2. Meningkatkan keseimbangan investasi antarsektor;
3. Menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha produktif;
4. Meningkatkan kegiatan ekonomi, pendapatan masyarakat, pendapatan
Negara, pendapatan daerah melalui iklim investasi yang mendukung pengembangan kelembagaan keuangan untuk meningkatkan investasi
langsung maupun tidak langsung port polio, serta lembaga keuangan yang sudah mengakar di masyarakat;
5. Peningkatan sumber daya manusia;
6. Mobilisasi dana masyarakat,serta
7. Percepatan proses alih tekhnologi.
Apabila merujuk kepada Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 maka dapat dilihat bahwa
C. Tanggungjawab Sosial dalam Lingkungan Penanaman Modal
Adapun yang menjadi dasar hukum dalam pengaturan Corporate Social Responsibility CSR adalah sebagai berikut:
1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tenang Perseroan Terbatas dalam
Bab V pasal 74 ayat 1,2,3, dan 4; 2
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam pasal 15 b dan pasal 34;
Universitas Sumatera Utara
Pada Undang-Undang Nomor. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pengaturan Corporate Social Responsibility CSR dapat dilihat pada pasal 74
yang menyebutkan:
79
1 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang danatau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
2 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepetutan dan kewajaran.
3 Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.
4 Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan Hidup diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Penjelasan atas pasal 74 ayat 1 lebih lanjut menerangkan bahwa ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan perseroan yang serasi,
seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat seeetempat. Yang dimaksud dengan “ perseroan yang menjalankan kegiatan
usahanya dibidang sumber daya alam” adalah perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan “
perseroan yang kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah perseroan yang tidak mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam,
tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.
80
Penjelasan atas pasal 74 ayat 3 lebih lanjut menerangkan bahwa yang dimaksud dengan “dikenai sanksi dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan
79
Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
80
Penjelasan pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan yang terkait. Sedangkan penjelasan atas pasal 74 ayat 2 dan 4 adalah cukup jelas.
Pada Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal pengaturan Corporate Social Responsibility CSR dapat dilihat pada:
1. Pasal 15 setiap penanam modal berkewajiban untuk:
a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan
menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal; d.
menghormati tradisi masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal;dan
e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
81
2. Pasal 34 1 Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud pada dalam
pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam pasal 15 dan dikenai sanksi administratif berupa:
c. peringatan tertulis;
d. pembatasan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal; atau e.
pencabutan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal. 2 sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan oleh
instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3 selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pengaturan Corporate Social Responsibility CSR dapat
dilihat pada bagian kata:
81
Pasal 15 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang UUPM.
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan
peningkatan hidup masyarakat. Dunia usaha berperan untuk mendorong petumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor
lingkungan hidup. Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata Sustainable Development.
82
Upaya tersebut secara umum dapat disebut sebagai Corporate Social Responsibility atau corporate citizenship dan dimaksudkan untuk mendorong
dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitas agar tidak berpegaruh atau berdampak buduk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya, sehingga pada
Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia
pendidikan berusaha merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan.
Namun saat ini, saat perubahan melanda dunia-kalangan usaha. Juga tengah dihimpit oleh berbagai tekanan, mulai dari kepentingan untuk
meningkatkan daya saing, tuntutan untuk menerapkan corporate governance hingga masalah kepentingan stakeholder yang semakin meningkat. Oleh karena
itu, dunia usaha perlu mencari pola-pola kemitraan partnership dan seluruh stakeholder agar dapat berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan
kinerja agar tetap bertahan dan bahkan berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing.
82
Rosyidah Rakhmawati, Op.Cit., Hal. 12.
Universitas Sumatera Utara
akhirnya dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh mamfaat ekonomi yang menjadi tujuan di bentuknya dunia usaha.
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak tahun1970an, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan
praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan; serta komitmen dunia usaha
untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Corporate Social Responsibility CSR tidak hanya merupakan kegiatan karitatif
83
perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata.
84
Dengan masuknya program CSR sebagai bagian dari strategi bisnis, maka akan dengan mudah bagi unit-unit usaha yang berada dalam suatu perusahaan
untuk mengimplementasikan rencana kegiatan dari program CSR yang Masih banyak perusahaan tidak mau menjalankan peogram-program CSR
karena melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya cost centre. CSR memang tidak memberikan hasil keuangan dalam jangka pendek. Namun CSR
akan memberikan hasil langsung maupun tidak langsung pada keuangan perusahaan pada dimasa mendatang. Dengan demikian apabila perusahaan
melakukan program-program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan.
