Pengertian dan Jenis-Jenis Penanaman Modal

BAB II TINJAUAN HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

A. Pengertian dan Jenis-Jenis Penanaman Modal

Sebelum berlakunya Undang-Undang No. 25 Tahun 2007, keberadaan penanaman modal dalam negeri diatur dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Menurut ketentuan undang-undang tersebut, penanaman modal dalam negeri adalah penggunaan modal dalam negeri yang merupakan bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak- haknya dan benda-benda baik yang dimiliki oleh Negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di Indonesia yang disisihkan disediakan guna menjalankan usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur dalam Pasal 2 UU No. 1 Tahun 1967 bagi usaha-usaha yang mendorong pembangunan ekonomi pada umumnya. 21 Dalam Undang-Undang Penanaman Modal No.25 Tahun 2007 tidak mengadakan pembedaan antara penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing. Oleh karena itu, undang-undang tersebut mengatur mengenai kegiatan penanaman modal, baik penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri dan tidak mengadakan pemisahaan undang-undang secara khusus, seperti halnya undang-undang penanaman modal terdahulu yang terdiri dari dua undang-undang, yaitu Undang-Undang Penanaman Modal Asing dan Undang- Undang Penanaman Modal Dalam Negeri. 22 21 Dhaniswara K. Harjono,Hukum Penanaman Modal, .Jakarta: PT RadjaGrafindo Persada, 2007, hal.122-123. 22 Ibid, hal. 121. Universitas Sumatera Utara Menurut ketentuan Pasal 1 ayat 1 UU No. 25 Tahun 2007 menyebutkan bahwa penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia. 23 Menurut Komaruddin, yang dikutip oleh Pandji Anoraga merumuskan penanaman modal dari sudut pandang ekonomi dan memandang investasi sebagai salah satu faktor produksi disamping faktor produksi lainnya, pengertian investasi dapat di bagi menjadi tiga,yaitu: 24 1. Suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau suatu penyertaan lainnya; 2. Suatu tindakan memberi barang-barang modal; 3. Pemamfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan di masa mendatang. Selain pembagian penanaman modal yang di kenal dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yaitu yang membagi penanaman modal dengan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, kegiatan penanaman modal pada hakikatnya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1. Investasi langsung direct invesment atau penanaman modal jangka panjang

Investasi lansung di Indonesia saat ini diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang memperbaharui ketentuan perundang- 23 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang UUPM. 24 Pandji Anoraga, Perusahaan Multi Nasional Penanaman Modal Asing, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995, hal 57. Universitas Sumatera Utara undangan yang menyangkut investasi asing sebelumnya. UU tersebut mengatur baik investasi yang dilaksanakan oleh investor dalam negeri maupun investasi yang dilaksanakan oleh investor asing. 25 Dalam konteks ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal, pengertian penanaman modal hanya mencakup penanaman modal secara langsung. Penanaman modal adalah ”segala bentuk kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.”Investasi secara langsung ini karena dikaitkan dengan adanya keterlibatan secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan pengelolaan modal. 26 Sornarajah yang dikutip oleh Ida Bagus Rahmadi Supanca merumuskan investasi dengan, “involves the transfer of tangible or intangible assets from one country into another for the purpose of their use in that country to guarantee wealth under the total or partial control of the owner of the assets.” 27 Investasi langsung ini dapat dilakukan dengan mendirikan perusahaan patungan joint venture company dengan mitra lokal, melakukan kerja sama operasi joint operation scheme tanpa membentuk perusahaan baru; mengonversikan pinjaman menjadi penyertaan mayoritas dalam perusahaan local, memberikan bantuan teknis dan manajerial technical and management assistence maupun dengan memberikan lisensi. 28 25 Ibid. hal 12. 26 Ida Bagus Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum Kebijakan Investasi Lansung di Indonesia, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2006, hal. 53. 27 Ida Bagus Rahmadi Supanca, Op.Cit., hal 79. 28 Dhaniswara K. Harjono, Op.cit.hal 12. Universitas Sumatera Utara Mengenai investasi langsung oleh pihak asing, Ismail Suny menyebutkan sebagai berikut : Investasi asing dalam bentuk direct Invesment khususnya mengenai pendirianpembentukan suatu perusahaan baru, agak berbeda halnya, karena ptoyek yang bersangkutan tidak hanya harus memenuhi syarat formal, tetapi pula syarat-syarat materiil. Dengan syarat formil dimaksudkan di sini bahwa harus dipenugi ketentuan-ketentuan peraturan dari Negara yang berdsangkutan, sedangkan syarat materiil itu adalah dalam arti bahwa proyek itu akan dapat memenuhi kegunaan ekonomi Negara. 29 a. pada investasi tak langsung, pemegang saham tidak memiliki kontrol pada pengelolaan perseroan sehari-sehari.

2. Investasi Tak Langsung Indirect Invesment atau Portofolio Invesment

Investasi tak langsung pada umumnya merupakan penanaman modal jangka pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Penanaman modal ini disebut dengan penanaman modal jangka pendek karena pada umumnya, jual beli saham atau mata uang dalam jangka waktu yang relatif singkat tergantung kepada fluktuasi nilai saham danatau mata uang yang hendak mereka jual belikan. Perbedaan antara investasi langsung dengan investasi tidak langsung adalah sebagai berikut: b. Pada investasi tak langsung, biasanya resiko ditanggung sendiri oleh pemegang saham sehingga pada dasarnya tidak dapat menggugat perusahaan yang menjalankan kegiatannya. 29 Ismail Suny, Tinjauan dan Pembahasan UU Penanaman modal Asing Kredit Luar Negeri, Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita, 1972, hal 17. Universitas Sumatera Utara c. Kerugian pada investasi tidak lansung, pada umumnya tidak dilindungi oleh hukum kebiasaan Internasional. 30 Menurut Jonker S, jenis-jenis penanaman modal dibedakan yaitu : 1. investasi langsung Direct Invesment, yakni investasi yang dilaksanakan dengan kepemilikan proyek yang kelihatan wujudnya, kajian mengenai resiko dan hasil yang diterima dari investasi tersebut dilakukan melalui studi kelayakan investasi yang menyangkut semua aspek-aslek keuangan, aspek ekonomisosial, aspek pemasaran, aspek teknisproduksi, aspek hukum serta aspek organisasi dan menajemen. 2. investasi tidak langsung Indirect Invesment, yakni investasi yang dilakukan dengan membeli surat-surat berharga yang diterbitkan oleh perseroan ataupun yang diterbitkan oleh Olter ego dari pemerintah, kajian mengenai resiko dan hasil yang diterima dari investasi dimaksudkan dilakukan melalui analisis atas data-data yang berkaitan dengan portofolio investasi yang diminati, data-data tersebut didapatkan dari emiten maupun sumber-sumber lainnya. 31 merupakan suatu bentuk penanaman modal secara langsung. Dalam hal ini pihak investor langsung terlibat aktif dalam kegiatan pengelaolaan usaha dan bertanggungjawab secara langsung apabila terjadi suatu kerugian. Secara umum dikenal ada dua macam penanaman modal yaitu : 1. Penanaman modal secara langsung Direct Invesment 30 Ibid. hal. 13. 31 Jonker Sihombing, Investasi Asing Melalui Surat Utang Negara di Pasar Modal, Bandung: Penerbit PT. Alumni, 2008, hal, 160. Universitas Sumatera Utara 2. Penanaman modal tidak langsung Portfolio Invesment merupakan suatu bentuk penanaman modal secara tidak langsung terlibat aktif dalam kegiatan pengelaolaan usaha. Investasi terjadi melalui pemilikan surat-surat pinjaman jangka panjang obligasi dan saham- saham perusahaan dimana modal tersebut ditanamakan hanya memasukkan modal dalam bentuk uang atau valuta semata. 32 1. Kepastian hukum, yaitu asas dalam Negara hukum yang meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai dasar dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam kegiatan penanaman modal.

B. Asas dan Tujuan Penanaman Modal