalensinya di kalangan orang yang telah tamat SD (47.1%). Menurut Nanik Widiawaty (2008), dalam penelitiannya dinyatakan terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan formal dengan tingkat pengetahuan wanita mengenai kanker payudara. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal semakin mudah menyerap informasi termasuk juga informasi kesehatan, semakin tinggi pula kesadaran untuk berperilaku hidup sehat. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Selain itu, pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara pekerjaan pasien kanker dengan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Pengetahuan yang baik dan sedang ditemukan pada kelompok pasien yang tidak bekerja/ibu rumah tangga dengan masing-masing sebanyak 48.6% dan 44.4%. Dibandingkan penelitian oleh Marcia et.al(2010) untuk menguji pemahaman pasien kanker payudara mengenai konsep dan perawatan mereka, didapati semakin tinggi derajat pekerjaan mereka, semakin baik skor mereka. Hal ini jika dibandingkan dengan penelitian ini, kebanyakan responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan sedang menunjukkan tidak kira apapun derajat pekerjaan mereka, setiap pasien kanker pasti mengetahui informasi mengenai penyakit mereka.
(60)
Namun dijumpai adanya hubungan yang bermakna antara pekerjaan responden orang awam dengan tingkat pengetahuan mereka tentang kanker. Kebanyakkan orang awam dengan pengetahuan yang baik bekerja sebagai wiraswasta yaitu 66.7%, dan masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang kurang pula paling tinggi di kalangan petani yaitu sejumlah 76.5%. Hal ini dapat dihubungkan dengan status sosioekonomi orang awam di mana menurut Viswanath et.al (2006), status sosioekonomi yang lebih tinggi menyebabkan seseorang itu lebih mudah dan lebih cepat mendapatkan informasi berbanding golongan yang status sosioekonominya rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien kanker dengan pengetahuan baik dan sedang telah mendapat informasi mengenai kanker melalui tenaga kesehatan yaitu sebesar 21% dan 41%. Hal ini menunjukkan masih ada banyak pasien yang belum mengetahui segala sesuatu mengenai kanker menyebabkan pengetahuan mereka masih dalam derajat sedang. Dalam komunikasi dokter-pasien, setiap pasien yang didiagnosa menderita kanker harus diberi informasi secukupnya supaya mereka tahu dan memahami segalanya mengenai penyakit mereka.
Bagi orang awam pula, didapati adanya hubungan yang bermakna signifikan antara sumber informasi dengan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Media massa merupakan sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh orang awam dengan pengetahuan yang baik yaitu sebesar 75%. Sedangkan orang awam dengan pengetahuan kurang mendapatkan informasi mereka paling banyak melalui keluarga/masyarakat yaitu sebesar 47.1%. Menurut asumsi peneliti, sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang seperti yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2007) bahwa bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
(1)
Pearson Chi-Square 18.566a 6 .005
Likelihood Ratio 22.843 6 .001
Linear-by-Linear Association
14.141 1 .000
N of Valid Cases 100
a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .24.
tingkat pendidikan * tingkat pengetahuan Crosstabulation tingkat pengetahuan
Total baik sedang kurang
tingkat pendidikan
tidak bersekolah Count 0 1 5 6
% within tingkat pengetahuan
.0% 1.4% 29.4% 6.0%
tamat SD Count 0 9 8 17
% within tingkat pengetahuan
.0% 12.7% 47.1% 17.0%
tamat SMP Count 0 14 1 15
% within tingkat pengetahuan
.0% 19.7% 5.9% 15.0%
tamat SMA Count 6 39 2 47
% within tingkat pengetahuan
(2)
perguruan tinggi Count 6 8 1 15 % within tingkat
pengetahuan
50.0% 11.3% 5.9% 15.0%
Total Count 12 71 17 100
% within tingkat pengetahuan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 51.262a 8 .000 Likelihood Ratio 45.152 8 .000 N of Valid Cases 100
a. 9 cells (60.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .72.
pekerjaan responden * tingkat pengetahuan Crosstabulation tingkat pengetahuan
Total baik sedang kurang
pekerjaan responden petani Count 0 8 13 21
% within tingkat pengetahuan
.0% 11.3% 76.5% 21.0%
(3)
% within tingkat pengetahuan
66.7% 31.0% 5.9% 31.0%
pegawai negeri sipil Count 3 3 0 6
% within tingkat pengetahuan
25.0% 4.2% .0% 6.0%
mahasiswa/pelajar Count 1 5 0 6
% within tingkat pengetahuan
8.3% 7.0% .0% 6.0%
tidak bekerja/ibu rumah tangga
Count 0 33 3 36
% within tingkat pengetahuan
.0% 46.5% 17.6% 36.0%
Total Count 12 71 17 100
% within tingkat pengetahuan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 56.962a 8 .000 Likelihood Ratio 53.849 8 .000
(4)
N of Valid Cases 100
a. 10 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .72.
sumber pengetahuan * tingkat pengetahuan Crosstabulation tingkat pengetahuan
Total baik sedang kurang
sumber pengetahuan
media massa Count 9 37 4 50
% within tingkat pengetahuan
75.0% 52.1% 23.5% 50.0%
tenaga kesehatan
Count 2 20 5 27
% within tingkat pengetahuan
16.7% 28.2% 29.4% 27.0%
keluarga/masyar akat
Count 1 14 8 23
% within tingkat pengetahuan
8.3% 19.7% 47.1% 23.0%
Total Count 12 71 17 100
% within tingkat pengetahuan
(5)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 10.226a 4 .037 Likelihood Ratio 10.066 4 .039 N of Valid Cases 100
a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.76.
Perbandingan tingkat pengetahuan mengenai kanker pada pasien kanker dengan orang awam ( Uji Chi Kuadrat)
kelompok responden * tingkat pengetahuan Crosstabulation tingkat pengetahuan
Total baik sedang kurang
kelompok responden
orang awam Count 12 71 17 100
% within kelompok responden
12.0% 71.0% 17.0% 100.0%
% within tingkat pengetahuan
24.5% 53.0% 100.0% 50.0%
pasien kanker Count 37 63 0 100
% within kelompok responden
(6)
% within tingkat pengetahuan
75.5% 47.0% .0% 50.0%
Total Count 49 134 17 200
% within kelompok responden
24.5% 67.0% 8.5% 100.0%
% within tingkat pengetahuan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 30.233a 2 .000 Likelihood Ratio 37.421 2 .000 N of Valid Cases 200
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.50.