BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya
guna keperluan ibadah dan atau kesejahteraan umum menurut syari’ah. Pengaturan wakaf dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia
diatur dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf. 2.
Sebelumnya adanya undang-undang yang mengatur tentang yayasan, kedudukan yayasan sebagai badan hukum rechtspersoon sudah diakui,
dan diberlakukan sebagai legal entity, namun status yayasan sebagai badan hukum dipandang masih lemah karena tunduk pada aturan-aturan yang
bersumber dari kebiasaan atau yurisprudensi. Yayasan diatur dalam
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang yayasan dan telah diubah dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004. Undang-undang Nomor
16 Tahun 2001 menyatakan bahwa yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai
tujuan di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
3. Kekayaan yayasan yang berasal dari wakaf oleh Undang-undang Yayasan
secara tegas ditentukan bahwa kekayaan tersebut diatur berdasarkan ketentuan perwakafan, maka kekayaan yang berasal dari wakaf tidak
dimasukkan dalam harta pailit, jika ketentuan perwakafan diberlakukan,
Universitas Sumatera Utara
karena harta wakaf merupakan benda di luar perdagangan res extra commercium yang tidak dapat dijadikan objek jaminan dan oleh karena
itu tidak dapat disita dan dieksekusi.
B. Saran
1. Hendaknya dalam undang-undang yayasan ditegaskan kembali mengenai
pemisahan kekayaan dari pendiri kepada yayasan dilaksanakan dengan penyerahan hak milik kepada yayasan, sehingga menegaskan terjadinya
hak milik atas kekayaan yang dipisahkan oleh pendirinya kepada yayasan. 2.
Perlu adanya penyesuaian undang-undang yayasan dengan memberikan pengaturan yang tegas untuk melindungi kekayaan yayasan dengan
memberikan pembatasan mengenai jenis-jenis kekayaan yayasan yang dapat dimiliki oleh suatu yayasan. Karena ketidakadaan pembatasan jenis
kekayaan yang dapat diperkenankan untuk dimiliki yayasan, berarti tidak dapat secara tuntas menyelesaikan permasalahan dalam hal melindungi
nilai kekayaan yayasan yang pada hakikatnya bersifat sosial tersebut. 3.
Perlu ditentukan dengan jelas kedudukan tanah wakaf yang di atasnya telah didirikan suatu bangunan, kemudian yayasan dibubarkan atau
dinyatakan pailit. Bagaimana dengan status tanah wakaf tersebut? Sedangkan bangunan di atasnya masuk dalam boedel pailit.
Universitas Sumatera Utara
BAB II WAKAF DAN PENGATURANNYA DALAM