diberikan kepada yang tidak bermanfaat bagi pewakaf baik urusan dunia maupun agamanya.
Dalam hal penggunaan wakaf perlu diperhatikan bahwa amalan wakaf sangat tergantung pada dapat atau tidaknya harta wakaf itu dipergunakan
sesuai dengan tujuannya, oleh karena itu tidak ada halangan untuk menjual atau memindah tangankan harta wakaf, asal saja hasil penjualan dipakai
kembali untuk pembelian harta yang akan dijadikan wakaf seperti semula, sebab yang menjadi pokok utama dalam wakaf adalah kemanfaatannya.
12
Salah seorang ulama’ madzhab Hambali yang dikenal dengan nama Ibn Qudamah berpendapat bahwa apabila harta wakaf mengalami rusak hingga
tidak dapat membawa manfaat sesuai tujuan wakif dan benda-benda yang dibeli itu berkedudukan sebagai harta wakaf seperti semula.
13
2. Kedudukan Hukum Yayasan
Sebelumnya adanya undang-undang yang mengatur tentang yayasan, kedudukan yayasan sebagai badan hukum rechtspersoon sudah
diakui, dan diberlakukan sebagai legal entity,
14
Menurut Black’s Law Dictionary Pengertian Badan Hukum legal entity adalah: “An entity, other than natural person, who has sufficient
namun status yayasan sebagai badan hukum dipandang masih lemah karena tunduk pada aturan-
aturan yang bersumber dari kebiasaan atau yurisprudensi.
12
Bahder Johan Nasution, Hukum Perdata Islam Kompetensi Peradilan Agama Tentang Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf Dan Shodakoh, Bandung: Mandar Maju, 1997, hal.
68.
13
Ahmad Azhar Basyir, Wakaf, Ijaroh, dan Syirkah, Bandung: al-Ma’arif, 1987, hal. 64.
14
Setiawan, Tiga Aspek Yayasan, Varia Peradilan Tahun V, No. 55 April 1990, hal. 112.
Universitas Sumatera Utara
existence in legal contemplation that it can function legally, be sued or sue and make decisions through agents as in the case of corporation.”
Berkaitan dengan Badan Hukum, terdapat ketentuan Staatsblad 1870 No. 64 tentang Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen, yang diterjemahkan
menurut versi Engelbrecht sebagai berikut: “Perkumpulanperkumpulan yang tidak didirikan sebagai badan hukum menurut peraturan umum
algemeene verordening atau tidak diakui menurut peraturan ini, tidak dapat melakukan tindakan-tindakan perdata”.
Badan hukum merupakan suatu badan yang mampu dan berhak serta berwewenang untuk melakukan tindakan-tindakan perdata.
Keberadaan badan hukum bersifat permanen, ia tidak dapat dibubarkan hanya dengan persetujuan para pendiri atau anggotanya saja, namun juga
harus memenuhi segala ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan dalam anggaran dasar, yang menjadi sumber eksistensi badan hukum tersebut.
Sebagai konsekwensinya, keberadaan badan hukum tidak hanya tergantung pada kehendak para pendirinya atau para anggotanya tetapi apa
yang ditentukan oleh hukum. Pengaturan yayasan baru ada pada tahun 2001 yaitu dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang diundangkan pada tanggal 6 Agustus 2001 Lembaran Negara RI
Tahun 2001 No. 112 kemudian dirubah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 16 Tahun 2001
tentang Yayasan Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 4430.
Universitas Sumatera Utara
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 menyatakan bahwa yayasan merupakan badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota,
15
sedangkan badan hukum adalah subjek hukum ciptaan manusia pribadi berdasarkan
hukum, yang diberikan hak dan kewajiban seperti manusia pribadi.
16
Selanjutnya yang dimaksud dengan subjek hukum adalah sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban, di antaranya manusia naturlijke persoon
dan badan hukum rechtperson.
17
a. Yayasan adalah badan hukum
Apabila disimak dari uraian di atas, maka ada beberapa unsur yang dapat dikatakan sebagai yayasan, yaitu:
Badan hukum adalah suatu badan yang ada karena hukum dan memang diperlukan keberadannya sehingga disebut legal entity.
Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian yayasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat 2 memperoleh
pengesahan dari menteri kehakiman.
18
b. Terdiri atas kekayaan yang dipisahkan
Sedangkan dalam unsur kedua dikatakan bahwa yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan. Kekayaan yayasan
15
Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004 jo Undang-undang Nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan.
16
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993, hal. 29.
17
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1986, hal. 117.
18
Pasal 11 ayat 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004 jo Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan.
Universitas Sumatera Utara
baik berupa uang, barang maupun kekayaan lain yang diperoleh yayasan berdasarkan undang-undang ini, dilarang dialihkan atau
dibagikan secara langsung atau tidak langsung kepada Pembina, pengurus, pengawas, karyawan atau pihak lain yang mempunyai
kepentingan dengan yayasan.
19
c. Untuk mencapai tujuan di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan
yang tidak mempunyai anggota Memperhatikan ketentuan Pasal 1 UU Yayasan Nomor 16 Tahun 2001,
status Badan Hukum Yayasan, yang pada mulanya berdasarkan sistem terbuka het open system van rechtspersonen, menjadi sistem tertutup de
gesloten systeem van rechtspersonen, artinya yayasan menjadi badan hukum karena undang-undang atau berdasarkan undang-undang, bukan
berdasarkan sistem terbuka yang berdasarkan pada kebiasaan, doktrin, dan ditunjang oleh yurisprudensi.
20
Adanya pengakuan yayasan sebagai badan hukum, berarti yayasan sebagai subjek hukum, seperti halnya orang. Secara teoritis diakuinya yayasan
sebagai badan hukum, menyebabkan adanya kekayaan terpisah, tidak Yurisprudensi Indonesia dalam putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia tanggal 27 Juni 1973 No. 124 KSip1973 dalam pertimbangan- nya bahwa pengurus yayasan mewakili yayasan di dalam dan di luar
pengadilan dan yayasan mempunyai harta benda hibah, maka Mahkamah Agung memutuskan bahwa yayasan tersebut merupakan suatu Badan
Hukum.
19
Pasal 5 ayat 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2004.
20
Ari Kusumaastuti Maria Suhardiadi, Op. cit, hal. 89.
Universitas Sumatera Utara
membagi kekayaan atau penghasilannya kepada pendiri atau pengurusnya, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai organisasi yang teratur, didirikan
dengan akta Notaris.
21
Ciri tersebut sama dengan ciri-ciri badan hukum pada umumnya, yaitu: adanya kekayaan terpisah, adanya tujuan tertentu,
adanya kepentingan sendiri dan adanya organisasi yang teratur.
22
F. Metode Penelitian