variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk melihat arah hubungan variabel independen terhadap variabel
dependen, maka dilihat dari t hitung, jika t hitungnya positif maka mempunyai arah hubungan yang positif yang artinya jika variabel
independen naik maka variabel dependen juga naik. Sebalikanya jika t hitungnya negatif maka mempunyai arah hubungan yang negatif yang
artinya jika variabel independen naik maka variabel dependen akan turun Ghozali, 2007:48.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini diukur melalui instrumen- instrumen yang telah dikembangkan dan digunakan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Namun sebelumnya dilakukan terlebih dahulu transformasi data untuk menormalkan data variabel penelitian menggunakan bentuk
transformasi Log Natural LN Ghozali, 2007:33, Hal ini disebabkan nilai yang terlalu jauh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penggunaan
instrumen-instrumen dari penelitian-penelitian terdahulu dimungkinkan karena telah teruji tingkat validitas dan reabilitasnya. Berkaitan dengan tema
diatas maka terdapat tiga variabel penelitian, yaitu:
1. Variabel dependen dependent Variable
Dependent variable adalah variabel tidak bebas yang keadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah Nilai Perusahaan Price Book Value. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi
perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh dengan membandingkan nilai buku per lembar saham dengan harga pasar per
lembar saham. Semakin tinggi harga pasar ketimbang nilai buku per lembar saham
maka semakin besar nilai perusahaan, sebaliknya jika semakin rendah harga pasar ketimbang nilai buku per lembar saham maka semakin kecil
nilai perusahaan Brigham 1999 dalam Wahyudi dan Pawestri 2006:10. Variabel ini diberi simbol PBV.
Variabel Price Book Value dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Harga Pasar Per Lembar Saham
Price Book Value =
Nilai Buku Per Lembar
Variabel Independen Independent Variable
Independent variable adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi independent variable adalah economic value added dan kualitas laba,
dengan penjelasan sebagai berikut: a Economic Value Added XI
Dalam penelitian mi digunakan Rumus Perhitungan Economic Value Added
untuk mengukur kinerja perusahaan berdasarkan penelitian Dwitayanti 2005 dalam megawati 2007.
Dengan rumus sebagai berikut :
NOPAT adalah Laba bersih dikurangi dengan Pajak ditambah Biaya bunga atas pinjaman dari lembaga keuangan.
CAPITAL CHARGES adalah aliran dana yang dibutuhkan untuk mengganti para investor atas resiko usaha dari modal yang
ditanamkan. Weighted Average Cost of Capital adalah jumlah biaya dari
masing-masing komponen modal yang diberikan bobot sesuai dengan penggunaannya dalam struktur perusahaan
D Menghitung tingkat modal dari hutang, Dimana dari perbandingan antara hutang dengan junlah hutang ditambah
ekuitas. Eva = NOPAT – CAPITAL CHARGER
=NOPAT-WACC INVESTED CAPITAL
WACC = {Dx rd 1-Tax} + Ex re
Total hutang D = Total hutang + Ekuitas
Rd Menghitung biaya hutang Cost of debt, diketahui dari perbandingan antara beban bunga dengan jumlah hutang dari
lembaga keuangan atau sejenisnnya seperti obligasi.
Tax Merupakan tingkat pajak perusahaan dari dalam laporan laba rugi maka diketahui bahwa pajak perusahaan berasal dari beban
pajak berbanding terbalik dengan laba seelum pajak.
E Menghitung tingkat modal aari ekuitas diketahui dari perbandingan antara total ekuitas dengan jumlah hutang dan
ekuitas.
Re Menghitung cost equity diketahui dari 1PER dimana PER diketahui dari annual report.
interprestasi hasil sebagai berikut: Biaya bunga
Rd = Total Hutang
Tax =
Total Ekuitas Total Hutang + Ekuitas
Total Ekuitas E =
Total hutang + Ekuitas
1 Re =
Price Earnings Ratio Invested Capital = Total Hutang + Ekuitas – Pinjaman
Jangka pendek tanpa bunga
• Jika EVA 0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
• Jika EVA 0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
• Jika EVA = 0 hat ini menunjukkan posisi impas karena laba telah
digunakan untuk
membayar kewajiban
kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham.
b Kualitas Laba X
2
Pendekatan yang sederhana untuk mengevaluasi kualitas laba adalah rasio yang membandingkan arus kas dari aktivitas
operasi dengan laba usaha. Rasio ini dimaksudkan untuk menyediakan informasi atas perbedaan antara arus kas dan
pendapatan yang dilaporkan. Pada penelitian ini pengukuran kualitas laba menggunakan rumus yang telah dilakukan oleh
Djamitko 1999 dan dikutip oleh Dewi 2005, yang menilai kualitas laba dengan membandingkan antara aliran kas dari
aktivitas operasi dengan laba bersih perusahaan, dimana semakin tinggi korelasi antara laba usaha dengan arus kas maka semakin
baik pula kualitas laba perusahaan tersebut.
CFO = Arus kas dari aktivitas operasi untuk
CFO QI =
Net Income
perusahaan i tahun t. Net Income
= Laba bersih untuk perusahaan i tahun t. Rasio lebih dari 1 menandakan bahwa laba yang dilaporkan
memiliki kualitas yang tinggi, sebab menandakan tiap satu rupiah dihasilkan oleh satu rupiah cash. Rasio dibawah 1
menandakan kualitas laba yang rendah. Definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel dibawah
ini sebagai berikut: Tabel.3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Jenis Variabel
Deskripsi Indikator
Skala
EVA Megawati 2007
Independen Nilai tambah yang
dihasilkan dari modal Disetor
= NOPAT - WACC x INVESTED CAPITAL
Rasio
Kualitas Laba Dewi 2005
Independen Laba yang memiliki
kandungan kas lebih banyak daripada
kandungan akrual Arus kas dari
aktivitas operasi laba bersih Perusahaan
Rasio
Price Book Value Wahyudi dan
Pawestri 2006 Dependen
Menggambarkan Besamya
Nilai Perusahaan Harga Pasar per Lembar
Saham Nilai Buku per lembar Saham
Rasio
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Proses pemilihan Sampel
Berdasarkan kriteria pada bab tiga maka dipilih sebanyak 89 sampel dari berbagai perusahaan berlatar bidang industri yang berbeda atau sebanyak
26 , sedangkan yang tidak termasuk dalam kriteria sampel penelitian ini sebanyak 259 perusahaan atau 74 . Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2
berikut: Tabe1 4.1
Proses Pemilihan Sampel
No Keterangan
Jumlah 1 Perusahaan Publik yang listing di BEI.
348 100
2 Perusahan Publik yang tidak sesuai dengan criteria
sampel. 259
74
3 Perusahaan Publik yang mengeluarkan Annual Report
yang berisikan data yang dibutuhkan dalam penelitian 89
26
Setelah proses pemilihan sampel penelitian tersebut, maka terpilih 89 sampel perusahaan dari berbagai jenis usaha. Hal tersebut dapat dilihat dalam
tabel 3.3 berikut:
Tabel. 4.2
Perusahaan yang sesuai dengan kriteria sampel.
No. Bidang Usaha Perusahaan
Jumlah
1 Pertambangan 4
2 Pertanian dan Perkebunan 2
3 Industri Dasar dan Kimia 2
4 Industri Otomotif Elektronika 2
5 Industri Makanan Dan Minuman 1
6 Properti Dan Real Estate 7
7 Keuangan 25
8 Infrastruktur, Utilitas Transportasi 9
9 Perdagangan, Jasa dan Investasi 37
Jumlah sampel 89
B. Hasil dan Pembahasan