83
Kegiatan karitatif merupakan suatu kegiatan yang bersifat keagamaan, tradisi dan adat- istiadat. Maksudnya adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk membangun, memajukan dan
mendukung kegiatan keagamaan, tradisi dan adat-istiadat masyarakat sekitar. www. Toprankblog. Com200604Tips-for-online-pr
84
http:businessenvironment. Wordpress.com20081001 program. Corporate responsibility Blog Tentang Lingkungan Bisnis di Indonesia oleh Aditiawan Chandra “program
corporate social responsibility yang berkelanjutan” 10 OKTOBER 2008 diakses pada Hari Minggu Tanggal 23 November 2008.
Universitas Sumatera Utara
dirancangnya. Dilihat dari segi pertanggungjawaban keuangan atas setiap investasi yang dikeluarkan dari program CSR menjadi lebih jelas dan tegas,
sehingga pada akhirnya keberlanjutan yang diharapkan akan dapat terimplementasikan berdasarkan harapan semua stakeholder.
85
Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep dimana organisasi- organisasi, terutama tapi tidak selalu perusahaan-perusahaan, memiliki suatu
tanggung jawab untuk memperhatikan kepentingan-kepentingan dari pada consumer, para karyawan, pemegang saham, para masyarakat sekitar, dan
kepedulian lingkungan hidup pada semua aspek kegiatan perusahaan mereka. Tanggung jawab ini seperti memperluas melebihi ketentuan tanggung jawab
mereka untuk menuruti peraturan perundang-undangan.
86
Schermerhorn 1993 memberi defenisi Corporate Social Responsibility CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara
CSR sangat berhubungan erat dengan prinsip Sustainable Development Pembangunan Berkelanjutan, dimana berpendapat bahwa perusahaan harus
membuat keputusan berdasarkan tidak saja pada kegiatan finansial seperti keuntungan atau keuntungan saham, tetapi juga berdasarkan pada konsekuensi
sosial dan lingkungan baik jangka pendek dan jangka panjang dari aktivitas- aktivitas mereka.
85
Timotheus Lesmana, “Implementasi Konsep Sustainable Development dalam program CSR” Majalah Lensa ETF Edisi 1 November 2006. hal. 4.
86
Ibid., hal 9.
Universitas Sumatera Utara
cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.
87
Corporate Social Responsibility CSR adalah suatu pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan
dalam integrasi mereka dengan para pemangku kepentingan stakeholder berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.
88
Sementara itu, Yanti Koestoer Direktur Eksekutif IBL, mendefenisikan CSR sebagai suatu strategi bisnis.”CSR merupakan suatu strategi bisnis yang
melihat bahwa kepentingan bisnis jangka panjang dicapai dengan laba dan pertumbuhan, sejalan dengan kesejahteraan masyarakat, perlindungan lingkungan
dan peningkatan hidup masyarakat”. Donasi sesaat kadang memang diperlukan tapi lebih baik melakukan prakara yang berkenjutan.
89
Ide mengenai CSR sebagai sebuah tanggungjawab sosial perusahaan kini semakin diterima secara luas. Namun demikian, sebagai konsep yang masih relatif
baru, CSR tetap masih controversial, baik untuk golongan pebisnis maupun akademis. Kelompok yang menolak mengajukan argument bahwa perusahaan
adalah organisasi pencari laba dan bukan person atau kumpulan orang seperti halnya dalam organisasi sosial.
87
Jhon R. Schermerhorn. Management for productivity New York : Jhon Wiley Son 1993 hal. 42.
88
Mu’man Nuryana,”CSR dan kontribusi bagi pembangunan berkelanjutan”, makalah yang disampaikan pada diklat pekerja sosial induntri.balai besar pendidikan dan pelatihan sosial
BBPPKS Bandung, Lembang 5 Desember 2005
89
http:koalisi.orgdetail.php?m Koalisi Untuk Indonesia Sehat ,”CSR : lebih dari Sekedar Menyisihkan Dana”, Jum’at 23 Juni 2006. diakses Pada Hari Kamis 06 November 2008.
Universitas Sumatera Utara
D. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup