setelah melaksanakan kewajiban kepada Allah SWT, dengan cara menjaga hubungan baik dengan orang tua, mematuhi segala perintahnya sepanjang
perintah tersebut sejalan dengan aturan Allah SWTtidak berkata kasar dan menyakitinya. Hal ini senantiasa diajarkan kepada para siswa, dalam membina
akhlak, sehingga proses internalisasi akhlak yang disampaikan dapat melekat dalam diri anak.
3. Proses Komunikasi Instruksional di Kelas
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang atau komunikator kepada orang lain atau komunikan. Pikiran bisa berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang
muncul dari benak perasaan yang berupa keyakinan, kepastian, kekhawatiran dan sebagainya yang muncul dari hati. Komunikasi adalah proses yang dinamis, yang
karena di dalamnya pengirim lambang yang disebut sender dan penerima lambang yang disebut receiver saling mempengaruhi.
Adapun proses berlangsungnya komunikasi dibagi menjadi dua bagian: 1. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang simbol
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
19
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
19
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, h. 11.
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
20
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya,
karena komunikan sebagai sasarannya. Benda di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak, yang sering digunakan adalah surat, televisi, film, surat
kabar, majalah, radio, dan lain-lain. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sekiranya timbul pengertian
di kedua belah pihak, yaitu si pengirim dan si penerima informasi dapat memahaminya. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui
sesuatu gagasan tersebut, tetapi yang penting adalah memahami telah berhasil baik.
Proses komunikasi instruksional di kelas adalah murid TPA unit 373 At- Tahiriyah II mulai belajar, diawali dengan klasikal awal, yaitu mereka membaca
do’a mau belajar, mengulang surah-surah pendek yaitu mulai dari surah Al Ikhlash sampai An Naas, kemudian guru akan mengabsen, lalu dilanjutkan
dengan membaca iqro satu persatu. Untuk murid TPA atau yang sudah tahap Al Qur’an, sebelum belajar, mereka juga memulai dengan klasikal awal. Para murid
membaca do’a sebelum memulai pelajaran, mengulang ayat-ayat pilihan yang sudah diberikan dengan bersama-sama. Tujuannya agar mereka cepat menghafal
ayat-ayat tersebut. Setelah itu, barulah para murid mulai membaca Al Qur’an secara bergantian.
20
Phil Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, h. 5.
Cara membaca Al Qur’an yang diterapkan di TPA At-Tahiriyah II ini ialah setiap anak memiliki kartu data prestasi bacaan, ketika murid membaca
bacaannya, kemudian terkadang para murid tersebut harus mengulang bacaan keesokan harinya. Maka di kartu data prestasi murid, guru tersebut harus menulis
kata ulang, jika bacaannya masih belum benar dan lancar. Tetapi jika benar dan lancar, maka guru menulis kata lanjut di kartu data prestasi tersebut.
Setelah semua kegiatan selesai, maka berakhirlah kegiatan belajar mereka. Ini di akhiri dengan klasikal akhir, yaitu para murid membaca doa
sebelum pulang selanjutnya mereka juga selalu diajarkan untuk bersopan santun, misalnya ketika akan pulang, mereka terbiasa mencium tangan para guru dan
selalu mengucapkan salam.
4. Siswa di TPA unit 373 At-Tahiriyah II