BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia melakukan suatu hubungan karena manusia adalah makhluk sosial tidak
dapat hidup dengan sendiri-sendiri melainkan satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan
berkomunikasi, kehidupan manusia tidak akan berkembang dan tidak akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Dengan berkomunikasi manusia mencoba
mengekspresikan keinginannya dan dengan komunikasi itu pula manusia melaksanakan kewajibannya.
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kalau boleh dibandingkan, komunikasi sama pentingnya dengan udara
untuk bernapas. Ketika manusia lahir, manusia bukan saja membutuhkan pertukaran pesan-pesan dengan lingkungannya, terutama dengan orang tua yang berlangsung
secara tetap. Hal ini dapat disaksikan pada saat bayi itu lapar, sakit dan sebagainya. Komunikasi juga merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan
pribadi dan untuk kontak sosial. Melalui komunikasi, manusia tumbuh dan belajar, menemukan pribadinya dan orang lain, bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai
atau mengasihi orang lain, membenci orang lain dan sebagainya.
1
1
M. Budyatna Nina Muthmainnah, Komunikasi Antar Pribadi, Jakarta: UT, 1994, h. 3.
Secara sederhana, komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
2
Komunikasi juga merupakan hubungan kontak antar manusia baik individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak
komunikasi adalah bagian dari kehidupan itu sendiri, karena manusia melakukan komunikasi dalam pergaulan dan kehidupannya.
Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda
komunikasi.
3
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris disebut dengan communication,
berasal dari kata communication atau communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah
pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator.
4
Komunikasi dalam pendidikan adalah proses komunikasi yang melibatkan banyak komponen yang terdiri atas semua komponen yang ada di
lingkungan sekolah seperti guru, murid, kepala sekolah, dan sebagainya. Khususnya dalam proses pembelajaran, maka pengajar berfungsi sebagai komunikator dan
murid sebagai komunikan. Ditinjau dari proses komunikasi, pendidikan adalah bagian dari
komunikasi, yaitu proses pendidikan melibatkan dua komponen yang terdiri dari pengajar sebagai komunikator dan murid sebagai komunikan. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Willbur Schramm, bahwa komunikasi didasarkan atas
2
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori Praktek, Bandung: Remaja, 2005, h. 10.
3
Ibid, h. 1.
4
Ibid, h. 8.
hubungan antara dua orang, atau antara seseorang dengan orang lain. Hakikat hubungan ini adalah setara in tune antara satu sama lainnya, yang terfokus pada
informasi yang sama, kesangkutpautan tersebut berada dalam komunikasi tatap muka face to face communication.
5
Perlu disadari, bahwa peran komunikasi sangat diperlukan dalam kehidupan bersosialisasi, bahkan pada bidang pendidikan. Seorang guru harus
dibekali ilmu komunikasi agar apa yang disampaikannya dapat menjadi efektif dan murid dapat memahami pelajaran dengan mudah. Telah disepakati, bahwa fungsi
komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Dalam komunikasi istilah pendidikan dan pengajaran adalah dua
komponen yang saling melibatkan antara pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan.
Komunikasi dalam istilah pendidikan di kenal sebagai komunikasi instruksional instructional communication salah satu aspek fungsi komunikasi
untuk meningkatkan kualitas berfikir pada pelajar komunikan dalam situasi instruksional yang terkondisi.
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam tiga jenis, yakni: personal, kelompok, dan massa. Komunikasi personal yaitu komunikasi yang
ditujukan kepada sasaran tunggal. Komunikasi kelompok yaitu komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu. Komunikasi massa yaitu komunikasi yang
ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Komunikasi dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan termasuk
jenis komunikasi kelompok yang dilakukan oleh guru kepada kelompok atau murid.
5
Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan Komunikasi, Bandung: CV Mandar Maju, 1998, h. 58.
Dilihat dari segi tujuan komunikasi di lembaga pendidikan adalah mentransfer dan meningkatkan pengetahuan murid termasuk juga pengetahuan agama Islam.
Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam antara lain membentuk dan membina akhlak murid, karena akhlak merupakan salah satu ajaran pokok dalam Islam,
disamping aqidah dan syari’ah, bagi kehidupan manusia. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad saw dan menjadikannya suri tauladan yang baik bagi umatnya. Firman
Allah SWT:
ﻘ آ ْ ﺔ ﺣ ةﻮْ أ ﷲا لﻮ ر ْ ﻜ نﺎآ ْﺪ
ْا مْﻮ ْاو ﷲا اﻮﺟْﺮ نﺎ ﺮﺧ
اﺮْ آ ﷲا ﺮآذو .
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah”. QS. Al-Ahzab:21
Pembinaan akhlak bertujuan menuntun murid supaya meniru akhlak yang ditunjukkan Allah melalui rasul-Nya dan supaya murid tidak mengalami
penyimpangan perilaku, sehingga akan memiliki akhlak yang terpuji. Suatu perbuatan yang terpuji menurut pandangan akal dan syara hukum Islam di sebut
akhlak yang baik. Namun dalam era globalisasi ini, kita banyak mendengar berita tentang
tindakan kurang terpuji yang dilakukan oleh kalangan pelajar, sebagai contoh maraknya tawuran dan kekerasan antar pelajar bahkan penyalahgunaan obat-obatan
terlarang. Penyimpangan perilaku pelajar tersebut merupakan masalah bagi seluruh unsur dalam pendidikan, diantaranya guru,murid, orang tua, masyarakat dan
pemerintah. Khaerudin Ralia menyatakan bahwa seorang guru yang ideal antara lain harus memiliki kepribadian yang utuh dimana seluruh potensi intelektual, emosi,
cita, karsa, rasa, dan tingkah laku berjalan seimbang dan saling mengisi. Disamping itu, dia juga harus mengetahui setiap pribadi peserta didiknya yang berbeda-beda
psikologisnya.
6
Taman Pendidikan Al-Qur’an unit 373 At-Tahiriyah II yang dipimpin oleh Neneng Juairiyah, S.Pd. berdiri sejak tahun 1993 dan dikukuhkan oleh LPPTKA
BKPRMI DKI JAKARTA pada tanggal 1 Januari 2003. Dalam perkembangannya hingga saat ini, Lembaga Pendidikan Al-Qur’an LPQ unit 373 At-Tahiriyah II
menyelenggarakan Lembaga Pendidikan diantaranya Taman Kanak-Kanak Al- Qur’an dan Taman Pendidikan Al-Qur’an. Tujuan didirikan Lembaga Pendidikan
Al-Qur’an ini adalah untuk menyiapkan generasi qur’ani dan berakhlak mulia. Untuk itu, Penulis melihat, bahwa Taman Pendidikan Al-Qur’an ini merupakan sarana
pembelajaran yang memiliki peranan penting sekaligus juga berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan pesan-pesan agama terutama dalam pembinaan akhlak
anak. Berdasarkan pemikiran di atas, meneguhkan penulis untuk menyusun skripsi
dengan judul Komunikasi Instruksional Dalam Membina Akhlak Siswa Di Taman Pendidikan Al-Qur’an Unit 373 At-Tahiriyah II.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah