Aktivitas Pembinaan Akhlak Anak di TPA At-Tahiriyah II

kemudian terkadang para murid tersebut harus mengulang bacaan keesokan harinya. Maka di kartu data prestasi murid, guru tersebut harus menulis kata ulang, jika bacaannya masih belum benar dan lancar. Tetapi jika benar dan lancar, maka guru menulis kata lanjut di kartu data prestasi tersebut. Setelah semua kegiatan selesai, maka berakhirlah kegiatan belajar mereka. Ini di akhiri dengan klasikal akhir, yaitu para murid membaca doa sebelum pulang selanjutnya mereka juga selalu diajarkan untuk bersopan santun, misalnya ketika akan pulang, mereka terbiasa mencium tangan para guru dan selalu mengucapkan salam.

F. Aktivitas Pembinaan Akhlak Anak di TPA At-Tahiriyah II

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan dalam aktivitas pembinaan akhlak anak di TPA unit 373 At-Tahiriyah II adalah sebagai berikut: 1. Hasil wawancara penulis dengan guru yang mengajar adalah, bahwa informan I sikapnya sangat baik, rajin, berakhlak baik, dan cepat tanggap dalam memahami pelajaran. Contoh-contoh komunikasi yang digunakan adalah: • Contoh komunikasi verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan I, yaitu ketika guru sedang mengajarkan tadarrustartil dan terdapat bacaan yang dibaca salah, maka guru tersebut mengulangi bacaannya kemudian diluruskan dan diberi penjelasan. • Contoh komunikasi non verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan I, yaitu ketika guru sedang mengajarkan tadarrustartil dan terdapat bacaan yang salah, maka guru tersebut menegurnya dengan mengetukkan meja beberapa kali. Sehingga bacaannya dapat diperbaiki. • Contoh komunikasi antarpribadi yang dilakukan guru terhadap informan I, yaitu ketika anak itu berbuat kesalahan seperti tidak mengucapkan salam saat masuk dan keluar ruang guru, maka guru tersebut langsung mengajaknya berbicara dan menasehatinya agar perilaku tersebut tidak diulangi kembali. Dan senantiasa membiasakan agar selalu mengucapkan salam ketika masuk dan keluar ruang guru. 2. Hasil wawancara penulis dengan guru yang mengajar adalah, bahwa informan II sikapnya sangat baik, rajin, berakhlak baik dan cepat tanggap dalam memahami pelajaran. Contoh-contoh komunikasi yang digunakan adalah: • Contoh komunikasi verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan II, yaitu ketika guru memberikan materi tentang adab dan do’a harian secara bertahap dan berulang-ulang. Agar anak tersebut dapat tanggap dalam memahami materi tersebut. • Contoh komunikasi non verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan II, yaitu ketika guru sedang mengajarkan tadarustartil dan terdapat bacaan yang salah, maka guru tersebut menegurnya dengan mengetukkan meja beberapa kali. Sehingga bacaannya dapat diperbaiki. • Contoh komunikasi antarpribadi yang dilakukan guru terhadap informan II, yaitu dengan mengajarkan kepada anak tersebut agar dapat bersifat dermawan, dengan cara menginfaqkan makanannya kepada salah satu temannya yang tidak membawa makanan. 3. Hasil wawancara penulis dengan guru yang mengajar adalah, bahwa informan III sikapnya sangat baik, motivasi untuk mengaji sangat tinggi sehingga rajin, berakhlak baik dan cepat tanggap dalam memahami pelajaran. Contoh-contoh komunikasi yang digunakan adalah: • Contoh komunikasi verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan III, yaitu ketika guru mengucapkan salam kepada muridnya di kelas saat sebelum dan sesudah belajar murid langsung menjawab salam dengan serempak. • Contoh komunikasi non verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan III, yaitu ketika guru sedang mengajarkan tadarrustartil dan terdapat bacaan yang dibaca panjang, maka guru tersebut akan menggerakkan tangannya ke atas. • Contoh komunikasi antarpribadi yang dilakukan guru terhadap informan III, yaitu jika murid-murid di TPA sudah selesai membaca tadarrusiqro, terkadang informan III sering mengobrol dengan temannya. Maka guru tersebut langsung memanggil dan menegur serta menasehatinya agar tidak sering mengobrol. 4. Hasil wawancara penulis dengan guru yang mengajar adalah, bahwa informan IV sikapnya cukup baik, agak kurang dalam memperhatikan pelajaran, dan jarang masuk sehingga materi banyak tertinggal terutama pelajaran tajwid. Contoh- contoh komunikasi yang digunakan adalah: • Contoh komunikasi verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan IV, yaitu ketika guru memberikan tamtsil atau perumpamaan mengenai akhlak terhadap orang tua yang termaktub dalam QS. Luqman: 14-15. Dalam kisah tersebut, digambarkan bahwa seorang anak diwajibkan berbakti kepada kedua orang tua setelah melaksanakan kewajiban kepada Allah SWT, dengan cara menjaga hubungan baik dengan orang tua, mematuhi segala perintahnya sepanjang perintah tersebut sejalan dengan aturan Allah SWT, tidak berkata kasar dan menyakitinya. Hal ini senantiasa diajarkan kepada murid dalam rangka pembinaan akhlak anak, sehingga proses internalisasi akhlak yang disampaikan melalui kisah-kisah dalam Al- Qur’an senantiasa melekat dalam diri anak. • Contoh komunikasi non verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan IV, yaitu setelah semua kegiatan belajar selesai. Mereka membaca doa sebelum pulang selanjutnya mereka juga selalu diajarkan untuk bersopan santun, misalnya ketika akan pulang, mereka terbiasa menghampiri guru untuk mencium tangan dan selalu mengucapkan salam. • Contoh komunikasi antarpribadi yang dilakukan guru terhadap informan IV, yaitu karena informan IV jarang masuk dan materinya banyak tertinggal, terutama materi tajwid. Maka guru berusaha menegur dan menanyakannya. Untuk materi yang tertinggal terutama tajwid, guru memberikan soal tajwid dengan menyuruhnya agar mencari contoh hukum bacaan yang terdapat dalam Al-Qur’an. 5. Hasil wawancara penulis dengan guru yang mengajar adalah, bahwa informan V sikapnya baik, rajin, jika guru menerangkan pelajaran dia memperhatikan, tetapi kalau untuk materi tajwid agak kurang menguasai. Contoh-contoh komunikasi yang digunakan adalah: • Contoh komunikasi verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan V, yaitu ketika guru sedang mengajarkan tadarrustartil dan terdapat bacaan yang dibaca salah, maka guru tersebut mengulangi bacaannya kemudian diluruskan dan diberi penjelasan. • Contoh komunikasi non verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan V, yaitu ketika guru sedang mengajarkan tadarrustartil dan terdapat bacaan yang dibaca panjang, maka guru tersebut akan menggerakkan tangannya ke atas. • Contoh komunikasi antarpribadi yang dilakukan guru terhadap informan V, yaitu karena materi tajwid kurang menguasai, maka guru lebih banyak memberikan soal tajwid dengan menyuruhnya agar mencari contoh hukum bacaan yang terdapat dalam Al-Qur’an. 6. Hasil wawancara penulis dengan guru yang mengajar adalah, bahwa informan VI sikapnya baik, motivasi mengaji kurang karena harus dipaksa orang tua dan jarang masuk sehingga banyak materi yang tertinggal, terutama materi tajwid. Contoh-contoh komunikasi yang digunakan adalah: • Contoh komunikasi verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan VI, yaitu ketika guru menyuruh untuk melakukan ibadah shalat, tetapi murid ini tidak mau melaksanakan apa yang diajarkan dan diperintahkan oleh gurunya, maka guru tersebut mencoba melakukan pendekatan dengan cara berkata lembut lalu menasehatinya. • Contoh komunikasi non verbal yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar terhadap informan VI, yaitu ketika guru sedang mengajarkan tadarustartil dan terdapat bacaan yang salah, maka guru tersebut menegurnya dengan mengetukkan meja beberapa kali. Sehingga bacaannya dapat diperbaiki. • Contoh komunikasi antarpribadi yang dilakukan guru terhadap informan VI, yaitu terkadang informan VI ketika disuruh membaca, dia banyak diam, tidak memperhatikan dan banyak bercanda dengan temannya. Maka, guru tersebut berusaha untuk menegur dan menasehati dengan agak marah karena anak tersebut juga jarang masuk.

BAB IV KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL

GURU DAN MURID DI TPA UNIT 373 AT-TAHIRIYAH II

A. Persiapan Mengajar di TPA unit 373 At-Tahiriyah II

Berdasarkan hasil penelitian di TPA unit 373 At-Tahiriyah II, bahwa komunikasi instruksional yang terdiri dari pengajar sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan dan juga sasaran keduanya ini dalam proses belajar sama-sama melakukan persiapan sebelum masuk kelas atau mengajar. Hal itu terlihat pada hasil wawancara mendalam dan hasil survey yang saya lakukan kepada 4 empat orang guru TPA unit 373 At-Tahiriyah II dalam memberikan materi yang berbeda sebagai berikut: 1. Penyajian Dalam Memberikan Materi Adab dan Do’a Harian Guru yang pertama ini bernama Neneng Juairiyah, S.Pd., lahir di Jakarta tepatnya tanggal 26 Desember 1972. Beliau adalah selaku kepala sekolah TPA unit 373 At-Tahiriyah II. Penyajian beliau dalam memberikan materi adab dan do’a harian yaitu yang pertama kali beliau kerjakan adalah melihat situasi siswa mengawasi kelas, berusaha untuk dapat menguasai kelas agar siswa dapat tenang, kemudian beliau mulai dengan salam pembuka “Assalamu’alaikum”, kemudian diawali dengan klasikal awal, yaitu mereka membaca do’a mau belajar, lalu mengabsen, kemudian dilanjutkan dengan membaca iqro satu persatu.